--
Gracia di dalam kamarnya masih saja memikirkan apa yang semestinya ia lakukan, apa? Hingga lama akhirnya memutuskan untuk membuka obrolan pada aplikasi chattingnya. Berasa abg baru pertama kali deket sama gebetan, asli. Padahal pengalaman Gracia sudah kemana-mana.
Kak Shani
Udah nyampe kak?
Udah, dari dua jam yang lalu shani gracia.
Hehe, iya tadi lupa nanyain.
Hehe iya, aku juga lupa ngabarin.
Hehe yaudah ya kak, selamat tidur
Kamu juga
Huuuftttttttt......
Gracia pun hanya mampu menghela nafas, heran dengan percakapan absurdnya yang memang selalu terjadi. Tapi berhasil membuatnya tersenyum sendiri tidak jelas. Hanya karna chat, iya. Tapi dari orang spesial, Shani. Gracia pun memilih untuk mematikan handphonenya untuk tidur, karena dia tidak lapar. Kalau dia lapar dia pasti akan makan, bukan? Hahaha.
Begitu pula dengan Shani, jauh di kamarnya. Dia merenungkan mengapa dia bisa merasa seaneh ini, bukan aneh tapi cukup beda. Seorang Shani berhasil merasa sepeduli itu terhadap wanita, bahkan dipedulikan kembali pula. Shani memang bukan sependiam itu, ia memiliki masalalu yang cukup kurang indah diingat. Yang membuatnya menjadi seperti ini sekarang. Mengingat hal tersebut, ia memilih memejamkan mata mencoba untuk tidur. Menyusul Gracia yang dia harapkan akan muncul di mimpinya nanti.
.......
Pagi harinya, entah bagaimana caranya tiba-tiba saja sosok Shania Gracia bisa bangun sendirinya dan lebih pagi dari biasanya. Tanpa adegan males dan sebagainya, bahkan dia sudah siap dengan sepatu dan tasnya untuk sarapan sebelum makanan disiapkan. Hingga membuat seisi rumah kaget bercampur terharu akan perubahannya.
Sedang Gracia, tokoh utamanya hanya merasa apaan sih? emang salah?. kalau gue mau mah tiap hari juga bisa gini doang. Hingga ia memilih untuk memasang earphone pada kedua telinganya, memutar playlist penyemangat paginya.
1!2!3!4! Yoroshiku dari JKT48 terputar dengan berisiknya di earphonenya. Ia pun mengangguk menikmati lagu tersebut tanpa ingin tau apa yang dihebohkan keluarganya yang terkejut dengan perubahannya pagi itu, hingga sebuah monolog lagu itu terasa tepat dengan keadaannya saat ini.
"Hmm. Orang yang lagi jatuh cinta, katanya bangunnya jadi pagi loh, Kenapa yahh? Tau tuhh"
Dengan tidak santainya ia langsung berdiri dari kursi yang sedari tadi didudukinya dengan nyaman, melepas earphonenya. Hingga menggumam ke dirinya sendiri,
Masa iya gue jatuh cinta beneran sama kak shani? si jenius itu?
"Kak kak emang gue seaneh itu ya kalo bengun pagi gini?" tanya gracia heran pada kakaknya yang berada di depannya, masih dengan wajah kagetnya karna gerakan berdiri tiba-tiba oleh gracia tadi.
"Gre, lo pagi ini sumpah aneh banget. Baru mau dibangunin ternyata udah mandi, makanan belom siap lo udah siap berangkat. Dan pas duduk di meja makan tiba-tiba berdiri. Lo sengaja nguji jantung gue apa gimana sih?" jawabnya panjang dengan kesalnya.
Tunggu, jadi gue beneran seaneh itu pagi ini?
"Lo kesambet apaan sih? Gara-gara deket ama si tio?" tanya Shania kemudian. Yang tentunya tidak dijawab oleh gracia, yang masih heran dengan dirinya sendiri.
"Gue kenapa ya kak?" tanya Gracia kemudian yang masih bingung.
"Bodo amat graciaa"
---
Setelah kejadian tadi pagi di rumah, Gracia menjadi semakin aneh ketika sampai disekolahnya. Dadanya suka tiba-tiba berdebar dengan sendirinya. Padahal dia tidak melakukan apa-apa, ya memang membayangkan sesuatu. Tapi tidak sesuatu yang buruk, apalagi nakal. Dia hanya membayangkan jika akan berpapasan dengan Shani. Tapi sudah berhasil membuatnya deg-deg an hingga sebegitunya.
"Pagreeeee, anin disini. Lu kenapa masih pagi muka udah kaya mau UN gitu deh?" sambar anin tiba- tiba yang datang dari belakang gracia. Membuat gracia tentunya terkejut seketika dan sedikit menghela nafas, bukan kak shani.
"Nin, pagi ini gue aneh gitu nggak sih?" tanya gracia kemudian.
"Tau, lu tiap hari mah aneh deh perasaan gre." jawab anin ringan, tanpa dosa.
"Ih anin serius, gue tuh heran kenapa ya gue ngerasa gue aneh banget pagi ini."
"Tau, udah ah mending gue ke kelas dulu. Bye shani gracia aneh" pamitnya lalu pergi meninggalkan Gracia yang masih saja bingung.
Hingga akhirnya sampailah Gracia di ruang kelasnya, ia menghampiri Chika yang terlihat sedang memainkan ponselnya dengan serius. Untungnya, ia mulai lupa kebingungannya akan dirinya sendiri.
"Cikuyyy, lu ngapain nih pagi pagi udah serius amat main hp." sapa gracia dengan riangnya. Membuat pandangan chika yang mulanya pada handphone menjadi berpindah ke wajah gracia.
"Hah? baru dateng lu? tadi kak shani nyariin" jawab chika, yang tanpa sadar membuat dada gracia kembali berdebar kencang. Chika hanya menyebut nama kak shani, gracia kenapasih?