PATAH DIRI
pembuluh darah pecah dikepala
denyut nadi sampai juga di januari
sehat berpulang pada titik hujan rintik
sakit baru saja di nyala pemantik
berputar seluruh bumi
berputar se-luruh hati
ia yang lagi-lagi meredam marah nya
hingga kini lelah sendiri juga
tumbuh, bergerak, menyimpan, memendam, meredam
pada topik yang semakin karam
kaki-kaki keram
tangan tremor kejam
'mana lagi saya dapat peluk lekuk'
diruang hampa kenyataan
ia bertanya kembali, sudi kah ia mendengar
ia yang sedari tadi diam
ia yang tak juga datang
ia yang tak lagi dalam kata lagi
jejak air di sandal karet masih basah
juga retina yang masih meninggal kan bekas merah
terbatuk hingga mengantuk
pukul 2 pagi ada yang ketuk- ketuk
kira ada tamu
ternyata itu suara ibu
memanggil yang kiranya mau dipanggil
teriak malam menggigil
bukan saya suka tidur larut
tapi saya harus menurut
biar lampunya meredup pelan-pelan menyusut
biar bayang menjadi hilang dan kami tak takut
biar saya kembali pada jalan-jalan ini untuk hanya kembali ditemani
biar mimpi kemarin pergi bersama memori kecil anak 6 tahun
biar begitu
jangan begini
5 januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Lari- Lari di Kaki Sendiri
Poesíakumpulan puisi saya. Terimakasih Banyak yang sudah meluangkan Waktu untuk membaca atau sekedar lihat-lihat. salam Lintang