13

22.8K 1.9K 1K
                                    

(Credit picture; Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Credit picture; Pinterest)

***

Pukul tujuh malam Naruto tiba di kediaman Uchiha. Tentu saja para Uchiha sudah menunggu kedatangan si pengasuh yang membawa cucu pertama keluarga ini keluar hampir seharian dengan resah. Semua berada di ruang keluarga. Bila sang Kepala keluarga duduk di sofa sembari membaca sebuah buku tebalㅡentah apa judulnyaㅡlalu kedua putranya melakukan hal yang samaㅡduduk di sofaㅡterpisahㅡsambil memegang ponsel; mereka mencoba mengalihkan rasa khawatir, namun sang Nyonya tampak berjalan mondar-mandir di tengah sembari mengigiti kuku ibu jari.

Mikoto tidak mampu menahan dan menyembunyikan kekhawatirannya. Maka, ketika si pengasuh muncul bersama dengan si bayi menggemaskan yang terlelap di alat bantu gendong, ia segera menghampiri dan menyuruh Naruto melepas alat tersebut sehingga ia bisa mengambil Menma dari tangan si pirang. Mikoto tidak menunjukkan muka bersahabat. Terang-terangan memperlihatkan kemarahan pada Naruto.

Naruto tak mampu mengucap sepatah kataㅡbahkan untuk membela diri. Ah, bukan tak mampu, tapi tak bisa. Bila ia melakukannya maka ia mesti membeberkan alasan membawa Menma keluar rumah yang mana akan membuat mereka curiga. Si pirang melirik ke arah sang Kepala keluarga yang masih duduk di sofa membaca buku seakan tak tertarik dengan kedatangannya. Meski dalam hati meringis, tapi Naruto berterima kasih karena sepertinya Tuan Fugaku tidak memberitahu keluarganya.

Dua pemuda bermarga Uchiha bangkit dari sofa ketika mengetahui kedatangan si pirang. Itachi menghela lega melihat keponakan kesayangannya sudah berada di tangan sang Ibu. Sedangkan si bungsu menatap si pengasuh melalui ujung mataㅡmemandang sinisㅡdengan muka datar. Sebagai seorang ayah, pun Sasuke sangat khawatir keadaan Menma yang tak ada di rumah sewaktu pulang ke rumah.

Mereka sempat mencari ke seluruh rumah namun tak menemukan Menma maupun si pengasuh. Si sulung malah sempat berkeliling komplek mengira Naruto membawa Menma jalan-jalan di sekitar rumah, tapi setelah lima putaran Itachi menyerah dan pulang. Ketika menanyai Sarutobi dan Ayame; jawabannya mereka tidak tahu karena meninggalkan rumah untuk berbelanja. Tidak menyadari jika si pengasuh dan si bayi tak berada di rumah.

Mikoto dan Sasuke akan menghubungi polisi jika Fugaku tidak mengatakan untuk menunggu. Meyakinkan istri dan anak-anaknya bila Naruto pasti kembali membawa Menma. Perkataan sang Uchiha senior terbukti. Si pengasuh pulang dengan membawa si bayi secara utuh. Dalam keadaan baik-baik saja. Sebenarnya lega, tetapi rasa khawatir yang memuncak membuat mereka yang terlampau khawatir kini merasakan amarah.

"Uzumaki-san ...."

Si pirang buru-buru membungkukkan badan sambil berucap, "Maafkan aku."

Itachi menghela melihat si pengasuh yang membungkuk. Dia ingin memarahi si pirang sebenarnya, tapi tampaknya Naruto tahu kesalahannya sehingga langsung meminta maaf. "Kau tahu bagaimana khawatirnya kami?" ia bertanya setelah meredam marah dengan menghembus napas pelan dengan nada rendah. Ah, si sulung Uchiha memang yang paling handal mengatur emosi.

Heart [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang