Shanju
Lo berangkat les dr sekolahan kan?
Iya kak, langsung kok.
Sama siapa?
Shani
LO SERIUS JALAN SAMA SI TIO DEK?
Apaan sih kak, gausah alay.
GAUSAH AJARIN DIA MACEM-MACEM. LO TUH YA ASTAGA HERAN GUE.
Kenapa sih kak? Jeleous lo?
Gak deh gapapa, temenan aja ama dia terus deketin. Biar lo ketularan pinter kaya dia. Bosen gue punya adek bego.
What? Emang dia sepinter apasih?
Katanya gebetan tapi gak tau. Cari tau sendiri sono.
Kak 😒
Have fun deh, bye. Tar balik sekalian ama dia ya. Males gue jemput lo.
....
Akupun menghela nafas setelah menutup ruang obrolanku dengan kak shania. Punya kakak satu kenapa ngeselin sih.
Kamipun sampai di parkiran toko buku.
"Kakak ikut aku atau?" Tanyaku kemudian sebelum turun dari mobilnya.
"Ikut kok, bentar ya." Jawabnya, kemudian menata rambutnya, memasukkan kemeja casualnya, dan tidak lupa memasang kacamata kunonya.
Shani cupu is back
Kami pun turun dan segera menuju rak buku bahasa yang aku cari. Ia pun dengan teliti mencari buku rekomendasi yang aku sebut asal kemarin.
"Yang ini kan ge?" Tanya dia kemudian sambil mengacungkan sebuah buku bersampul biru.
"Iya kak. Kakak mau cari buku lain nggak?" Tawarku kemudian sambil menerima uluran buku tersebut padaku.
"Adasih, pengen nyari bukunya dan brown yang baru. Tapi kayanya di sini terjemahan semua. Nanti ajadeh aku cari online." Jawabnya ringan sambil berjalan menuju kasir. Akupun hanya mengikutinya.
Sejak kapan sikapnya jadi mendominasi? Kemana kak shani yang cupu super gugup kemarin? Kenapa jadi gracia yang pendiam dan nurut gini ya?
"Aku tunggu di mobil ya," katanya kemudian. Lalu pergi meninggalkanku di antrian kasir yang lumayan panjang ini, setidaknya ada 3 orang di depanku. Dasar cowok, main tinggal aja. Gatau apa aku laper, atau nggak dianya yang nawarin antriin gitu.
Aduh kenapa jadi berekspektasi gitu sih ke kak shani. Tahan gre, gaboleh. Akupun hanyut dalam pikiranku sendiri hingga tiba bagianku dan akupun menyelesaikan pembayaran buku ini.
Keluar dari toko buku, akupun memicingkan mata karna melihat mobil kak shani masih kosong. Kemana dia? Akupun menengok ke kanan kiri sekitar situ memastikan.
Gak lucu dong kalo gue ditinggal balik. Tapi kan mobilnya masih ada.
"Gre, eh kamu udah lama nunggu?" Sapa orang yang tadi aku cari-cari tiba-tiba dari samping.
"Eh ngagetin ya? Maaf ge.. " tambahnya karna merasa bersalah melihat reflek kagetku.
"Barusan keluar kok, yuk berangkat keburu telat." Tambahku, setelah agak tenang dari kaget kecilku tadi. Ia pun mengangguk dan kemudian mengikutiku berjalan ke mobil.
Di dalam mobil, tiba tiba dia menyerahkan satu bungkus paper bag makanan dan satu botol air putih dingin.
"Laper kan? Nih aku tadi keluar ke samping bentar beli bola ubi sama air. Maaf ya nggak pamit" ujarnya.
Uwu banget sih, gimana aku ga suka gitu loh sama dia. Ih tapi kenapa dia bisa se asik ini, nggak gagu kayak biasanya? Gapapadeh tapi aku suka. Perhatian lagi, tapi aku gaboleh semudah itu jatuh ya. Tahan gre.
"Hah? Yang bener kak? Kok tau ajasi aku laper. Makasih ya. Kakak nggak beli juga?" Tanyaku menjawab tanpa malu menerima paperbag itu darinya. Ya kan kalo dikasih gaboleh sok ewh nolak gitu. Geli.
"Aku belum laper kok, seatbeltnya gre." Jawabnya singkat tanpa menatapku. Kebiasaan dasar.
"Oh okay."
Kamipun kembali dalam diam, dia fokus menyetir dan aku fokus memakan bola ubi yang masih hangat manis dan super enak ini. Apakarna yang ngasih dia ya?
"Kak yakin nggak mau nyoba?" Tawarku, sambil masih mengunyah. Karna merasa aneh makan sendirian ketika aku nggak sendirian. Ya walau aku nggak suka berbagi makanan sih sebenernya.
"Hmm, kamu aja." Jawabnya singkat.
"Ih aku suapin deh, nih kak aaaa.." balasku kemudian sambil menyodorkan satu bola ubi ke depan mulutnya.
Posisi mobil yang masih di lampu merah membuatnya bisa menengok kearahku heran. Ekspresi apa ya, itu?
Hingga tiba tiba mobil di belakang mengklakson kami dan dia secara spontan memakan bola ubi di tanganku hingga tak sengaja menggigit ujung jariku yang kugunakan untuk menyuapinya tadi."Ishh, kalo laper mah bilang dong kak. Masa tanganku juga digigit." Godaku kemudian, setelah melihat wajah kaget bersalah campur buru-buru ingin memajukan mobilnya sebelum diklakson lagi. Akupun tertawa melihat gelagatnya. Asli sih kak shani nih emang ngegemesin maksimal.
"Maaf ya ge, aku tadi ga sengaja. Maunya nolak tapi dikagetin jadi gitu." Jelasnya, dengan wajah merah masih malu sepertinya.
"Gapapa kali kak, chill aja." Jawabku santai sambil lanjut memakan bola ubiku.
"Sisanya aku gamau bagi ya, aku laper. Kaka gatega kan kalo aku kelaperan nanti. Hahaha" tambahku kemudian tanpa malu. Bodo amat, kenapa kudu jaim kan? Lagian dia juga menanggapiku dengan kekehan ringan.
Ahhhh what a day. Akupun kembali membuka ruang obrolanku dengan kak shania memastikan dia mau menjemputku nanti. Ya aku masih tau diri buat ngga minta antar jemput beliin makan gini dong.
Shanju
Kak, ntar jemput gue ya. Jam 8 😣
Gmw. Sama tio j 😒
Pliss 🙏
Pdkt j sn u. Gausa ganggu gw
Kak, gue udah kaya orang bego tau kalo ama dia tuh. 😰
Kan emang lo bego 🤣
Gue gasebego itu shanju. 😒
Lo sadar ga si gre lo tuh jalan ama siapa?
Shani, tio. Adek kelas lo yg pinter. 🙃
Iya, dan dia anak ranking 3 UN paralel. 😊
Serius dia sepinter itu?
Iya, dan elo anak ranking 3 UN paralel juga, tapi dari bawah. 😊
Kak jangan boong lu 🙄
Boong ke elu ga bikin gue sukses.
Dah sana urus si tio. Pokoknya gue gamau jemput 😉........