Tiga

32 8 0
                                    

  Nathan tampak tengah memikirkan sesuatu, pandangannya menatap dalam jalanan yang ada di depannya, kemudian ia tersenyum dan segera bicara kepada Rian tentang rencananya.

“Gua harus dapat kontaknya sekarang juga!” Serunya sembari menepuk bahu sepupunya tersebut.

“Tapikan anaknya udah pergi, gimana mau dapetinnya?” Tanya Rian menatap Nathan yang menggebu-gebu.

“Kalo di Jakarta gua bisa pasti di sini juga bisa.” Ucap Nathan.

“Maksud lo, mau nyusulin dia gitu ke kafe tempat dia kerja, ayolah boy kafe di sini bukan Cuma satu, lu mau nyamperin satu-satu apa?” keluh Rian menyadari apa yang akan di lakukan Nathan dari apa yang di katakannya.

“Itu yang membuatnya menarik, lo bakal nemenin gua kan, lo gak bakal biarin gua jelajahin tempat ini sendirikan?” Tanya Nathan pada Rian yang saat itu tengah menatapnya kesal.

“Kebangetan lo Nath lo sadar gak sih dari pagi waktu kita habis Cuma buat ngikutin si Arin, dan sekarang lagi.?” Sahut Rian kesal namun ia tetap mengikuti kemauan sepupunya yang hanya sekali-kali ngerecokin dirinya seperti itu karena memang jarang bertemu.

“Ya kalo lo gak mau nemenin gua yaudah gua jalan sendiri deh.” Ujar Nathan seolah akan pergi sendiri, walau sebenarnya ia tau saudaranya itu tak akan membiarkan dirinya untuk pergi sendiri.

“Iya-iya gua temenin, bisa di gantung gua sama bokap kalo lo sampe ilang di sini.” Sahut Rian sambil menyusul Nathan yang sudah berjalan mendahuluinya.

“Ya elah gua gak bakal ilang juga kali di sini.” Sahut Nathan pula membantah ucapan Rian

Arina, satu nama yang kini membuat langkah Nathan dan Rian terus menyusuri jalanan panjang itu mencari-cari dan menerka di mana keberadaan gadis yang baru saja di kenalnya beberapa jam lalu itu. Tak semudah yang di bayangkan Nathan mencari seseorang tanpa keterangan dan identitas tertentu di sebuah kota yang cukup ramai. Hanya berpatokan sebuah kafe mereka terus mencari keberdaan gadis itu.

“Sudah 3 kafe yang kita kunjungi Nath dan semuanya nihil, mau masuk berapa kafe lagi lo?” Tanya Rian pada Nathan.

“Entahlah sampai aku menemukannya.” Sahut Nathan singkat menatap jalanan di depannya yang terlihat masih sangat panjang.

“Dimana ujung jalan ini?” tanya Nathan kepada Rian yang tengah duduk bersandar di sebuah bangku di tepi jalan itu.

“Jalan ini? Oh jalan ini menuju ke sebuah persimpangan di dekat hotel yang tadi kita lalui bisa di katakan di sanalah ujungnya.” Jawab Rian menanggapi pertanyaan Nathan.

“Arina bilang sebuah kafe di ujung jalan ini kan? Apa di sana ada kafe?” Tanya Nathan lagi.

“Ya tentu ada banyak di sana, sudahlah ini sudah mau malam besok kalian juga akan bertemu bukan.” Sahut Rian, mencoba membujuk Nathan walau ia tau saudaranya itu akan tetap kukuh dengan keinginannya.

“Tidak gua yakin bisa menemukannya sekarang besok itu terlalu lama.” Jawab Nathan sesuai dengan perkiraan Rian.

Sekarang Rian hanya bisa pasrah mengikuti kemauan sauadara sepupunya itu. Melanjutkan pencarian akan keberadaan Arina.

Kini mereka telah berdiri di persimpangan jalan dimana ujung dari jalan yang tadi mereka tempuh berada, Nathan menyapukan pandangannya memperhatikan keadaan sekeliling, sekarang tempat itu sangat berbeda dari pemandangan tadi siang tempat itu kini terlihat semakin cantik oleh lampu-lampu yang sudah mulai di nyalakan.

Namun ada semburat kebingungan yang terpancar di wajahnya, kini ia agak ragu dan bingung kemana ia harus melangkah untuk dapat menemukan keberadaan Arina, bahkan ia mulai merasa Rian ada benarnya juga mungkin menunggu hari esok lebih baik, beok ia akan bertemu dengan Arina. Ia hanya perlu bersabar sampai besok pagi itu tidak terlalu lama.

Rian yang melihat Nathan berdiri terdiam dengan tatapan kebingungan seolah mengerti akan apa yang sedang di rasakan saudaranya itu, ia tau Nathan kini tengah bingng dan ragu dan ia mulai bimbang dengan langkahnya.

“Sudah-sudah sambil memikirkan jalan untuk menemukan Gadis itu lebih baik kita makan dulu aku sudah lapar.” Ajak Rian mencoba mengalihkan perhatian Nathan. Yang hanya di ikuti oleh anggukan dari Nathan yang akhirnya mengikuti langkah Rian menuju sebuah kafe di sana.

Baru saja mereka akan melangkahkan kaki memasuki kawasan kafe tersebut mereka di kejutkan oleh sebuah suara yang taka sing bagi mereka. Sehingga mereka serentak membalikkan badan untuk memastikan suara yang mereka dengar.

Kira-kira suara siapa yang mereka dengar sehingga menarik perhatian mereka?
Jawabannya ada di part berikutnya ya...😁

Dont forget vote, coment and follow ya guys suara kalian semangat buat aku lanjutin ceritanya di tunggu next partnya yaa...🤗🤗🤗

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang