Bagian 10 "...Sampah! Dasar pelac*r!"

67 52 4
                                    

"Hahaha kata siapa lu, percaya aja lagi gitu-gituan, dasar bocil" diakhir kata-katanya dia nyubit hidung aku pelan.

Ini semua gara-gara a Renold, kan kakak perpus jadi ikutan manggil aku bocil, awas aja a kalo ketemu.

"Yaudah kalo kakak gak percaya, biar aku buat permintaan sendiri"

"Hahaha dasar" kakak perpus ngacak-ngacak poni aku, berantakan sih jadinya. Tapi yaudahlah, udah mau pulang ini.

"Kak, kita dikit lagi sampe puncaknya, ayo make a wish" aku langsung buru-buru buat permintaan dan mejamin mata.

Semoga ceritaku kali ini diterima, semoga aku bisa ngegapai cita-cita yang udah aku idamkan selama ini, semoga orang-orang disekitarku bahagia, semoga semua keinginan dan harapan yang sudah aku perjuangkan mencapai hasil terbaik -Batin Risa.

Semoga wanita yang ada didepanku selalu bahagia, dengan siapapun dia berujung, semoga apapun rintangan yang dia lalui bisa dia lalui, semoga dia ditakdirkan dengan laki-laki terbaik, baik itu gua atau siapapun, tapi gua harapin laki-laki itu gua -Batin DE.

"Aminn" ucap aku dan tanpa disangka-sangka kakak perpus juga bilang amin barengan sama aku tadi.

"Katanya gak mau make a wish huuuu" ledek aku.

"Coba aja, mau buktiin aja kalo ini pasti gak bener wlee" lah dia malah meletin aku.

"Terserah kakak dehhhhhh, oiya kakak minta apa?" Tanyaku yang penasaran aja, orang kayak kakak perpus ini kira-kira minta apa ya.

"Minta duit yang banyak" jawabnya yang sudah kuduga pasti hal-hal yang kayak gitu yang dia minta.

"Aku percaya kalo itu" lawan bicaraku cuman tersenyum.

"Lu apa?"

"Aku minta biar impian aku bisa aku gapai" jawab aku mudah.

"Amin" jawabnya.

20.15 WIB

"Kakak mau pesen apa? Aku bingung nih" ucapku ketika melihat daftar menu cafe TYX di Mall deket rumahku.

"Gua yang simple-simple aja dah" jawabnya.

"Yaudah aku ini aja deh, pesenin kak ke pelayannya"

Setelah selesai mesan makanannya, aku dan kakak perpus kayak canggung gitu suasananya, soalnya dianya diem gitu aja malah ngeliat-liat orang yang lalu-lalang, dan aku juga mati kata gak tau mau ngomong apa.

"Ris, itu bukannya temen lu ya? Si Gita Gita itu? Iya gak sih?" Tanya kakak perpus tiba-tiba tanpa mengubah arah pandangannya.

Otomatis aku ngikutin pandangan kakak perpus, dan yap! Itu emang Gita, baru masuk cafe TYX ini.

"GITAAAA, DISINIII" panggil aku sambil melambaikan tanganku. Yang ku lambai langsung menuju kearahku.

"Hai Gita, disini juga Git? Kenalin Git, ini kakak perpus yang sering ngasih aku sticky note sama coklat yang di loker itu, sama yang ngasih bunga yang waktu itu aku ceritain" Sapa dan jelas aku ketika Gita sampai dihadapan kami.

"Oh" katanya datar.

"Gabung disini aja Git sama kita, kita juga baru mesen kok" tawarku.

"Gak, gak butuh" jawabnya dengan muka juteknya yang gak pernah dia tunjukkin ke aku. Gita kenapa? Apa dia lagi ada masalah ya?

[1] Dream Girl [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang