17. NONGKI-NONGKI

33 5 2
                                    

Happy Readingシ
•••

~ PRESIDEN JOMBLO ~
Chapter 17 | Nongki-Nongki
_________

Malam-malam seperti ini duduk didepan teras rumah Berto memang hal yang mengasikkan. Menikmati semilir angin malam, ditemani dengan beberapa camilan dan minuman membuat mereka tambah betah main dirumah Berto, apalagi sudah dirumah Gaara yang besar itu.

Walaupun rumah Berto hanya satu tingkat, tapi lumayan luas dan besar. Perumahan disini memang jauh dari kata elite, justru Berto sekeluarga memilih disini karena kehidupannya yang asri dan ramah lingkungan. Tidak salah jika warga disini ramah-ramah.

"Keripik singkong lo habis, Ber. Beli lagi sana!" titah Devril dengan santainya.

Berto geleng-geleng kepala. "Kurang baik apa gue sebagai temen? Nyediain makanan minuman. Sekarang? Tanpa berdosanya lo habisin makanan gue dan nyuruh gue buat beli lagi."

"Bacok, Ber. Bacok!" Edo mengompori.

"Bakar aja sekalian!" timpal Gaara.

"Eh, apa-apaan nih? Logikanya gini nih, sebagai tuan rumah itu kan me-nye-di-a-kan! Nah lain lagi dengan tamu, tamu adalah raja!" tegas Devril tak mau kalah.

"Ya lo lebih tepatnya tamu gak tau diri!" celetuk Aji.

"Ribut yuk, Ji!" balas Devril.

Aji tetap Aji, meskipun Devril sudah membuat ancang-ancang untuk berkelahi. Tapi cowok itu tetap memasang wajah andalannya, tetap bersikap santuy seperti biasa.

"WOY DENGERIN GUE!" teriak Nathan tiba-tiba.

Semuanya diam mendengarkan.

"Tafsir Ibnu Katsir bersabda bahwa ucapan numpang-numpang ditempat angker itu ternyata disukai setan. Nah gimana tuh?" ucap Nathan beralih dari handphonenya.

"Seriusan? Lah gue kadang suka begitu," ujar Berto.

"Ngeri anjay." Edo bergidik.

"Gue juga kadang suka begitu," sahut Devril.

"Pantes kayak gini, pasti udah dimasukin jin playboy!" cibir Aji.

"Emang ada spesies kayak gitu?" tanya Nathan.

"Ada lah, nih." Aji menepuk pundak Devril.

"Ngaco lo, Ji!" kesal Devril.

Mereka berdua sibuk debat, tapi Nathan sibuk berfikir dengan maksud dari sabda tadi yang ia baca di artikel. Dia berfikir, bahwa dia harus bersiap-siap jika dia pergi menge-trek kembali bersama teman-temannya nanti. Pastinya banyak makhluk itu ditengah hutan yang gelap dan seram, pikirnya.

"Than! Ada Pak Ustadz!" ucap Gaara menepuk-nepuk pundak Nathan. Cowok itu heboh sendiri.

Seketika Nathan panik, pasalnya dia belum setor hafalannya pada Pak Ustadz. Hafalan lagi.

"Assalamualaikum," ucap Pak Ustadz melambaikan sebelah tangannya.

"Waalaikumsalam, Pak Ustadz." semuanya berdiri dari duduknya.

GAARA 【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang