chapter 16

518 47 1
                                    

Ramond membelai punggung Kyla yang terpampang olehnya. Kekasihnya tertidur dalam pelukannya setelah percintaan yang mereka rasakan. Dia sempat menangis, mungkin ketakutan yang sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Ramond mengeratkan pelukan dan menaikan selimutnya. Agar kekasihnya tidak merasa kedinginan, menggigil karena ketakutan yang dia ciptakan sendiri.

Ramond menatap wajah Kyla yang terlihat damai di hadapannya. Ramond menunduk dan mengecup bibir Kyla singkat. Setelah tiga tahun, akhirnya gadis ini menjadi miliknya. Ramond tidak begitu percaya dengan sebuah ikatan pernikahan. Keluarganya mengajarkan sebuah ikatan pasti akan putus. Tapi sebuah hubungan tidak akan pernah lepas. Seperti ibunya yang mencintai ayahnya yang pergi entah kemana. Pada akhirnya dia tersiksa dan mati. Kakak ibunya juga mengalami hal yang sama, dia bercerai dan menjadi wanita yang dingin dan gila kekuasaan.

Ramond pernah tinggal bersama wanita itu semasa kecil. Wanita itu terlihat membencinya hanya karena dia menjadi pewaris perusahaan dari keluarga Edwindara. Dalam keluarga Edwindara, hanya anak laki-laki yang akan meneruskan perusahaan. Dan kesialan itu terjadi pada dirinya. Walau dia lahir dalam ketidakinginan, kakeknya tetap menurunkan hak waris padanya. Dan itu yang membuat tantenya itu menekan kehidupannya. Walau dia memilih untuk tidak mempedulikan perusahaan, tetap saja akan ada masanya dia harus memegang untuh perusahaan itu. sungguh kesialan yang tidak ada jalan keluar.

Ramond kembali menatap Kyla, dia berharap Kyla tidak seperti wanita lainnya yang menjadikan ikatan menjadi sebuah tujuan hidup. Karena baginya, sudah cukup untuknya memiliki Kyla dengan caranya. Lalu, apa yang akan dia lakukan jika nanti Kyla menuntut sebuah ikatan? Dia atau Kyla yang akan berjalan mundur?

*****

Ramond memperhatikan Kyla yang terlihat menghindarinya. Sejak tadi dia bangun Kyla terlihat menghindar dan enggan untuk bertatap muka dengannya. Ramond memperhatikan Kyla yang terlihat serius memanggang roti. Ramond yakin kekasihnya itu bukan memikirkan cara membalik roti. Otak kekasihnya itu sedang terputar, memikirkan hal lain dari sekedar membalik roti.

Karena ketidaksadaran Kyla yang berniat untuk membalik roti, malah melukai tangannya yang bersentuhan dengan teflon panas. Ramond berjalan mendekati Kyla dan menarik tangannya. Meyakinkan tangan yang mencengkramnya dengan sangat erat semalam terluka. Ramond memberikan kecupan di jemari itu, namun kekasihnya itu menghindar dari tatapannya.

Kyla masih enggan untuk menatapnya, ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Ramond. Namun tangan lelaki itu seperti memiliki lem yang erat. Dengan mudah Ramond membawa Kyla menjauhi kompor setelah mematikannya. Ramond mengambil obat salep dan mengolesi di tangan Kyla. Lukanya tidak terlalu parah, tetapi akan berbekas jika tidak segera di beri obat. Diam-diam Ramond menatap Kyla, memperhatikan wajah Kyla yang enggan menatapnya. Tanpa sadar Kyla meringis pelan saat tangannya terasa panas.

"Gue suka desahan lo," Ucap Ramond membuat Kyla mendongak dan menatapnya galak. Namun raut wajahnya itu tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya, membuat Ramond tidak bisa menahan senyumnya.

"Bisa gak otak lo waras sedikit. Hilangin pikiran mesum lo itu," Omel Kyla.

"Lonya aja yang pikirannya kotor. Guekan cuma komentar desahan lo yang sekarang. Bukan yang semalem," Balas Ramond. Belum sempat Kyla membalas. Ramond sudah mendudukan Kyla di bangku dan lelaki itu berjalan kembali ke kompor. Meneruskan pekerjaan Kyla. Dengan mudah dia membalik roti untuk mereka.

Dia tidak tahu apa yang ia rasakan. Dia tidak menyesali apa yang dilakukannya semalam. Walau dia menangis setelah mereka melakukannya, tapi sedikit pun dia tidak menyesal. Karena dia melakukannya atas kesadarannya sendiri. Kyla memperhatikan Ramond yang menaruh empat roti di piring dan memberi selai di atasnya. Laki-laki itu berjalan mendekatinya dan menaruh satu tangkup roti bakar coklat untuknya. Ramond duduk di hadapannya dan meneguk kopi seperti biasa. Mungkin baginya itu adalah hal yang biasa, karena entah sudah berapa wanita yang sudah dia hangatkan. Tapi bagi Kyla ini adalah hal yang baru dan Kyla tidak pernah tahu kemana ujung dari hubungan mereka.

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang