Satu

91 11 0
                                    

Sakit, sakit, sakit, hanya itu yang ku rasakan saat ini, terus melangkah dalam pencarian berharap akan ku temui dirimu di ujung jalan ini. Aku salah mengira cinta yang datang belakangan adalah yang terbaik, nyatanya hanyalah imbas dari yang namanya bosan.
Nyatanya saat ini hariku sepi tanpa canda tawamu, tanpa suara tombol shooter dari kameramu, dan hatiku terasa mati tanpa sapamu  Arina.

***

Pagi yang cerah dengan langit biru dan udara yang bersih, begitu menyegarkan badan di tambah lagi pemandangan indah yang terhampar di depan mata, mulai dari sebuah bangunan bersejarah yang menjulang tinggi dengan kokoh hingga taman-taman hijau dengan pohon yang menyejukkan mata. Jam Gadang itulah nama bangunan tersebut, ya inilah kota Bukittinggi, yang terletak di Sumatera Barat, sebuah kota yang di kenal sebgai kota wisata, dengan berbagai macam objek wisata sejarah, kuliner dan yang lainnya.

cuaca yang cerah cocok sekali buat menikmati indahnya kota ini, bukan hanya untuk penduduk lokal bahkan wisatawan asing dari berbagai Negara tak jarang di temui di sini yang sengaja memanjakan diri dengan keramahan alam Ranah Minang.

Dari kejauhan tampak seorang gadis tengah sibuk mengotak atik sebuah kamera yang menggantung di lehernya sambil terus berjalan melewati keramaian di pelataran Jam Gadang, hingga akhirnya ia sampai dip agar tepi tempat tersebut lalu mengarahkan lensa kameranya kearah gunung merapi yang berdiri kokoh di depan sana. Tengah ia fokus dengan bidikan-bidikan lensanya tiba-tiba saja ia bergerak reflex secara cepat kea rah kiri dengan tangan kirinya spontan menangkap seorang balita yang hampir saja jatuh dari anak tangga yang ada di sebelahnya.

“Hufft... untung saja, kamu tidak apa-apa dik?” tanyanya kepada anak tersebut anak itu hanya menggeleng.

“Syukurlah di mana orang tuamu?” tanyanya lagi, dan anak itupun hanya menunjuk kearah dimana orang tuanya berada, sambil menggandeng anak itu ia berjalan menuju ke tempat yang di tunjuk oleh sang anak.

Hampir sampai di sana sang ibu dari anak langsung memburu anaknya,terlihat seperti sedang panik di susul oleh sang anak yang langsung berlari menyusul ibunya.

“Ya Allah nak, kamu darimana saja mama panik dari tadi nyariin kamu.” Seru wanita muda tersebut.

“Tadi aku main ke sana ma, aku hampir jatuh di tolong kakak cantik itu.” Cerita sang anak sambil menunjuk kea rah gadis yang tadi menolongnya namun sudah tak ada orang di sana, dia sudah pergi gadis itu sudah meninggalkan tempat itu.

“Siapa yang kamu maksud nak?” tanya ibunya sambil mencari-cari seseorang kea rah yang di tunjukkan anaknya namun di sana memang tak ada siapa-siapa.

“Sepertinya dia sudah pergi ma.” Ucap sang anak dengan nada kecewa, karena tak dapat mengenalkan orang yang sudah menolongnya kepada sang mama.

“Ya sudah mungkin dia sibuk, kita doakan saja semoga Allah melindunginya.” Ucap sang ibu menanggapi kata-kata anaknya.

Tanpa di sadari ternyata dari tadi ada mata yang terus memperhatikan gerak-gerik gadis itu, yang terus mengawasi setiap pergerakannya. Hingga kini gadis itu telah berpindah tempat ke Taman Monumen Bung Hatta. Ia terus di ikuti dan di perhatikan, entah gadis itu sadar atau tidaknya seperti tadi dia terus sibuk dengan kamera yang menggantung di lehernya, entah apa yang ia lakukan terus mengotak-atik kameranya sambil terus berjalan melewati orang-orang yang ada di sana. Berjalan santai dan seolah sudah paham sekali seluk beluk jalanan itu hingga ia bisa berjalan tanpa memperhatikan jalanan itu lagi, melesat bagaikan angin di antara orang-orang yang berlalu lalang di sana.

Lalu siapakah gadis itu dan siapa yang tengah memperhatikannya?
Temukan jawabannya di part berikutnya.
Jangan lupa vote dan coment nya ya guys karena vote dn coment kalian yg jadi semangat buat aku lanjutin ceritanya..🤗❤
Jangan lupa follow juga ya😘

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang