Lima Belas

8 2 0
                                    

Mohon banget nih buat temen" yang sampai di part ini bantu buat vote ya :'(

Papanya yang melihat kehadiran putranya tersebut langsung menyambutnya dengan senyuman dan pelukan hangat kepada Nathan.

“Nathan Akhirnya kamu sampai juga!” Ujar papanya.

“Iya pa, kenalin ini Arina pacar Nathan,” Ujar Nathan memperkenalkan Arina kepada papanya.

“Arina om!” Ucap Arina memperkenalkan diri sambil bersalaman dengan papa Nathan seperti seorang anak yang sedang bersalaman dengan ayahnya.

“Wahh gadis yang santun, selamat datang ya Arina akhirnya ada juga wanita yang di gandeng Nathan menemui om,” Ucap papanya Nathan ramah kepada Arina.

“Mama mana pa?” tanya Nathan pula.

“Ada di sana! sepertinya tadi bersama teman-temannya,” Sahut papanya menunjuk kearah sekumpulan orangyang sedang sibuk berbincang.

“Aku kesana dulu ya pa,” Kata Nathan sambil menggandeng Arina.

“Permisi om,” Ucap Arina pula.

“Oh iya nikmati pestanya Arina!” Balas papa Nathan sambil kembali kepada teman-temannya.

Mereka berjalan menuju ke arah yang di tunjukkan papa Nathan tadi, di sana terlihat beberapa orang tengah asik bercerita Arina yang agak gugup berjalan di samping Nathan dengan tangannya yang masih di gandeng Nathan menuju tempat itu.

“Ma!” Panggil Nathan kepada mamanya tampak seorang wanita cantik yang menggunakan dress atau lebih tepat di katakan gamis berwarna biru langit dan lilitan hijab putih di kepalanya berdiri menghampiri Nathan.

“Eh Nathan! kamu sudah sampai nak, gimana kuliahnya lancar?” Tanya wanita tersebut kepada Nathan, tatapan hangat dan teduh dan mendamaikan terpancar dari wajah cantik dan keibuan wanita tersebut.

“Alhamdulillah lancar ma. Dan kenalin ini pacar Nathan ma!” Ucap Nathan memperkenalkan Arina kepada mamanya.

“Assalamualaikum tante, aku Arina!” Ucap Arina yang spontan mencium tangan wanita tersebut.

“Waalaikumsalam, masyaallah gadis yang santun cantik lagi. Ayo sini sama tante nak!” Sahut mama Nathan sambil merangkul Arina.

Membuat Arina terhanyut dengan perlakuan lembut dan penuh jiwa keibuan mamanya Nathan, mengingat sudah sekian lama ia tak pernah merasakan itu bahkan ia tak bertemu bundanya sama sekali. Arina tiba-tiba jadi merindukan bundanya.

“Yaudah aku kesana dulu ya ma Rin!” Ucap Nathan lalu meninggalkan Arina bersama mamanya di sana sedang ia bergabung bersama beberapa temannya yang ada di sana.

Tinggallah Arina bersama mamanya Nathan, Arina yang masih merasa gugup berdiri di samping wanita tersebut. Seolah menyadari apa yang di rasakan Arina ia merangkul gadis tersebut dan mengajaknya untuk duduk di bangku di sana sengaja duduk terpisah dari teman-temannya mengobrol tadi karena ia merasa Arina akan semakin canggung jika bergabung dengan mereka.

“Kok mukanya tegang gitu, gugup ya?” Ucap wanita cantik yang duduk di sebelah Arina tersebut sambil menggenggap tangan Arina.

“Eh itu bun! maksudnya tante. Iya gugup.” Sahut Arina terbata-bata dan ia spontan salah menyebut dengan sebutan bunda.

“Kalo kamu mau panggil bunda boleh kok, santai aja bunda gak gigit kok!” Kata mama Nathan lagi sambil bercanda mencairkan suasana.

“Benar boleh  tan?” Tanya Arina.

“Boleh dong, Bunda Rosi! sepertinya bagus juga sebutan itu.” Sahutnya. Ya Rosi itulah nama mama Nathan, sosok cantik dan lembut yang merupakan seorang dokter psikolog.

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang