Duapuluhtiga || Putus 🌻🌙

1.4K 62 0
                                    

"Nda, Papa. Aluna pergi ke sekolah dulu ya. Assalamualaikum." teriak Aluna dari arah pintu.

"Waalaikumsalam hati-hati, Lun!" ucap Liana.

Saat Aluna akan membuka pintu rumahnya dirinya terlonjak kaget ketika ada seseorang di hadapannya dengan tersenyum lebar.

"Astagfirullah." ucap Aluna mengusap dadanya pelan.

"Ganteng gini jangan samain sama setan dong, Lun." ucap Radja.

"Kak Radja ngapain disini?" tanya Aluna.

Radja tersenyum lebar, ia lalu mengusap lembut rambut Aluna.

"Jemput kamulah."

"Tumben banget." ucap Aluna.

Radja memang jarang menjemput Aluna untuk ke sekolah sejak permasalahannya. Dan sekarang, Radja mengambil kesempatan untuk bisa menikmati hari bersama Aluna.

"Gaboleh emang?"

"Ya bukan gitu, bukannya Kakak marah ya sama aku?" tanya Aluna.

Radja lagi-lagi tersenyum membuat matanya menyipit. "Nggak boleh marah berkepanjangan, Lun. Kan nggak baik."

"Maaf ya buat kemarin." ucap Radja.

"Ayo, nanti bisa telat." ucap Radja menarik tangan Aluna.

"Eh, Kak. Aku mau ngomong dulu." cegah Aluna menahan tangan Radja yang menarik tangannya.

Radja menoleh kearah Aluna yang berada di belakangnya.

"Nanti aja ya."

•••

Aluna menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia turun dari motor Radja dengan pelan-pelan. Radja membuka helmnya dan menoleh kearah Aluna yang sibuk menutupi wajahnya dengan tangannya.

"Kamu kenapa sih, Lun?"

"Malu, Kak. Dilihatin banyak orang." ucap Aluna.

"Biarin aja, kan mereka punya mata. Fungsi mata itu buat melihat." jelas Radja cuek.

Radja menggenggam tangan Aluna menuju koridor sekolah, sedangkan Aluna menahan tangan Radja membuat Radja memberhentikan langkahnya.

"Kenapa lagi, Luna?" ucap Radja geregetan menatap Aluna.

"Aku kebelet pengen ke toilet, ini lepas dulu." ucap Aluna membuat Radja spontan melepaskan genggaman tangannya bersama Aluna.

Aluna berjalan kecil menuju toilet perempuan, sedangkan Radja lelaki itu masih setia menunggu perempuannya selesai di dalam toilet. Ia juga tersenyum ketika toilet ini lah yang mempertemukan dirinya dengan Aluna untuk kedua kalinya.

Entahlah kapan Radja mulai jatuh hati pada Aluna, ia juga tak paham betul. Tapi bagi Radja, perasaannya untuk Aluna itu memang nyata. Bukan hanya sekedar suka, melainkan cinta.

Radja memang belum pernah seperti ini, mencintai seseorang sebegitu kuatnya. Bahkan dulu dengan Salsha, Radja tak seperti ini. Buktinya, walaupun Salsha orang yang sangat berarti baginya kini ia bisa melupakannya saat pertama kali Radja masuk ke dalam dunia Aluna.

Aluna terlalu jauh membawa Radja ke dalam dunianya, hingga Radja pun tak tahu bagaimana ia harus keluar dari dunia itu. Radja selalu berfikir, jika dunia Aluna terlalu indah untuk dirinya yang biasa-biasa saja.

Radja ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang