Happy Readingシ
•••~ PRESIDEN JOMBLO ~
Chapter 11 | Maaf...
_________Aura memandang sepedanya yang belum bisa diperbaiki. Ayahnya belum sempat karena tadi malam bengkelnya lumayan ramai. Meskipun itu Aura tetap bersyukur akan bengkel Ayahnya yang semakin hari semakin ramai.
"Halo, Om Edwin..." sapa Berto.
"Halo, Berto... apa kabar?" balas Edwin-Ayah Aura.
"Ah, Om, baru aja semalem kita ketemu, masa udah nanyain kabar sih? Berto mah selalu baik-baik aja Om," ujar Berto.
Edwin tertawa renyah mendengar ujaran dari Berto. Berto memang tetangga yang humoris, buktinya pagi-pagi sudah dibuat tertawa senang olehnya. Beruntung juga rumah mereka berhadapan.
"Syukur deh. Oh, ya, Om masuk dulu ya."
"Siap, Om."
Saat itu juga Berto melihat Aura yang keluar dari dalam rumah. Dia yang sedang memanaskan motornya didepan rumahnya pun menyerukan nama Aura.
"Ra! Mau bareng gak?"
Aura menutup pintu gerbang rumahnya yang tingginya hanya sampai pinggang, lalu menoleh saat mendengar suara Berto.
"Berto? Nggak deh, gue naik angkot aja."
"Kalau kata si Nathan sih, gak baik nolak rezeki, Ra. Lagian sepeda lo juga belum dibenerin kan?"
"Nathan? Yang punya hutang hafalan ke Pak Ustadz itu?"
"Haha iya, katanya sih sekarang udah tuntas hafalannya. Eh, Jadi bareng gak?"
"Boleh? Nanti ngerepotin lagi."
"Gak ada kata ngerepotin, khusus tetangga tercinta gue."
Aura terkekeh kecil, lalu mengangguk dan berjalan kearah Berto.
Berto pun menancap gas motornya menuju sekolah. Tepat di seberang warung si Emak Berto berhenti karena ucapan Aura.
"Berhenti disini aja deh." Aura turun dari motor Berto.
"Lho, kenapa? Belum juga sampe tujuan."
"Gak papa, nanti gue malu-maluin lagi."
"Gak ada, Ra. Beneran berhenti disini?"
"Iya beneran, udah sana ke warung si Emak. Biasanya juga selalu nongkrong disana."
"Hehe, tau aja lo, Ra. Ya udah gue kesana ya."
Aura mengangguk, lalu mulai berjalan kearah sekolahnya. Memasuki gerbang dan langsung bergegas menuju kelas dan menyimpan tasnya.
Dia kembali keluar kelas, berjalan menyusuri koridor, dan sampai didepan perpustakaan. Aura mengerutkan keningnya. Pintu perpustakaan tidak dikunci? Siapa yang berani membobolnya? Padahal kunci perpustakaan ada pada dirinya dan juga Bu Tet pembina perpustakaan.
Mungkin itu Bu Tet, diapun memutuskan untuk masuk. Setelah menutup pintu perpustakaan, tiba-tiba suara berat membuat dirinya terdiam.
"RA!"
Tanpa menoleh pun dia sudah tahu siapa pemilik dari suara itu. Gaara, kenapa cowok itu ada disini? Sejak kapan? Pasti cowok itu yang sudah berani membobol pintu perpustakaan yang terkunci. Padahal ketiga teman Gaara tadi yang membobolnya, ditambah disini jaringan Wi-Fi sangat kencang.
"Ra, gue minta maaf atas kejadian semalem."
Aura menatap Gaara dengan raut wajah biasa saja, tak ada ekspresi untuk berhadapan dengan Gaara. Sedangkan Gaara memperlihatkan wajah rasa bersalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAARA 【✓】
Fiksi RemajaGaara Geraldino. Dia itu... Raja Gitaris, cowok yang terkenal baik, sopan juga jago main gitar. Seorang kakak yang rela tidak mencari cinta hanya demi berusaha selalu melindungi orang-orang yang ia sayang, khususnya sang adik yang menjadi korban pe...