A Longing

482 36 0
                                    

"Kamar ini terasa sangat dingin setelah kepergian kak Neji.", cetusnya membuyarkan lamunan Tenten.

"...", ia pandang Hanabi dengan senyum yang sendu. Ia pun tertegun melihat foto tim 10. Mereka masih sangat kecil.

"Foto itu, ia cukup lama melihatnya sebelum ia pergi menjalankan misi terakhirnya, itu adalah senyum terakhir yang kulihat di wajahnya. Ia pasti sangat menyayangi kalian.", celoteh Hanabi dengan polosnya. Terlihat tangannya mencoba menghalangi air matanya untuk keluar.

Tenten tersentak, ia pun memeluk Hanabi. Sekuat tenaganya ia menahan pecahan tangisnya, untuk Hanabi.

"Kak, aku merasa sangat kesepian tanpanya. Ia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk mengajariku melempar kunai setiap sore, mengenalkanku setiap titik chakra manusia agar tidak sembarang melakukanJyuuken, dan setiap aku lelah belajar Kaiten ia selalu menggendongku pulang. Walaupun ia mengajariku keras, tapi...", Hanabi tak sanggup lagi menahan sedihnya. "Kak, aku sangat merindukan kak Neji!"

("Aku pun rindu padanya Hanabi, aku pun merindukannya...") Tenten menghapus air mata Hanabi.

Hanabi beranjak membuka laci meja Neji, ia masih sesenggukan. "Ini, kak Neji bilang ia sangat ingin memberikannya untuk kakak. Tapi aku tidak mengerti mengapa ia tak pernah sempat memberikannya ke kak Tenten. Tapi aku tidak pernah tahu apa isinya.", ia mencoba tersenyum.

Utakata HanabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang