-D18-

23K 2.3K 149
                                    

∆∆∆

[ Happy Reading ]

_______~°~_______


"J-jungkook——"

Suara lirih itu terdengar, begitu penuh getar dan kerinduan. Taehyung menatap sosok namja manis yang amat ia rindukan itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

Jungkook hanya diam di tempat, walau tubuhnya sempat menegang beberapa saat, melihat Taehyung yang sudah lama tak di lihat nya secara lansung membuat Jungkook sedikit goyah.

"Jungkook—" peria hazle itu kembali menyahut. Dan Jungkook benar-benar sudah tak tahan.

Dengan susah payah Jungkook menetralkan degup jantungnya dan mengalihkan tatapan nya. Ia benar-benar tak ingin terlalu lama menatap Taehyung, apa lagi mendengar suara penuh getar akan kerinduan itu. Jungkook tak sanggup, menangis di hadapan orang banyak seperti ini bukanlah dirinya sama sekali.

Jungkook menatap para hyung nya. Tersenyum semanis mungkin, mencoba memberi tahu kalau ia baik-baik saja.
"Hyung~"

Jungkook total abai dengan Taehyung yang terus saja menatap dirinya dengan sangat intens dan sendu. Namja hazle itu pasti merasa sedih karena di abaikan. Tapi untuk saat ini, Jungkook masih belum ingin berbicara dengan Taehyung. Tidak untuk sekarang.

"Kau dari mana saja.? Kami sudah sangat lama menunggu mu.." Jimin beranjak, mencium kening sang adik sayang.

Dan itu semua tak lepas dari pandangan mata tajam Taehyung. Namja itu terlihat tak suka, geraman pelan terdengar. Tapi semua orang memilih abai.
"Aku mampir ke rumah sakit sebentar, menemui Wonwoo hyung.."

Jimin mendengus pelan. Lalu matanya menatap semua orang di meja makan itu dengan kikuk. Tatapan penasaran di lemparkan semua nya. Jimin berdehem kecil.
"Perkenalkan, dia Park Jungkook, adik ku kecil ku yang nakal.."

Plak..

Saat itu juga tangan Yoongi mendarat di kepala Jimin.
"Duduk, kau banyak bicara.." seru Yoongi datar. Merasa kesal karena Jimin mengatai Jungkook nakal, walau itu benar adanya, tetap saja Yoongi tak suka.

Jungkook memang sangat sering menjahili Jimin, hingga membuat suaminya ini selalu naik pitam. Tapi Jimin tak akan pernah tega menghukum adik satu-satu nya sendiri. Jimin terlalu menyayangi Jungkook sampai lera di kerjai terus.

"Jungkook jadi kau adiknya Jimin.? Lalu kenapa kau bekerja di perusahaan Taehyung nak.?" tanya nyonya Kim heran.

Jungkook tersenyum kecil. Hendak menjawab tapi Jimin mendahului nya.
"Anak ini bosan berada dalam pengawasan ku tan, bosan menjadi kaya katanya, Jungkook ingin bekerja dan merasakan yang namanya lelah, tapi pulang-pulang di malah berbadan du—"

Plak..

Lagi, tangan Yoongi kembali mendarat di kepala Jimin. Namja tampan itu mendelik, menatap sang istri tajam.
"Kau terus saja memukul kepala ku hyung, kalau aku bodoh bagaiman.? Perusahaan kita bisa bangkrut.." seru Jimin kesal.

Sedang kan Yoonji, si kecil anak Jimin dan Yoongi hanya menatap kedua orang tuanya datar. Anak itu sudah makan dari tadi ngomong-ngomong. Ia sudah lapar, lelah menggu adik dari Daddy nya itu.
"Maaf ya tante, Daddy dan mommy memang kocak seperti ini.." seru Yoonji datar.

Nyonya Kim tersenyum, terkekeh kecil kemudian.
"Tidak apa sayang, sebaiknya kita lansung makan malam, baru setelah itu kita bahas ini di ruang tengah.." seru nyonya Kim pelan.

Semua orang mengangguk. Kecuali dengan Taehyung, mata hazle namja itu benar-benar tak bisa lepas dari Jungkook. Berbagai macam tatapan di tujukan. Tapi Jungkook benar-benar tak pernah melihat ke arahnya sama sekali.
.

Assistant Jeon [kth-jjk] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang