Radja memasukan semua barang-barangnya ke dalam koper lalu menutupnya dan menyimpannya di dekat pintu kamarnya. Radja merebahkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya sebentar untuk merilekskan pikirannya.
Suara kenop pintu terbuka terdengar membuat Radja kembali membuka matanya dan melihat Bimo yang tengah tersenyum lebar kearahnya.
"Nih."
Bimo melemparkan satu minuman cokelat boba padanya.
"Enak, coba aja. Kesukaan gue." ucap Bimo memperlihatkan minumannya yang sudah hampir tersisa setengahnya.
"Tumben baek." ucap Radja lalu menusukan sedotan itu dan meminumnya.
"Kali-kali aja kan, lagian cokelat itu peningkat mood. Gue tau kalo lo lagi nggak mood seharian ini." ucap Bimo.
"Wah, Bim. Lo cenayang ya?" tanya Radja.
"Yaelah, kalo ngomong nggak pernah di saring ya. Semua orang juga pasti bakalan berpikiran sama kayak gue, dari raut wajah lo itu keliatan semua." jelas Bimo.
Tubuh Bimo masih asyik bersandar di daun pintu.
"Gue juga tau kalo lo pergi ke Norway salah satu alesannya itu Aluana." ucap Bimo santai.
"Sotoy banget." ucap Radja mengelak.
"Kalo lo sampe mutusin buat pergi dari sini, berarti hal ini bukan main-main buat lo. Gue tau lo, Dja. Banget malahan. Gue yang paling tau lo daripada Gelar sama Sam. Gue tau lo sakit kan lihat Aluna sama Sam?" ucap Bimo.
"Aduh, bobanya enak banget. Kenyel-kenyel gitu. Beli dimana nih?" tanya Radja menggoyangkan minumannya dan meneliti detail.
"Jangan mengalihkan pembicaraan." tegur Bimo.
"Bim, lo nggak bakalan ngerti jadi gue." cicit Radja pelan.
"Emang! Gue emang nggak bakalan bisa ngerti jadi lo, tapi seenggaknya gue bisa ngerti gerak-gerik lo. Lo nggak pikirin lagi semua ini?"
Radja menggeleng. "Keputusan gue nggak bisa di ubah lagi."
"Kenapa sih, lo keukeuh mau pindah?" tanya Bimo.
"Gue pengen suasana baru aja, Bim. Gue nggak mau sakitin hati siapapun disini, termasuk Sam sama Aluna. Gue tau Sam cinta sama Aluna, dia bisa jaga Aluna lebih dari gue jaga Aluna."
"Tau darimana lo kalo Sam bisa jaga Aluna kayak lo jaga Aluna?" tanya Bimo.
"Karena gue tau, Sam itu kayak gimana." ucap Radja.
"Lo tau Sam kayak gimana, tapi sayangnya Sam nggak pernah tau lo itu kayak gimana!"
"Jujur, gue kesel sama dia. Disini emang bukan salah siapa-siapa, Sam emang yang lebih kenal Aluna lebih dulu daripada lo. Dia udah coba deketin Aluna dengan caranya dia tapi itu salah menurut gue, dan lo. Lo terjebak diantara ceritanya Aluna sama Sam, Dja."
"Terus, lo tuh kayak di paksa buat bikin satu cerita antara lo sama Aluna. Padahal, lo sendiri nggak tau mau bikin cerita itu kayak gimana. Jadi disini, ada dua cerita. Tentang lo sama Aluna, dan Sam sama Aluna. Kalian itu beda cerita, bukan satu."
"Kenapa gue bilang satu? Karena cerita Aluna belum selesai sama Sam, dia masih harus beresin semuanya. Baru dia bisa mulai semua kisah sama lo." jelas Bimo.
"Aluna tau kalo lo mau pindah?" tanya Bimo.
"Gue nggak mau dia tau."
"Kasih tau, Aluna. Dja. Seenggaknya, kalopun lo ninggalin dia sekarang. Tapi lo harus tetep kasih tau dia supaya dia nggak makin terpuruk karena lo ninggalin dia tiba-tiba." ucap Bimo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Radja ✔️
Подростковая литература{HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU KARENA SEBAGIAN CERITA AKU PRIVATE, TERIMA KASIH} ---- "Kita nggak bisa sama-sama." ucap Radja. "Kasih aku satu alasan, kenapa kita nggak bisa sama-sama?!" tanya Aluna dengan menekankan setiap katanya. Radja menghela na...