chapter 20

492 41 6
                                    


Ramond menatap Kyla yang sudah tidur di kamar mereka. Kedua sahabat Kyla menghubunginya dan menyuruhnya segera pulang. Setelah menceritakan apa yang terjadi pada Kyla tadi di kampus keduanya pamit pergi meninggalkan Kyla yang sudah tertidur. Ramond merasa menyesal, semua terjadi karena dirinya. Kalau saja dia tidak menggoda begitu banyak wanita, hanya agar dia tidak perlu menyakiti Kyla dan memaksanya untuk memuaskannya. Mungkin cewek-cewek itu tidak akan menjadi seberingas itu. Ramond menarik napas dan menghembuskannya, tangannya membelai rambut Kyla dan memberi ciuman di kening wanitanya. Ramond tahu siapa yang melakukan itu semua dan tidak sulit untuknya membalas dengan apa yang mereka lakukan pada Kyla.

Ramond melepaskan kaos yang dikenakannya dan merebahkan tubuhnya di samping Kyla. Ia masih tertidur nyenyak. Entah mimpi indah atau mungkin mimpi buruk yang menemaninya. Dia menarik Kyla semakin mendekat dan memeluknya. Dirinya begitu berusaha untuk membahagiakan wanita yang berada di dalam pelukannya, tapi semakin lama Ramond hanya melihat air mata yang terlihat di wajah cantik Kyla.

"Kalau emang lo sayang sama Kyla. Jangan jadiin dia barang simpenan lo. Buat status yang jelas, agar dia gak tersiksa karena kebodohan lo,"  ucap Fanya sebelum ia beranjak pulang. Bagaimana dia membuat sebuah hubungan? Kalau dia sendiri takut pada sebuah ikatan. Karena saat seseorang terikat, mereka juga harus siap kehilangan. Ramond semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya dilekukan leher Kyla. Sudah cukup seperti ini, karena mereka tidak akan terpisah. Selama mereka saling memiliki satu sama lain.

****

Ramond mencengkram jemarinya dengan keras dan menahan emosinya agar tidak meledak. Ramond sudah memperingati siapapun orang suruhan mereka untuk menutup mereka rapat-rapat, karena mereka bukan hanya akan kehilangan pekerjaan, melainkan nyawa mereka. Tapi sepertinya tante Ria dan Chanisa bekerja lebih keras darinya. Ramond sudah berusaha untuk berlari sejauhnya dari mereka, tapi mereka seperti bayangan setan. Mereka tetap mencarinya dan berniat untuk menariknya ke dalam lingkaran setan yang mereka buat.

Dia sangat terkejut saat sepupunya itu tiba-tiba saja memasuki rumah pribadinya ini dengan tanpa dosa. Memeluknya di depan Kyla dan mencium pipinya hampir diujung bibir Ramond. Pria itu tidak mengerti apa yang sebenarnya Chanisa rencanakan, tapi yang dia lihat sepupunya itu sengaja ingin membuat Kyla cemburu dan marah padanya. Dan setelah melihat itu, Kyla memilih untuk meninggalkan mereka dan pergi ke kamar.

Ramond tidak membencinya, hanya saja dia tidak menyukai cara tante dan anaknya ini mengikatnya. Chanisa dan Tante Ria, satu-satunya keluarga yang dia miliki, tapi keduanya hanya memanfaatkan keadaan. Karena Ramond yang tidak menyukai perusahaan, Tante Ria memberi perintah pada Ramond untuk menikahi Chanisa. Perintah yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Ramond. Karena bagi Ramond, Chanisa hanyalah kakak sepupunya. Tidak lebih.

Awalnya Ramond sudah merasa cukup tenang karena Chanisa dan ibunya tinggal di luar negeri. Tapi karena urusan semua perusahaan tetap harus di bawah kendali Ramond, mereka kembali ke Jakarta dan lagi-lagi memaksa Ramond untuk menikahi Chanisa. Karena kakeknya melarang Ramond untuk menyerahkan hak kuasa pada orang lain, kecuali istri Ramond kelak.

"Gue mau pake kamar di atas yang menghadap ke taman. Cewek lo itu tolong suruh keluar," ucap Chanisa dengan wajah menyebalkan. Ramond tidak tahu kapan Chanisa berubah menjadi memuakan seperti ini. Padahal sewaktu mereka kecil dulu, Chanisa sangat manis dan baik. Bagi Ramond, Chanisa seperti dewi pelindungnya sewaktu kecil. Setiap kali tante Ria memarahinya, mengekangnya dan memaksakan Ramond untuk belajar dengan sangat keras. Chanisalah yang menjadi pelindung dan teman bermain. Dia akan menarik Ramond ke loteng atas dan mereka akan bersembunyi sekaligus bermain di sana. Tapi saat sepupunya itu mulai masuk ke dalam dunia bisnis, semuanya berubah dan sikap angkuh tante Ria menurun pada anaknya ini.

"Lo bukan tuan putri di sini. Pilih kamar lain dan jangan ganggu Pacar gue!" Ucap Ramond. Dia memasuki kamarnya dan menutupnya rapat-rapat. Kyla hanya terdiam sejak kedatangan Chanisa. Dia tidak bertanya atau mengusir Chanisa. Padahal Ramond membuat rumah ini untuk dirinya dan dia memiliki hak untuk mengusir siapapun.

Ramond mendekati Kyla yang berdiri di depan jendela besar kamarnya. Dia memeluknya dan menyandarkan kepalanya di bahu Kyla. Wanita itu masih terdiam sejak kedatangan Chanisa. Kyla menghela napas dan bertanya dengan suara lirih," Kapan lo mau jelasin semuanya ke gue, Ram? Sampai kapan gue jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa kayak gini?" tanya Kyla. Ramond semakin mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di leher Kyla.

"Gue selalu merasa lo adalah milik gue. Tapi kenyataannya lo adalah milik orang lain," Ucapnya lagi.

Ramond mengecup  pipi Kyla. Lalu berkata," Gue milik lo. Lo harus yakin itu." Ucap Ramond menegaskan. Ramond hanya memeluk wanita itu, semuanya tidak bergerak dalam beberapa waktu. Kyla ingin mempercayai semua perkataannya, tapi hatinya mengatakan akan ada bom waktu yang akan meledak. Entah Dia, Ramond, atau wanita bernama Chanisa itu yang akan hancur. 

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang