The Warmth in Your Arms

813 44 0
                                    

"Tenten, buka matamu sekarang."

"Bolehkah?"

"Iya, sudah sampai."

Tenten tercengang, terbelalak. Matanya berkaca-kaca.

"Indah sekali...!"

"Kamu suka?"

Tenten tak bergeming, dipeluknya lah pria yang diam-diam membawanya ke tempat itu. Ia menangis didekapannya. Untuk gadis tomboy sepertinya, memanglah mustahil jika menangis. Tapi sekarang ia melakukannya.

"Kita tidak akan buru-buru pulang kan?"

("Cantik sekali dia.", ucapnya dalam hati)

Pria itu pun ikut hening. Tersenyum. Dibelainya rambut gadis berambut coklat itu.

"Tidak, kita akan pulang sebelum diujung langit timur membiru laut."

Utakata HanabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang