Chapter 8

831 48 11
                                    

Kyla pulang ke apartemen Ramond, cowok itu sudah duduk di sofa. Kyla pikir, cowok itu sudah pergi keluar seperti biasanya. Karena setahu Kyla, lelaki itu akan pergi saat jam sudah menunjukkan pukul jam sembilan malam. Tapi saat ini lelaki itu sedang duduk di sofa dengan sebelah tangan memegang gelas vodka. Kyla menatap meja sofa sudah berderet kaleng kosong. Kyla tidak tahu sejak kapan laki-laki itu hobi dengan alkohol. Terkadang Kyla berpikir apa yang membuatnya jatuh cinta dengan Ramond. Karena lelaki ini sama seperti Elmo, cowok brengsek yang bisa menyakiti orang yang dia cintai.

Lelaki itu tidak bisa lepas dari alkohol, wanita dan uang. Dengan uang ia bisa membayar siapapun, bahkan kekasihnya sekali pun. Dan dengan dalih mabuk, ia dapat meniduri perempuan mana saja. Lalu, apa alasan Kyla masih tetap bertahan dengannya? Apa alasan untuknya tetap mencintainya? Kyla ingat pertama kali ia bertemu dengan Ramond. Saat hari pertama kuliah di mulai. Sama seperti ucapannya dengan wanita-wanita lain, ia bermulut manis dan mengajaknya jalan. Ramond juga sudah sangat tahu latar belakang keluarganya. Dan Ramond sendiri tidak ragu menceritakan semuanya pada Kyla. Apa karena itu Kyla mencintainya? Bukankah itu hanya sekedar kasihan? Lalu, apa Kyla mencintainya atau kasihan dengan kesendirian Ramond? Atau karena mereka memiliki takdir yang sama? Sendiri.

Kyla berjalan ke dapur tanpa menoleh sedikit pun pada Ramond, dia masih enggan berbicara dengannya setelah apa yang dilakukannya kemarin. Kyla menuang air ke dalam gelas, namun ia terperanjat saat mendengar suara Ramond.

"Udah pulang?" Kyla terkejut saat Ramond sudah berada di belakangnya, memeluk pinggangnya. Kyla tak berkutik dari pelukannya Ramond, dia tidak tahu apa yang ia rasakan. Antara nyaman dan takut. Hembusan napas Ramond terasa di tengkuk Kyla. Dalam sesaat Kyla merasa Ramond sangat mencintainya. Dia membuang semua rasa takut dan kekecewaannya pada kekasihnya itu. Kyla mengingat bagaimana dulu dia sangat mencintai Ramond dan sangat membutuhkannya.

Dengan perlahan Ramond membalik tubuh Kyla dan membawanya ke sofa. Kyla memperhatikan kotak ponsel terbaru di meja. Ramond mengambil kotak ponsel itu lalu memberikannya ke Kyla.

" Lo simpen ini. Biar gue bisa tau lo di mana," Ucap Ramond. Kyla mengambil ponsel itu. Namun raut wajahnya tidak seperti dulu yang selalu bahagia jika membeli barang terbaru. Kyla memandang ponsel itu hanya sebagai alat komunikasi. Jika dia memakainya untuk mengakses media sosial, sudah pasti dia akan sakit hati membaca berita ayahnya.

Tangan Ramond membelai pipi Kyla. Tangan Ramond terasa sangat lembut, hal lain yang sangat membuatnya jatuh cinta pada lelaki dihadapannya. Tangan Ramond masih menggenggamnya dan dengan perlahan dia menarik Kyla ke pangkuannya di sofa," Darimana aja lo seharian?" Tanya Ramond pada Kyla. Ramond menatap kekasihnya yang terlihat bingung dengan sikapnya malam ini.

"Main sama Fanya, Lexa dan Gita," Jawab Kyla. Dia merasakan tangan Ramond yang terasa di punggungnya.

"Besok kabarin ya kalau pulang malem," Kyla hanya mengangguk. Ramond mendaratkan kecupan lembut pada bibir Kyla. Detik awal ciuman Ramond terasa biasa, sangat lembut dan membuat Kyla terbuai. Namun secara perlahan ciuman itu terasa menuntut. Kyla mencoba untuk menghentikan ciuman Ramond. Namun lelaki itu seakan tidak mempedulikan penolakan Kyla. Dia menahan tengkuk Kyla dan merapatkan tubuh Kyla ke sofa, dan menciumnya dengan sangat dalam. Merasakan bibir manis yang sangat diinginkannya. Kyla sempat terbuai dalam pelukan Ramond dan merasakan cumbuan panas lelaki itu.

Kyla semakin waspada saat ciuman Ramond perlahan turun dan mengecup rahang Kyla. Ramond tidak lagi mempedulikan apapun. Tak hanya sebuah ciuman, tangannya pun mulai menjalar di balik kaos yang Kyla kenakan. Kyla merasa semakin tidak nyaman dengan ciuman dan sentuhan Ramond. Tangan Kyla tak kuasa menahan jemari Ramond, dia kesulitan menahan ciuman dan sentuhan Ramond yang semakin lama semakin membuatnya cemas. Dengan sangat ragu Kyla menahan tangan Ramond dan berucap," Ram, lepas." Pinta Kyla. Kyla ketakutan dengan sentuhan dan sikap Ramond. Lelaki itu mencengkram kedua tangan Kyla. Sementara tangannya yang lain berusaha untuk membuka pakaian Kyla. Kyla pernah berharap pada Tuhan agar dia memberikannya lelaki yang bisa menjaganya. Tapi kenapa tuhan memberikan seorang Ramond untuknya? Kyla masih terus berusaha mengelak, dan lagi-lagi isakan keluar dari bibirnya," Ram... please..."

Ramond terdiam beberapa saat, lelaki itu menatap Kyla yang sudah kembali menangis dan tanpa berkata apapun Ramond beranjak dari atas Kyla. Ramond mengambil jaketnya dan pergi dari apartemen setelah membanting satu pajangan. Kyla meringkuk dan menangis, ia benar-benar takut. Bayangan Gita yang kehilangan kewarasannya karena Elmo memperkosanya. Dan Kyla sempat berpikir kalau ia akan sama seperti Gita.

****

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang