∆∆∆
[ HAPPY READING ]
_______~°~_______
Jungkook berjalan ke arah laci di samping kiri ranjang Taehyung dan mengeluarkan kotak obat dari sana. Kembali berjalan ke arah ranjang dan duduk di samping namja hazle itu.
Semua pergerakan Jungkook tak luput dari pandangan Taehyung. Namja itu benar-benar tak berani memejamkan mata, ia benar-benar sangat takut kalau Jungkook hanya halusi nasinya, ia benar-benar takut dalam sekali kedipan, Jungkook akan menghilang daru jarak pandang nya.
"Jungkook aku—"
"Diamlah, jangan mengajak u bicara dulu.." seru Jungkook datar.
Namja manis itu membuka kemeja biru langit yang Taehyung kenakan. Jungkook tak bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin Taehyung kegerahan.
Sedangkan Taehyung hanya menurut saja. Ia tak malu sama sekali Jungkook melihat tubuh nya yang hanya tinggal tulang ini saja. Semenjak kepergian Jungkook, Taehyung memang jarang menyentuh yang namanya makanan.
Ia benar-benar tak bisa menelan makanan saat Jungkook belum ia temukan. Perasaan takut itu selalu datang. Ia benar-benar takut Jungkook membenci nya.
Jungkook mulai membersihkan luka-luka lebam Taehyung dengan alkohol, lalu mengoleskan salep dan menempelkan plaster luka di sana. Setelah selesai dengan pekerjaan nya, Jungkook membereskan kotak obat dan kembali meletakkan di tempat semula.
"Istirahat lah Tae, besok luka mu bisa—"
"Bagaimana bisa kau meminta ku istirahat saat kita belum membicarakan apapun.?" tanya Taehyung sendu.
Jungkook menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya. Namja manis itu berjalan ke arah balkon kamar Taehyung dan berdiri di pembatas balkon. Melihat hamparan taman dan lampu-lampu rumah dari kejauhan.
Hingga tangan kekar itu tiba-tiba melingkari pinggang nya. Jungkook sempat terdiam beberapa saat hingga tubuh nya kembali rilexs. Bisa ia rasakan kepala Taehyung yang menyandar di pundak sempit nya, hembusan nafas Taehyung menerpa leher jenjang nya.
"Maafkan aku kook, maafkan aku.." suara lirih itu kembali terdengar.
Jungkook masih diam, masih enggan untuk bicara. Untuk saat ini ia akan membiarkan Taehyung menumpahkan segala isihatinya. Membiarkan namja itu mengucapkan apa yang ingin ia katakan.
"Aku benar-benar tak sadar malam itu kook, aku sudah kebablasan menyentuh mu, aku benar-benar menyesal, maafkan aku.."
Jungkook masih diam.
"Paginya aku benar-benar di buat kebingungan, kau juga tak ada di sisi ku hari itu, kau tiba-tiba saja pergi dan membuat ku di hantui rasa bersalah, aku benar-benar merasa menjadi pria paling berengsek di muka bumi ini, minggu-minggu ini aku benar-benar di buat uring-uringan karena mencari mu, aku—"
Belum selesai Taehyung dengan ucapannya. Jungkook membalik tubuh dan menaruh telunjuk nya di bibir namja hazle itu.
Air mata Taehyung jatuh menetes, akhirnya Jungkook merespon ucapan nya juga. Ia benar-benar merasa sangat sedih saat Jungkook hanya mendiaminya dari tadi.
"Kook maafkan aku—""Ssstttt, diamlah.." seru Jungkook pelan.
Jungkook menarik nafas dalam-dalam, menghembuskan nya perlahan. Lalu menatap tepat di mata hazle yang begitu ia rindukan.
"Aku juga tak tahu kenapa aku pergi waktu itu Tae, aku hanya berpikir aku belum siap berbicara dengan mu saat kau bangun nanti.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant Jeon [kth-jjk] √
FanficCerita tentang Jeon Jungkook, lulusan terbaik di Harvard university pada tahun 2018 lalu. dan menjadi Assistant peribadi seorang Kim Taehyung si tuan arogan dan harus selalu di turuti kemauan nya. Mampukah Jungkook bertahan dengan segala simap Taehy...