Your Whisper

1.3K 57 0
                                    

Sudah 10 hari setelah kepergian Neji, namun raut wajah Tenten tak kunjung memperlihatkan sebuah sinar kebahagiaan. Kelopak matanya kian menghitam dan menebal, entah sudah berapa lama ia terjaga semalaman suntuk hanya untuk menangis. Lee menatap sahabatnya dengan iba, namun mencoba menghibur seperti apapun, ia tahu tidak akan mampu mengangkat lekukan bibir Tenten sebagai pertanda keadaannya membaik. Tenten masih membisu, terlebih Lee yang tak sanggup berbuat apapun.

"Hey, sampai kapan engkau mau begini terus, huh?", Lee mencoba mencairkan suasana.

"...", Tenten tetap membisu sembari melekatkan pandangannya ke arah nisan. Bunga lili putih itu terlihat masih segar menghias tempat peristirahatan Neji, yang sangat kontras dengan pakaian kedukaan Tenten. Jelas sekali, Tenten masih sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa Neji.

"Ayolah, Tenten. Matahari sudah mulai tinggi dan mulai membakar kulit!"

"Nnn...nee...jjiii...", ucap Tenten terbata dan terdengar lirih.

Lee menghela nafas panjang. Tenten tertunduk, rambut panjangnya yang selama 10 hari terakhir digerainya itu menutupi wajahnya. Seketika seekor burung hinggap dipundak Tenten dan berkicau kecil.

"Lee, a...ay...yo ki...taa.. puu...la...ang..."

"Ayo!", sahut Lee mengepalkan tangannya ke atas bersemangat. Kemudian menggendong Tenten dipunggungnya dan berlari secepat angin meninggalkan kompleks pemakaman.

Utakata HanabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang