3

18.5K 1.9K 235
                                    

Seperti yang dikatakan oleh sang Nyonya Uchiha, selagi bayi Menma tidur, si pirang dipersilahkan untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Hal itu yang dilakukan Naruto sekarang. Setelah memastikan si bayi gembul aman dan nyenyak, ia mencari Sarutobi dan bertanya apa yang dapat ia bantu. Perempuan yang sangat sopan ituㅡmeski terhadap sesama pekerja rumah tanggaㅡmeminta si pirang untuk merapikan ruang keluarga sebab sebentar lagi para Uchiha akan pulang. Mereka sering menggunakan ruang keluarga, jadi sesegera mungkin dirapikan dan dibersihkan.

Dengan senang hati Naruto melakukannya. Mengatur bantal-bantal di sofa, membersihkan debuㅡah, dia sempat diajari cara menggunakan vacum cleaner oleh Ayame. Tentu si pirang sedikit kaku karena dia tak pernah menggunakan alat itu sebelumnya. Dia hanya mengerti cara manual membersihkan debu. Tapi, pekerjaannya tidak terlalu berat dan dia dapat melakukannya dengan baik.

"Oh, Uzumaki-san."

Sebuah suara menginterupsi kegiatan si pirang yang hampir selesai merapikan ruang keluarga Uchiha; dia sedang mengatur buku, koran serta majalah yang ada di bawah meja. Naruto sontak berdiri dan membungkuk hormat pada pria yang menghampirinya. Putra sulung Uchiha, Itachi.

"Dimana Menma?" Itachi bertanya sembari meletak tas kerja di sofa, kemudian menjatuhkan diri di sana sembari melonggarkan dasi. Tampaknya dia yang terlebih dahulu sampai ke rumah.

Naruto masih membungkuk, "Menma sedang tidur di kamarku."

"Kamarmu?" Uchiha sulung sedikit terkejut, tapi kemudian dia mengangguk. Baru ingat bila Naruto tak mungkin menidurkan si bayi gembul di kamar orang tuanya, apalagi kamarnya atau Sasuke. Pilihan terbaik ya kamar si pirang itu sendiri. "Sudah dari tadi?"

Si pirang mengangguk, "Mungkin sebentar lagi bangun."

"Ah, tidak apa-apa, aku cuma bertanya saja. Aku kira bisa bermain dengannya saat pulang." Itachi memamer senyum pada Naruto. Yah, setelah terbukti jika si bayi gembul adalah anggota Uchiha, mau tak mau Itachi mesti menerima. Keponakan yang meski belum diketahui siapa ibu kandungnya.

Apalagi Menma merupakan bayi yang ceria. Gampang tersenyum dan tertawaㅡwalau tanpa suaraㅡsifatnya itu membawa warna baru bagi keluarga Uchiha. Tidak butuh waktu lama untuk si sulung Uchiha jatuh sayang pada si bayi gembul. Ya, dia menyayangi Menma. Hari ini sengaja pulang lebih awal supaya bisa bermain dengan si bayi gembul. Tapi, ya sudahlah. Lagipula bayi memang lebih sering tidur, kan? Nanti sajalah kalau Menma sudah bangun.

"Ada apa?" Kali ini suara yang lebih berat, tegas dan beribawa terdengar membuat dua orang di ruang keluarga serempak memandang sumbernya.

Sang kepala keluarga beserta putra bungsunya memasuki ruang keluarga. Mereka baru pulang. Naruto sekali lagi membungkuk dalam, menyapa sang Kepala Keluarga. Meski di belakang Mr Uchiha, si putra bungsu mengekor, si pirang sama sekali tak ingin melihatnya. Berusaha agar tak bertatapan. Pun ia memandang putra sulung Uchiha sebagai alternatif.

Itachi melepas jas yang ia kenakan, menggeleng pada sang Ayah, "Tidak. Aku hanya menanyakan Menma."

"Lalu?"

"Menma sedang tidur di kamarku, Tuan," Naruto menjawab. Menatap pada sang Kepala Keluarga yang berdiri di dekat meja.

Fugaku mengangguk. Memahami maksud si pirang. Itachi yang duduk di sofa melirik ke arah adiknya yang diam, tak ikut dalam pembicaraan. Terbesit sebuah ide dalam kepalanyaㅡmenciptakan seulas smirk di bibir tipis si sulung Uchiha.

"Tousan, bagaimana jika Menma ditidurkan di kamar Sasuke?"

Pertanyaan itu sontak membuat Sasukeㅡmaupun Narutoㅡterkejut. Si bungsu Uchiha segera melotot pada kakaknya. Tidak suka, tidak terima! Hei, dia tak punya pengalaman mengurus bayi! Terlebih jika bayi terbangun tengah malam akan sangat menganggu waktu tidurnya!

Heart [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang