chapter 12

575 38 0
                                    


Pagi-pagi Kyla terbangun dengan Ramond yang memeluknya. Kyla menatap Ramond yang masih tertidur. Tangannya terulur dan bermain di rambut hitam kecoklatan lelaki itu. Kyla ingin tertawa saat mengingat kejadian tadi malam. Dia hampir saja terbuai dengan ciuman Ramond yang ternyata ciuman itu tidak menakutkan jika Kyla menerimanya dengan suka rela. Hanya saja pikirannya terlalu jauh, sehingga dia selalu takut disaat Ramond mulai menyentuhnya. Dan hal yang membuatnya ingin tertawa di saat mereka hampir kehilangan kesadaran seorang pengantar makanan datang dan mengembalikan kesadaran mereka. Kyla merasa beruntung dan menghembuskan napas lega, karena kalau tidak sudah bisa dipastikan dia akan benar-benar menyerahkan tubuhnya pada Ramond malam itu. Dan entah dia tidak akan bisa menyalahkan siapapun, karena dia sendirilah yang menginginkannya.

Suara ketukan pintu membuat Kyla beranjak dari kasur. Dia merapikan bathrobe-nya yang sedikit berantakan dan membuka pintu. Seorang pelayan mengantarkan pakaian mereka dan memberikannya pada Kyla. Setelah menerimanya, Kyla kembali menutup pintu dan menaruh pakaian mereka di sofa.

"Bajunya udah sampe?" Tanya Ramond yang baru saja terbangun dan mengucek matanya. Kyla mengangguk dan terpana melihat wajah Ramond saat bangun tidur yang ternyata sangatlah lucu. Rambutnya yang acak-acakan, matanya yang seperti anak kecil tapi tidak pada tubuhnya. Kyla menggelengkan kepalanya, dia memikirkan apa yang dilakukan pacarnya itu semalam. Dan baru kali ini Kyla mendambakan tubuh lelaki itu. Rasa gugup itu seakan kembali datang, membuat pipi Kyla merona.

"Gak usah dipikirin, kalau mau dinikmatin aja."

Kyla menoleh dan melihat senyum mesum pacarnya itu. Tanpa mempedulikan perkataan Ramond, Kyla pergi meninggalkan lelaki itu ke kamar mandi. Gelak tawa Ramond terdengar dari luar membuat Kyla ikut tersenyum malu dengan tingkahnya.

****

Liburan bersama Ramond kemarin sangat berkesan untuk Kyla. Dia bisa melupakan seluruh masalah mereka dalam beberapa waktu dan menikmati kota bandung. Ramond menjadi sangat romantis dan membuat Kyla merasa sangat dicintai lelaki itu. Ramond melakukan apapun yang Kyla inginkan, dari pergi ke tangkuban perahu, ke gedung sate, sampai makan seafood dipinggiran. Dan baru kali ini Kyla merasa mereka benar-benar seperti kencan. Ramond menggenggam jemarinya, sesekali memeluknya dan melemparkan ciuman di pipi dan kening Kyla.

Setelah lelah berlibur, pukul tujuh malam mereka kembali ke Jakarta. Dan kyla tidak tahu apa semua akan tetap sama, atau akan kembali seperti awal. Tapi dari cara Ramond memberikan ucapan selamat tidur pada Kyla, membuat cewek itu semakin luluh pada ciuman Ramond. Ciuman yang benar-benar sekilas dan tanpa pemaksaan.

Kini mereka kembali ke rutinitas kampus yang membuat tubuh Kyla terasa remuk dengan praktek, tugas, dan gosip seluruh kampus tentang dirinya. Gossip yang merebak seperti burung kilat yang menyebar dengan cepat. Kyla tahu kebencian semua orang itu karena keangkuhannya dulu, tapi apa salah jika dia mempertahankan kekasihnya? Kyla tidak tahu dimana letak kesalahannya. Apa karena dia terlalu mencintai Ramond, atau karena dia yang terlalu di cinta Ramond. Sampai-sampai seluruh kampus membencinya dan ingin merebut Ramond darinya.

Memasuki apartemen Kyla langsung merebahkan tubuhnya di sofa, ia merasa lelah dengan perjalanan dan kemacetan. Dan bukan cuma jalanan yang membuatnya lelah, tapi pembicaraan orang-orang tentangnya. Kasus papa yang menjadi sangat besar dan selalu ada dalam berita tv. Dia juga memikirkan keluarganya yang sudah tidak memiliki apapun, sampai pembicaraan beberapa anak kampus tentang dirinya yang menjadi pelacur Ramond. Kyla ingin marah, tapi semua yang dikatakan orang-orang itu adalah benar. Tapi Kyla sedikit merasa lega saat Ramond sendiri yang berucap di depan wanita-wanita sialan itu. Kekasihnya itu berkata,"Mau seburuk apapun dia, itu adalah cewek gue. Bukan urusan kalian untuk komentarin kehidupannya." Spontan cewek-cewek itu pun terdiam dan pergi dari hadapan Ramond. Karena Kyla tahu Ramond memiliki pandangan yang sangat menyeramkan saat sedang marah.

Ramond berjalan ke arah sofa dan membawa dua kaleng bir yang langsung disambar oleh Kyla. Ramond terdiam sesaat dan tersenyum. Lelaki itu duduk di samping Kyla dan merangkulnya.

"Tumben temen-temen lo gak ada suaranya," Ucap Ramond. Kyla meminum birnya dan bersandar di dada Kyla.

" Alexa lagi shooting, Fanya lagi banyak tugas kayaknya," Jawab Kyla.

Ramond hanya mengangguk dan meneguk bir yang baru di bukanya, sambil berkata,"Gue denger Gita ngilang. Udah jadi gosip heboh di kampus sekarang."

Kyla meneguk habis birnya dan menoleh pada Ramond dan bertanya," Kenapa? Lo merasa kehilangan juga, gitu?" Dengan sangat tiba-tiba Ramond mendaratkan ciuman di bibir pacarnya itu. membuat Kyla merona. Ramond semakin sering menggodanya, tidak hanya kecupan singkat, juga berupa ciuman panas yang membuat Kyla juga tergoda. Dan dia tidak lagi mengelak dari setiap ciuman yang Ramond berikan.

"Cemburuan banget sih lo," Ucap Ramond. Kyla mencoba menormalkan detak jantungnya, tapi sepertinya ia gagal, karena ia masih merasa gugup. Semenjak malam itu, mereka tidak lagi bertengkar. Ramond juga sudah melupakan kebiasaannya memanggil pelacur. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Seperti pergi nonton, makan di luar, atau hanya sekedar jalan-jalan. Terkadang Ramond mengikuti Kyla saat pergi bersama teman-temannya. Tapi tentunya tidak membawa Ramond ke tempat Gita. Dan mereka juga sering mengunjungi mama Kyla di hari libur.

Ramond kembali menarik Kyla pada pelukannya. Menyandarkan tubuh Kyla lebih nyaman di dadanya. Kyla membiarkan kepalanya bergelung semakin nyaman, merasakan tangan Ramond memeluknya dengan hangat.

"Gue bukan kehilangan. Cuma aneh aja, dia bisa hilang dengan mendadak gitu," Jelas Ramond. Kyla tahu itu memang cukup aneh untuk semua orang yang mengenal Gita. Entah sudah berapa orang yang bertanya kemana perginya Gita. Mungkin tidak melalui dirinya, karena orang-orang sudah terlalu malas untuk berbicara dengannya. Anak-anak kampus lebih sering bertanya ke Fanya yang dibalas dengan ketus oleh cewek itu,"Terserah dia sih! Kayak lo emaknya aja yang biayain kuliahnya!"

Tapi mereka melakukan itu semua untuk kebaikan Gita juga. Elmo sudah benar-benar menghancurkannya. Walau dia sudah mau kembali berbicara, tapi Kyla masih melihat kesedihan di matanya. Seminggu sekali mereka harus datang ke Villa dan menghubunginya sesering mungkin. Psikolog kenalan Lexa juga selalu datang untuk mengontrol keadaan Gita. Walau ada pembantu yang menjaga Gita, tetap saja mereka cemas. Adiknya Lily untuk sementara tinggal di rumah Fanya. Tadinya gadis itu tidak mau meninggalkan kakaknya, tapi setelah Kyla, Lexa dan Fanya bicara, dia mulai mengerti dan tidak ingin membuat kakaknya merasa sedih karena adiknya putus sekolah hanya karena dirinya. Jadi sama seperti teman-teman kakaknya itu, lily akan datang ke Villa di hari libur bersama mereka.

Ramond mengambil kaleng bir Kyla, lalu mendongakkan wajahnya. Dengan santai ia melumat bibir Kyla. Membuat Kyla ebah di atas tubuh Ramond. Dan membalas ciuman Ramond yang semakin lama, semakin menjadi candu untuknya.

"Gue yakin, dia ada di tempat yang aman," Ucap Ramond. Dari tatapannya Kyla sadar, laki-laki ini tahu apa yang Kyla dan teman-temannya lakukan.

"Itu untuk kebaikan Gita. Si brengsek itu udah bikin Gita hampir gila," ucap Kyla dengan emosi. Ramond hanya tersenyum dia kembali merengkuh Kyla, membuat keduanya tanpa jarak. Tangannya membelai rambut hitam Kyla dan menyampirkannya di telinga gadis itu.

"Brengsekan mana, gue apa Elmo?" Tanya Ramond.

"Sama aja!" Balas Kyla, Ramond tertawa dengan jawaban ketus Kyla. Lelaki itu kembali mencium bibir Kyla dengan gemas. Menahan tengkuk gadis itu dan melumatnya lebih dalam. Kyla pun mengalungkan tangannya di leher Ramond dan membalas ciuman lelaki itu. Cinta itu adalah ketakutan. Ketakutan untuk memulai sebuah ikatan, karena takut akan sebuah perpisahan. Namun cinta juga adalah keberanian, membuka sebuah perasaan dan membaginya dengan cara yang berbeda-beda. 

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang