19. GAARA ANEH

46 7 9
                                    

Happy Readingシ
•••

~ PRESIDEN JOMBLO ~
Chapter 19 | Gaara Aneh
________

Naara menatap Gaara terheran-heran. Mengamatinya dari ujung rambut sampai ujung kaki, dengan tangan yang bertopang dagu.

"Ini baru tiga hari, dan lo... udah pulang? Yang bener aja," ucap Naara.

Gaara yang sedang bermain gitar pun menoleh. "Pulang cepet salah, pulang lama juga salah. Mau lo apa sih?"

Naara duduk disofa seberang Gaara, lalu menatap Gaara malas.

"Ya baru aja semalem gue tidur tentram... aman... dan damai, tapi pagi ini? Lo udah dirumah aja gitu. Aneh lo, Gaar."

"Jadi lo seneng gue gak ada dirumah, gitu?!" kesal Gaara.

"Itu lo tau," cibir Naara.

Gaara terdiam sejenak. Nama Aura tiba-tiba melintas dipikirannya, kemudian dia meletakkan gitarnya dan menatap Naara dengan pandangan serius. Rindunya sudah terbayarkan oleh gitar, dan untuk melengkapinya Gaara butuh info untuk menemui Aura.

"Eh, lo kan temennya Aura nih-"

"Langsung ke intinya deh, gue gak suka basa-basi," potong Naara. Kali ini cewek itu menatap Gaara jengah.

Gaara menghela nafas. "Lo tau rumah Aura dimana?" tanyanya.

"Logikanya gini deh, Gaar. Gue kan tertutup sama dia, gak pernah gue nyeritain yang menurut gue itu privasi. Begitu juga dia, sikap dia tergantung dengan sikap gue ke dia. Gue tertutup, dia juga lebih tertutup."

"Ya lo kan udah temenan lumayan lama..." geram Gaara.

"LU.MA.YAN!" balas Naara tak kalah geram.

Berbicara dengan Gaara butuh klarifikasi lebih akurat, jika didurasi kan dalam bentuk video, mungkin akan lebih panjang. Sebenarnya Naara senang jika Gaara ada niatan untuk mencari pasangan, tapi ada rasa malas juga jika dia meminta informasi padanya, seolah-olah dirinya adalah detektif yang selalu memantau aktivitas Aura dari jauh dan bisa menjawab semua pertanyaan darinya.

"Lo kan punya nomor telpon si Aura, kenapa gak tanya langsung aja sih?" ucap Naara.

"Gengsi lah, masa cowok duluan yang nge-chat," ujar Gaara.

"Gitu aja trus, Gaar. Disana cewek lagi nungguin kabar, dan lo masih aja mikirin gengsi. Apa gengsi di diri lo diprioritaskan?" kesal Naara.

"Yoi! Urat malu gue masih nyambung, jadi gengsi masih berlaku dalam diri gue," balas Gaara.

"Gini amat gue punya Abang," gumam Naara.

♫♫♫

Besok liburan sekolah akan berakhir, dan Gaara masih belum menemui Aura hingga detik ini juga. Tapi tentu tidak, dia sudah mati-matian mengorbankan gengsinya untuk menelpon Aura agar bertemu dengannya. Dan hasilnya, berhasil. Tak sia-sia dia mengabari Aura terlebih dahulu.

Aura memang tipekal cewek yang gampang diajak kompromi, entah itu soal serius maupun tidak. Tapi jika sudah benar-benar tidak penting dia akan seolah-olah tidak peduli dengan siapapun. Padahal sifat empatinya sangat besar.

Dan kini Gaara sedang dalam perjalanan untuk menemui Aura, disebuah taman. Dengan keadaan jantung dag-dig-dug ser, keringat mulai bermunculan---dia mengendarai motor trail nya gemetaran. Untung jalanan sepi, mengingat ini siang hari dan jam-jam nya orang sibuk membuat cowok itu lebih tenang, walau masih dengan keadaan gemetaran. Sedikit.

GAARA 【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang