10 : Madara House [B]

21.1K 1.8K 504
                                    

Mikoto dan Naruto kembali ke ruang tamu. Di tangan si pirang terdapat baki berisi mangkuk dan segelas air mineral. Sewaktu di dapur tadi, mereka memang menemukan banyak bahan makanan dan buah, namun bukan sesuatu yang dapat di konsumsi si bayi. Jadi Naruto berinisiatif membuat bubur nasi. Pun ia menambahkan sedikit sayuran yang dihaluskan ke dalam bubur. Sehingga warna bubur tak lagi putih, melainkan berhiaskan hijau sayur.

Nyonya Uchiha menghampiri Sasuke, bermaksud meminta si bayi. Ketika Menma akan berpindah tangan, bayi gembul nan lucu dan imut itu merengek. Menggerak-gerakkan kaki serta badan. Menolak diserahkan pada sang Nenek. Sehingga terpaksa Mikoto menyerahkan lagi pada Sasuke.

"Hm ..., mood Menma sangat buruk sepertinya," si sulung berkomentar, "Coba aku yang menggendong," katanya dan memanjangkan tangan.

Reaksi serupa diberikan oleh si bayi lucu. Dia tidak sedang tak ingin bersama siapapun kecuali ayahnya. Ketika berada di pangkuan si bungsu, Menma tidak banyak bergerak. Malah dengan nyaman bersandar di tubuh sang Ayah. Membuktikan ia menolak orang-orang yang ingin menggendongnya.

"Ya sudah ...," Mikoto menyerah. Berbalik mengambil mangkok di atas baki yang dibawa oleh si pirang dan menyendok sedikit bubur. "Nah, Menma, ayo makan ...."

Sewaktu sendok melamin yang memang khusus untuk sendok makan bayi menyentuh bibir Menma, si bayi ucul itu sama sekali tak mau membuka mulut.

"Menma ... Ayo, buka mulut."

Masih diam. Tak ada tanda-tanda bibir mungil itu akan terbuka. Malah shappire birunya cuma memandang sendok bubur yang ada di depan mulut. Menma tak bergeming.

"Menma ...," Nyonya Uchiha mendesah frustasi. Tadi di tolak, kini didiamkanㅡdiabaikan pula.

"Anoo, Nyonya ...," suara Naruto terdengar. Dia mendekat hati-hati, "Boleh aku yang menyuapi Menma?" tanyanya. Ada rasa gugup, tapi khawatir lebih mendominasi. Ya, khawatir pada si bayi yang hari ini menolak orang-orang. Apa Menma masih takut? Jujur, Naruto juga bingung akan sikap bayinya.

Nyonya Uchiha memandang si pirang seraya berpikir. Dia saja di tolak, bagaimana Naruto? Ah, tapi si pengasuh sangat dekat dengan cucunya. Mungkin saja Menma mau menerima suapan dari si pirang. Mikoto berharap. Mengangguk kemudian bangkit berdiri. Menyodorkan mangkuk bubur si bayi pada Naruto.

Si pengasuh membungkukkan sedikit badan sebelum melewati sang Nyonya Uchiha dan menghampiri Sasuke yang duduk di sofa dengan Menma di pangkuan. Ia berjongkok di celah antara sofa dan meja yang berada di tengah sembari mengaduk bubur di mangkuk dan sesekali dihembus agar tidak panas.

"Duduk di atas saja. Kakimu nanti sakit." Usul si sulung. Menepuk sisi kosong sofa yang sebelumnya ia tempati. Itachi sengaja bangkit. Ah, bukan karena supaya si pengasuh duduk di sana, tapi sewaktu ingin menggendong Menmaㅡtapi di tolak.

Si pirang terkesiap. Ia menatap si sulung sejenak kemudian mengangguk, "Ha'i," dijawab singkat dan menempatkan diri di sebelah si bungsu. Naruto sedikit canggung dan gugup. Walau sudah lumayan sering berinteraksi dengan Sasuke, namun ini yang pertama kali menyuapi Menma yang sedang berada di pangkuan si raven muda. Fokus, Naruto! Fokus!

Memandang si bayi raven yang gembul dan lucu yang diam yang Naruto tak tahu kenapa, dia menghela. Menyendok sedikit bubur lalu disodorkan ke depan mulut si bayi sambil memanggil namanya, "Menma-chan ..., aaaa~" ia ikut membuka mulut saat bersuara ketika perhatian si bayi akhirnya terarah padanya.

Pelan, seperti ragu-ragu, Menma membuka mulut. Menerima suapan dari si pirang. Naruto tersenyum. Heh ... sepertinya suasana hati Menma tidak bagus, meski begitu si bayi lucu, tampan dan menggemaskan itu tak mengabaikan Naruto. Menma mungkin sedang manja atau ngambek. Jarang sekali si bayi memperlihatkan sikap begini. Mungkin juga karena dibuat menangis tadi, dia jadi tak bersemangat. Selama di kediaman Uchihaㅡbertemu orang-orang baru di sana, tak sekalipun si bayi menolak siapapun yang ingin mendekatinya. Tapi, yang namanya bayi, punya insting dan awarenya sendiri.

Heart [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang