Radja terus menendang apa saja yang berada tak jauh dari jangkauannya, ia sangat kesal melihat Aluna dan juga Sam yang begitu mesra di atas panggung.
Seperti sepasang kekasih yang saling merindukan satu sama lain, Radja tahu sorot mata Sam pada Aluna.
Ia juga sama lelaki, sorot matanya berbeda ketika menatap Aluna. Sebuah tatapan memuja.
Ia duduk di bawah pohon rindang, mengacak rambut yang sedikit gondrong itu dengan asal. Ia menatap kosong ke depan, lalu menghembuskan nafasnya kasar.
Kemeja panjang putihnya ia gulung sampai sikut, lalu mengambil sebungkus rokok yangbberbungkus warna merah itu kemudian mengambilnya sebatang. Di selipkannya rokok ke sela bibirnya lalu menghidupkan pematiknya.
"Kenapa disini sendirian?"
Suara lembut milik seseorang membuat Radja menoleh dan menyelipkan rokoknya di antara jari telunjuk dan kanannya.
"Aluna?"
Aluna berjalan mendekat kearah Radja, duduk di samping lelaki itu dengan tersenyum. Ia menatap penampilan lelaki itu dari atas sampai bawah.
Kemeja putih yang sangat pas di tubuh Radja di padukan dengan celana jeans robek serta sepatu vans old skool hitam membuat Radja semakin menawan.
Apalagi rambutnya yang sedikit berantakan, serta rokok di tangannya membuat Radja semakin tampan dan terlihat nakal.
"Ngerokok lagi?" tanya Aluna.
Radja menatap Aluna sekilas lalu kembali menghisap rokoknya, tak memperdulikan perempuan itu.
"Aku nggak bakalan larang Kakak buat berhenti ngerokok kok, aku juga nggak bakal paksa Kakak buat nggak berantem lagi. Itu terserah Kakak, kalau Kakak sayang diri Kakak sendiri, Kakak pasti berhenti." ucap Aluna tersenyum.
Radja terdiam, bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan kata sedikitpun. Matanya hanya menatap Aluna.
"Jangan ngerasa sendiri, Kak. Banyak kok yang sayang Kakak." ucap Aluna.
"Gabung sama yang lain yuk? Daripada sendirian disini, udah malem aku takut Kakak kenapa-napa." ucapnya tersenyum.
"Gue bingung sama lo, kenapa sering banget senyum? Nggak keram?" tanya Radja polos.
Aluna tertawa. "Nggaklah, senyum kan ibadah. Makanya, belajar senyum. Biar tambah ganteng."
Aluna mengangkat tangannya lalu menarik kedua ujung bibir Radja menjadi sebuah lengkungan senyuman oleh jarinya.
"Nah, gini kan lebih ganteng."
"Yuk."
Aluna membantu Radja berdiri, sedangkan Radja mulai membuang rokoknya dan menginjaknya kemudian mengekori Aluna yang menarik tangannya.
Sesampainya di pinggir lapang yang cukup luas yang sudah di sulap menjadi sebuah tempat yang memukau. Dengan setiap ujung di kelilingi stand-stand berbagai macam makanan dan minuman.
Di atas juga bergantungan lampu-lampu yang berkelap-kelip menghiasi, membuat malam semakin terlihat indah. Di tambah dengan alunan musik yang tengah mengalunkan lagu melonkonus membuat suasana menjadi menghangat.
Aluna tertawa kecil ketika matanya tak sengaja menangkap Bimo yang tersandung oleh batu membuatnya terjatuh dan kepalanya membentur meja stand.
![](https://img.wattpad.com/cover/209130278-288-k761620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Radja ✔️
Novela Juvenil{HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU KARENA SEBAGIAN CERITA AKU PRIVATE, TERIMA KASIH} ---- "Kita nggak bisa sama-sama." ucap Radja. "Kasih aku satu alasan, kenapa kita nggak bisa sama-sama?!" tanya Aluna dengan menekankan setiap katanya. Radja menghela na...