Empat

26 6 0
                                    

"Kalau kalian mencariku kalian salah tempat, aku tidak aka nada di sini tempat ku ada di bangunan beruansa putih di seberang jalan sana." Ujar sebuah suara yang mengagetkan Nathan dan Rian sehingga sontak mereka membalikkan badan secara serentak.

Mereka terkejut mendapati Arina sudah berdiri di depan mereka dengan tatapan santai memandangi mereka berdua.

"Bagaimana kamu tau kami mencarimu?" Tanya Nathan kebingungan.

"Kalian terlalu mudah untuk di tebak, aku sudah melihat kalian dari tadi berdiri jalan itu, kebingungan seperti orang linglung, dan kebetulan aku harus keluar mengantarkan pesanan pelanggan dan mendapati kalian berada di sini." Jelas Arina kepada Nathan dan Rian.

"Benarkah kamu sudah melihat kami dari tadi, tapi mencarimu sulit juga." Ujar Nathan.

"Ya, lalu kenapa kalian mencariku bukankah besok juga akan bertemu?" tanya Arina.

"Gua bilang juga begitu tapi Nathan bersikeras untuk ingin segera menda.." Belum selesai Rian bicara tiba-tiba Nathan menyikut lengan Rian dan segera memotong ucapan Rian tersebut.

"Ah kamu bilang kamu bekerja di sebuah kafe kan jadi Aku ingin mencoba makanan di kafe tempat kamu bekerja, tidak ada salahnya kan." Potong Nathan dengan cepat.

"Ya gak salah sih, ya sudah kalau begitu mari ketempatku kita ngobrol di sana sambil kalian mencoba makanan yang ada di sana, tapi aku tidak tanggung jawab ya kalau kalian ketagihan." Ajak Arina dengan sedikit candaan riang, sungguh berbeda sekali dengan rumor yang beredar tentang diri gadis itu.

Dengan obrolan-obrolan ringan dan candaan-candaan mereka terlihat bahagia malam itu, begitu juga dengan Arina yang biasanya jarang bercerita banyak dengan orang asing sekarang seolah menemukan orang baru yang bisa masuk dan menjadi orang yang taka sing lagi dalam hidupnya. Lebih seperti sekarang ia menemukan seorang yang bisa mengerti dan mau mengenalnya dari dirinya sendiri bukan dari rumor yang beredar yang menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang aneh dan asing dengan lingkungannya.

Padahal dirinya dan lungkungan di sana seakan sudah seperti menyatu, ia sangat mengenal tempat itu seperti dirinya sendiri. Beberapa pasang mata dari pelanggan di sana sempat menatap heran dan penuh tanda tanya kearah mereka, mungkin heran melihat Arina yang biasanya mereka tau dingin dan misterius terlihat berbeda dan sekarang sedang mengobrol riang di sebuah meja yang ada di dekat dinding kaca kafe tersebut.

"Jadi apa besok kita jadi bisa bertemu lagi?" Tanya Nathan kepada Arina sebelum mereka berpamitan untuk pulang malam itu.

"Tentu kebetulan besok aku juga libur jadi full day juga bisa." Sahut Arina.

"Bagus kalau begitu jadi bisa dong kamu ajak aku keliling-keliling?" Ujar Nathan sumringah mendengar hal itu.

"Tentu saja lagi pula sudah lumayan lama aku tidak berkeliling." Jawab Arina sambil tersenyum.

"Kalau begitu boleh aku minta kontakmu agar kita lebih mudah untuk komunikasi?" Tanya Nathan ragu, seraya mengulurkan Hpnya kepada Arina.

"Why not? Tentu saja boleh." Sahut Arina menerima Hp tersebut dan mengetikkan dengan cepat di layar datar tersebut lalu mengembalikan benda pipih tersebut kepada Nathan.

Hari yang luar biasa bagi Nathan bisa berkenalan dengan gadis yang di kenal dingin, cuek, dan misterius di sana. Dengan perasaan ringan ia dan Rian pulang kerumah malam itu untuk beristirahat setelah seharian menguras tenaga dalam pencarian Arina, walau pada akhirnya mereka gagal menemukan Arina dan malah gadis itu yang menemukan mereka.

"Nath tapi sorry ya besok gua gak bisa buat nemenin lu, gua ada janji soalnya." Ujar Rian kepada Nathan sambil menyetir mobilnya dalam perjalanan pulang.

ArinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang