Seminggu setelah kejadian berdarah itu... Banyak hal terjadi.
Kalian mau dengar keadaan siapa dulu?
Hmm baiklah, mungkin lebih baik aku menjelaskan keadaan Taehyung dan teman-temannya sekarang.
Mereka ditangkap. Walau semua perbuatan mereka sangat amat tidak manusiawi, mereka tetap mendapat keringanan karena masih berstatus sebagai pelajar di bawah umur.
Penangkapan mereka tentu saja menjadi headline di berbagai berita-berita nasional. Dan tentu saja karena mereka bukan orang biasa, misalnya saja Taehyung, semua orang pasti tau Jaejoong ayahnya. Maka dari itu, semenjak terendus media, nama baik Jaejoong dan sekeluarga tercoreng. Yuri menjadi semakin kurang kewarasannya, ia terpaksa harus dibelenggu di dalam rumah sakit jiwa karena hal ini.
Lee Minho terpaksa mengundur pesta pernikahannya untuk mendatangi sidang. Sedangkan Taeyeon, hhhh... Mendengarnya ingin makan saja sudah membuat hati tenang.
Kondisi Minjoo baik-baik saja... Ah– mana bisa? Minjoo sekarang harus terus konsultasi dengan psikiater untuk masalah mentalnya. Jaehyun tidak pernah absen sekalipun untuk mengantar Minjoo kesana kemari.
Rosé... Dia baik, tetapi hatinya yang memburuk. Bagaimana tidak? Selepas pulang dari pemakaman Sana, Wonwoo hampir tidak pernah menginjakkan kaki keluar rumah. Ia bahkan sudah absen selama seminggu.
Bahkan Jungkook yang satu rumah dengannya pun jarang sekali melihat keberadaan Wonwoo. Ya, se-terpukul itu...
Menemui Wonwoo sekarang susahnya bukan main. Jangankan untuk mengobrol dengannya, masuk ke dalam kamarnya pun hampir tidak ada yang pernah.
Sebenarnya sedikit wajar Wonwoo bersikap demikian, seseorang yang rela mempertaruhkan nyawanya harus benar-benar pergi selamanya. Bahkan ia belum sempat mengatakan terimakasih.
Kalau begini terus... Mungkin Wonwoo bisa semakin kurus.
Tok tok tok!!
"Kak Wonwoo... Ada yang nyariin nih, buka dong kak... Udah seminggu kakak di dalem... Ga kangen aku apa??" Tanya Somi dari luar pintu.
Wonwoo mendengar itu semua. Tapi rasanya ia sangat tidak berenergi untuk sekedar membuka pintu kamarnya.
Ketukan itu kembali terulang. Namun sepertinya sudah berbeda orang, karena ketukannya cenderung... Ngg... Barbar?
"Bang Wonuuu~~ main yookk!! Dah lama ni kita ga keluar!! Kemana aja deh! Entar gw yang traktir" siapa lagi kalau bukan Jaehyun?
Wonwoo menghela nafasnya. Kemudian ia berjalan mendekati jendela dan duduk menghadap balkon kamarnya.
Ah, bahkan untuk sekedar keluar balkon pun Wonwoo tak pernah.
Setelah itu tidak ada ketukan lagi. Ah, pasti dia capek sendiri... Pikirnya.
Wonwoo memejamkan matanya. Kemudian ia sedikit mengerutkan dahi saat merasakan sebuah benda menutupi cahaya matahari yang harusnya langsung menuju matanya.
Begitu ia membuka mata...
"ANJING!!!"
Gubrak!!!
Wonwoo terjungkal ke belakang saat melihat wajah Jaehyun tepat di depan wajahnya. Walau terhalangi kaca, tetap saja itu mengejutkan.
"Ash... Sialan" umpat Wonwoo sambil memegangi kepalanya yang nyut-nyutan.
Jaehyun mengetuk-ngetuk jendela tersebut dan memberi isyarat untuk membukanya.
Dengan malas, Wonwoo akhirnya membukakan pintu balkon untuk Jaehyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Éternal [Fin]
Fanfiction"Kalau menurutmu memiliki wajah cantik adalah kebahagiaan yang abadi, kamu salah besar!." Namaku Minjoo Park, lahir dari keluarga yang memiliki gen yang bagus. Sebenarnya bukan hanya keluargaku, tetapi semua orang yang ada disekitarku memiliki ketam...