Natasha bangun dengan kepala terasa nyaris pecah dan bau alkohol sangat menyengat disekitaran wajah dan bajunya. Kenapa dia?
Lalu kilasan balik dikepalanya terjadi begitu saja, mengingatkannya tentang mengajak Alita ke Beer Garden dan menghabiskan berbotol-botol Heineken yang Natasha kira tidak akan berpengaruh pada kesadarannya. Ternyata dia tidak sekuat itu.
Saat ingin memikirkan bagaimana caranya dia sampai kerumah, Natasha sontak memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja berdenyut hebat. Alkohol sialan, padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak minum, tapi pertahanannya runtuh karna suaminya... mengirim surat cerai dari Kalimantan.
"Jangan bangun dulu kalo masih pusing."
Suara itu muncul bersamaan dengan segelas air putih dan pil penghilang hangover.
"Ta? Lo nginep disini?" Kata Natasha setelah menerima sodoran segelas air putih dan satu butir pil.
"Gue ngga setega itu ninggalin lo sendirian dengan kondisi mengenaskan kaya gini." Hardik Alita.
"Kenapa sih harus semiris ini?" Lanjut Alita masih kesal.
Natasha menelan pilnya kemudian menenggak minumnya dengan cepat. "Cinta emang bikin bego." Katanya.
"Masalahnya cuma elo yang bego, Nath! Kita... Elo dan gue sama-sama tau konsekuensi pernikahan lo sama Ferry kedepannya akan seperti apa. Please stop being stupid, Nath!" Kata Alita menghardik.
"Dia juga cinta sama gue!" Bantah Natasha terlalu cepat.
Alita menghembuskan napasnya kasar. "He already agree to divorce you, remember?!"
Natasha terdiam, kemudian melirik amplop coklat diatas nakas yang berisi surat pernyataan untuk cerai yang sudah Ferry tanda tangani. Dan meneteslah air matanya.
"Ugh, Natasha!" Alita menarik Natasha kedalam pelukannya. "Gue benci liat lo nangis. Lo itu kuat, Nath. Bahkan jauh lebih kuat dari gue. Lo hebat, sejatuh apapun kondisi lo saat ini, lo udah jadi yang paling hebat, Nath."
Isakannya terdengar semakin kencang, dan Alita tak tau harus berbuat apa selain memeluknya.
******
Arka baru saja selesai melakukan kunjungan pada pasien rawat inap disetiap kamar yang tertulis dilist panjang kunjungan setiap pagi, dan kunjungan itu memakan waktu cukup lama hingga dia melupakan sarapannya. Lagi.
"Pak Chandra yang terakhir, dok. Dokter mau langsung balik keruangan atau gimana?" Tanya suster pendamping yang kali ini bernama Ratih.
"Saya mau ke kafetaria sebentar, nanti baru balik keruangan." Kata Arka seraya pergi. "Hari ini ngga ada jadwal tindakan, kan?" Kata Arka setelah berbalik.
"Hari ini ngga ada dok, tindakan operasi lagi ditanggal 14 nanti." Kata suster cekatan yang selalu mengetahui agenda dokter melebihi dokter itu sendiri.
"Oke, kita ketemu diruang operasi nanti ya." Arka memberi senyuman dan Ratih, si suster pendamping tadi hampir menjatuhkan bolpoin nya.
"Ya Allah, dokter Arka kok makin lama makin ganteng sih." Kata Ratih nyaris histeris.
******
Setelah menyebut pesanan rotinya, Arka mengelilingi pandangan selagi menunggu. Dan didepan pintu masuk kafetaria dia melihat ibu hamil sedang melakukan aktifitas paginya, mengeluarkan isi perut secara berkala hingga tidak ada lagi yang bisa dia keluarkan. Arka ikut perihatin melihatnya.
Mau tak mau, kilasan tentang tadi malam terulang dikepalanya. Si rambut pirang yang terus mengeluarkan isi perutnya seperti ibu hamil tadi, apa dia sudah lebih baik hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Agrapana
RomanceKisah percintaan Alita berakhir tragis, dengan alasan stasus sosial, calon mertuanya justru tidak setuju setelah 2 tahun berpacaran dan hitungan bulan pertunangan. Tidak mudah melupakan bagi Alita, karna dia mencintai Nando habis-habisan, dan dalam...