Sembilan

8 2 0
                                    

Selang beberapa waktu mereka menyadari orang yang mengikuti mereka semakin dekat, dan tiba-tiba secara reflek Arina dan Nathan berbalik dan menangkap dua benda yang tengah melayang nyaris menghantam tengkuk mereka.

Dengan cekatan Nathan langsung menghajar dua orang yang berpenampilan layaknya brandal itu habis-habisan.

Arinapun tak kalah keren dengan lincah ia menghajar salah seorang dari komplotan tersebut, walau badan Arina tergolong kecil tapi ia mempunyai tenaga yang cukup kuat untuk melumpuhkan orang yang bertubuh dua kali lebih besar darinya.

"Kalian lagi kalian lagi sudah di bilang jangan mencoba untuk membegal orang lagi, sekarang kalian salah sasarankan!" Bentak Arina sambil menendang orang yang terkapar sambil memegangi perutnya yang dari tadi menjadi sasaran dari tendangan Arina.

"Ampun Rin kami tidak tau itu lo, lo biasanya kan jalan sendiri gak biasanya lo jalan sama seseorang." Ucap salah satu dari mereka lirih sambil menahan sakit.

"Tidak peduli itu gua atau bukan lebih baik kalian mencari pekerjaan yang halal. Atau kalian mau gua bawa ke kantor polisi sekarang!?" Ancam Arina.

"Tidak jangan Rin kami tidak akan melakukan ini lagi, kami akan cari pekerjaan." Mohon mereka.

"Kesempatan terakhir ingat kalian dalam pengawasan gua!" Seru Arina sambil menarik lengan Nathan meninggalkan tempat itu.

"Kenapa tidak langsung lapor polisi saja?" Tanya Nathan pada Arina.

"tidak apa-apa mereka tidak akan berani berbuat itu lagi beri mereka kesempatan satu kali lagi." Jawab Arina.

"Tapi bagaimana kalau mereka melanggar janji mereka?" Tanya Nathan lagi.

"Insyaallah gak kok, lihat aja mereka pasti gak akan lakuin itu lagi. Aku tau mereka udah ya gak usah pikirin hal itu lagi." Jawab Arina sambil tersenyum manis kearah Nathan.

"Ya oke kalau itu katamu. Tapi aku masih punya satu pertanyaan lagi." Ucap Nathan.

"Apa?" tanya Arina.

"Gimana kamu bisa yakin mereka gak akan ngulangin hal itu lagi?"

"Gini ya Nath, sejatinya mereka itu bukanlah berandal seutuhnya mereka melakukan itu karena di paksa keadaan juga. Di tambah lagi oleh pengaruh tidak baik dari lingkungan pergaulan mereka biasanya orang seperti mereka yang istilahnya baru coba-coba dan gagal itu akan membuat mereka jera dan gak akan melakukan itu lagi." Jelas Arina.

"Ooohh oke. Btw kamu jago bela diri juga ternyata." Sambung Nathan.

"Sedikit-sedikit untuk jaga diri, apalagi bagi aku yang perempuan dan tinggal sendiri di negeri orang itu penting buat jaga-jaga." Sahut Arina yang dib alas anggukan dari Nathan setuju dengan ucapan Arina.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju cafee tempat Arina bekerja. Yang sudah terlihat di depan mereka.

"Yakin gak mau langsung pulang Rin, ini udah malem loh." Kata Nathan meyakinkan Arina.

"Iya Nath yakin, aku ada keperluan di cafee dulu." Sahut Arina yakin.

Tak lama setelah mereka sampai di sana sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka, Rian keluar dari mobil tersebut dan menghampiri mereka.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Rian.

"Besok lusa aja." Jawab Nathan sekenanya.

"Ngaco lo orang gua serius juga." Balas Rian.

"Yaudah aku duluan ya Rin." Pamit Nathan kepada Arina.

"Iya Nath hati-hati." Balas Arina kepada Nathan yang sudah memasuki mobil.

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang