7

19.7K 1.7K 317
                                    

Sembari mendengar cerita pemuda pirang di hadapannya, Fugaku mengingat suatu kejadian dimana putra sulungnya memberi kabar jika Sasuke di bawa ke Rumah Sakit setelah di temukan pingsan di sebuah hotel. Menurut pemeriksaan, di dalam tubuhnya terdapat jenis baru obat perangsang. Obat baru-baru ini beredar di klub-klub malam. Efeknya kuat dan bertahan cukup lama. Menjadi tambang bisnis baru bagi mereka orang-orang bawah tanah karena harga jualnya tinggi. Pihak Rumah Sakit mendapatkan sedikit sebagai bahan penelitian.

Waktu itu Fugaku mengira jika putranya menjadi bahan percobaan, jadi dia mencari tahu dengan siapa Sasuke bertemu; bernegosiasi, dimana serta untuk apa. Tak sampai satu hari semua informasi terkumpul dan tanpa basa-basi di pemberitaan soreㅡdi hari yang samaㅡmuncul kabar jika salah satu hotel berbintang tiga nasional di daerah pinggir Tokyo hangus terbakar hingga rata dengan tanah. Orang-orang yang menjebak putranya ia masukkan ke buiㅡdengan jaminan darinya; orang-orang itu tidak diperbolehkan bebas dan mesti diawasi dua puluh empat jam.

Hotel yang telah rata dengan tanah tersebut ia ambil kemudian bangun sebuah pasar tradisional. Fugaku merasa puas karena berhasil membalas mereka yang bermain-main dengan Uchihaㅡpun tujuan putranya ingin membeli tanah hotel tersebut untuk membangun sebuah department store; tanah yang pemilik sebenarnya telah meninggal kemudian diambil alih oleh seorang rentenirㅡtanah sengketa.

Jadi ... dia tidak tahu jika Naruto ada di sana. Menjadi pelampiasan putranya sebelum ditemukan pingsan. Pantas Sasuke bersikeras mengatakan jika ia tidak merasa pernah berhubungan dengan orang lainㅡapalagi mereka berpikir ibu Menma adalah perempuan. Putra bungsunya memang tidak pernah berhubungan dengan seorang perempuan, peristiwa bersama Naruto ... tidak, tak murni kecelakaan. Mereka terjebak di keadaan yang tak terduga. Keduanya adalah korban. Tapi, di sini si pirang yang paling menderita.

"Aku tidak tahu ..., aku bisa mengandung. Aku pun terkejut saat ke klinik dan mendengar hasilnya. Mereka memintaku untuk memeriksa ke Rumah Sakit agar hasilnya lebih pasti. Dengan sisa uang tabungan, aku pergi. Hasilnya sama. Aku hamil." Si pirang menunduk, "Sensei tidak menyarankan untuk menggugurkan kandungan sekalipun aku ingin karena sangat berbahaya. Aku laki-laki. Nyawaku bisa terancam. Aku tidak punya pilihan lain selain membiarkannya lahir."

"Oleh karena itu kau meletakkan Menma di depan rumah kami?"

Naruto menggeleng, "Aku tidak berniat melakukannya. Aku sangat menyayangi Menma. Aku mencintainya. Tapi, aku tak sanggup merawatnya sendirian. Saat aku tahu Sasuke berasal dari keluarga kaya kupikir Menma bisa hidup lebih layak. Kebutuhannya tercukupi. Sasuke bisa memberikan apa yang tidak bisa kuberikan. Jadi, kuputuskan untuk memberikan Menma."

Mengenang kembali kesulitan yang ia alami dulu seolah membuka luka yang hampir kering. Sedih. Dia berjuang sendirian. Berusaha supaya Menma tidak kelaparanㅡwalau dia sendiri tak makan seharian. Semua dilakukan demi Menma, bayinya. Naruto tidak mengeluh, dia senang melakukannya. Tapi, dia tidak yakin dengan masa depan Menma. Bayi kecilnya tidak akan memiliki masa depan jika bersamanya. Oleh sebab itu si pirang berpikir agar memberikan Menma pada keluarga Uchiha.

Naruto memandang sang kepala keluarga, "A-aku tidak meminta apapun. Tidak pertanggung jawaban atau yang lain. Aku hanya ... aku hanya ingin melihat pertumbuhan Menma di sini. Aku masih belum sanggup berpisah dengannya. Tidak apa-apa aku tidak di bayar, tapi ku mohon biarkan aku tinggal di sini. Aku tidak akan mengganggu siapapun, termasuk Sasuke."

"Kau tidak mau meminta pertanggung jawaban dari Sasuke?" Fugaku bertanya serius. Umumnya, seseorang yang mengalami hal seperti Naruto pasti menuntut pertanggung jawaban dan hal lainnya. Si pirang malah tidak mau menuntut hal tersebut.

Terlebih ... jika berurusan dengan mereka, bukan tidak mungkin, kan? Memang beberapa wanita yang ia ketahui menaruh hati pada putra-putranya lebih melihat ke fisik dan latar belakangㅡini salah satu alasan Itachi belum ingin berumah tangga walau dia sudah menjalin hubungan beberapa kali dengan perempuan. Mencari yang tulus itu sangat sulit, tousan. Begitu ucapan putra sulungnya.

Heart [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang