SEIZE

81 9 3
                                    

Rosé dan Jaehyun berangkat bersama. Hari ini orang tua Rosé pulang dari rumah kakeknya. Jadi ini adalah hari terakhir mereka berangkat bersama.

Jaehyun dan Wonwoo sudah berjanji untuk tidak lebih dulu memberi tahu Rosé soal prasangka nya terhadap genk Taehyung.

"Jae..." Panggil Rosé pelan.

Jaehyun menoleh dan mengangkat satu alisnya

"Lo pernah ga sih ngerasa kayak bakal ada sesuatu yang buruk terjadi?" Tanya Rosé dengan pandangan kosong.

Jaehyun melambatkan langkahnya. Ia cukup kebingungan dengan pertanyaan Rosé yang begitu tiba-tiba ini.

"Bukannya semua orang pernah ngerasain? Itu namanya firasat" ucap Jaehyun mencoba untuk tenang.

"Tapi ini beda... Gw takut Minjoo–"

Jaehyun memegang bahu Rosé dan membawanya pada pelukannya. Ia tak peduli apakah akan ada rumor yang mengatakan bahwa mereka 'balikan', karena niat Jaehyun hanya untuk menenangkan Rosé.

"Ga bakal ada hal buruk yang terjadi sama Minjoo. Gw bakal lindungin dia apapun yang terjadi" ucap Jaehyun di telinga Rosé.

Tindakan Jaehyun yang seperti ini entah mengapa sangat membuatnya nyaman. Ia seperti berada di pelukan ayahnya. Itu kenapa Jaehyun adalah salah satu mantan yang sangat sulit dilupakan olehnya.

Rosé tidak pandai berbohong, apalagi soal urusan hati, Rosé akui, dia masih sedikit memiliki perasaan yang tertinggal pada Jaehyun. Ia berusaha melupakannya dan menerima Wonwoo sepenuhnya, tapi tetap saja itu sangat sulit.

Tetapi ia sadar, Jaehyun tidak benar-benar menyukainya. Perlakuannya ini hanya sebatas rasa sayang terhadap sahabat. Terlebih detak jantung Jaehyun tak pernah lebih cepat saat bersamanya. Sangat berbeda dengan dirinya yang mati-matian menahan agar jantungnya tidak melompat keluar.

Dan kita semua tau, jantung Jaehyun hanya berdetak untuk satu orang. Ya, Minjoo Park. Dan cinta Jaehyun untuk Minjoo sangat spesial, karena ia tak butuh balasan. Dengan senyuman dan sekotak Pocky saja sudah membuatnya bahagia.

"Jae, demi apapun... Lo bener-bener berhak buat bahagia" ucap Rosé sambil melepaskan pelukannya pada Jaehyun.

Jaehyun tersenyum, namun matanya memancarkan kesedihan

"Kebahagiaan gw itu adek lo, Rosé. Asal dia bahagia, gw juga pasti bahagia" balas Jaehyun dengan ketulusan yang benar-benar patut diacungi jempol.

Sekarang Rosé sadar, menjadi Minjoo Park adalah salah satu dari banyak hal yang tak bisa ia dapatkan.

"But you have to prioritize your happiness. Lo ga boleh terus terusan mikirin kebahagiaan Minjoo, bahkan sampe lupa kalo lo juga berhak bahagia" ucap Rosé.

Jaehyun terdiam. Sebelum akhirnya menoyor kepala Rosé "Iya iya Mrs Jeon! Udah ah! Masuk yuk!"

Rosé menggelengkan kepalanya. Harusnya dia tau Jaehyun tak akan mendengarkannya jika itu menyangkut Minjoo, tetapi tetap saja ia lakukan.

—o0o—

Sepulang sekolah, Rosé dijemput oleh Wonwoo. Namun tiba tiba Wonwoo mengangkat telfon darurat dari adiknya.

Ternyata Somi pulang lebih dulu. Itu membuatnya sedikit kebingungan. Pasalnya tadi pagi ia yakin Somi baik baik saja.

"Somi kenapa, Woo?" Tanya Rosé yang sedari tadi menunggu waktu yang tepat untuk bertanya.

Sangat jelas raut kekhawatiran yang nampak di wajah tampan Wonwoo.

"Dia ga mau cerita, tapi terus nyuruh aku pulang. Jungkook mana sih?! Ga tau apa adeknya lagi kenapa-napa?!" Ucap Wonwoo yang terus melihat ke arah sekolah karena menunggu Jungkook

Éternal [Fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang