09

2.1K 201 16
                                    

Selamat membaca menteman🙋‍♀️🙋‍♀️🙋‍♀️...

🌲🌲🌲...

Malam itu, Asha turun dari mobil sambil tertawa lepas seolah-olah wanita itu tidak memiliki beban apa pun di dalam hidupnya. Berpesta dan bersenang-senang sudah menjadi gaya hidup Asha serta anak kandungnya Gilia, hidup dalam kemiskinan membuatnya nekat melakukan segala cara untuk membuat dirinya senang dan bergemilang harta. Pemilik mobil mewah yang di tumpangi oleh Asha merupakan milik salah seorang pria kaya raya yang jatuh hati kepadanya, sayangnya Asha tidak memikirkan hal yang sama.

Asha mendekati pria kaya raya itu hanya untuk bisa menumpang hidup sambil menghambur-hamburkan uang, sedangkan pria kaya itu sepertinya tidak pernah beranggapan buruk kepada Asha. Pria itu berpikir jika Asha benar-benar tulus mencintainya, kejamnya apa yang selalu kita inginkan terkadang tidak pernah sesuai dengan kenyataan. Sepertinya hanya ada kata karma yang cocok untuk menggambarkan balasan yang akan wanita itu dapatkan di kemudian hari. Asha pun masuk ke dalam rumahnya, lalu melepaskan mantel hangat yang membungkus tubuhnya.

"Sia..." teriak Asha.

"Sia, di mana kamu!"

"Sia jangan sampai aku menghukummu."

"Dasar anak tidak tau diri! Sia."

"Ibu berhenti berteriak-teriak seperti orang gila." kesal Gilia yang merasa terganggu dengan teriakan ibunya.

"Sayang, di mana anak tidak tau diri itu." Asha berjalan menuju kearah dapur lalu membuka tutup saji yang ada di atas meja.

"Dimana makan malamnya?" Gilia berjalan mendekati ibunya.

"Sudahlah, bu. Beli makanan di luar aja, aku dari tadi juga kelaparan nih..."

"Sia mana? Kenapa dia tidak masak?"

"Perempuan gila itu sudah aku usir dari rumah ini."

Asha menatap anaknya "Apa!"

"Iya, bu. Aku sudah mengusirnya dan masih untung aku tidak melaporkan tindakannya kepada pihak berwajib,"

"Apa lagi yang anak tidak tau itu lakukan kepadamu?"

"Bukan kepadaku bu, tetapi Morgan kekasihku."

"Ibu, kau taukan orangtua Morgan kaya raya dan terhormat di kota ini. Sia sudah berani melukai Morgan,"

"Bagaimana bisa anak itu melakukannya?"

"Aku juga tidak melihat dengan jelas apa yang perempuan jalang itu lakukan tetapi saat aku sampai di rumah aku mendengarkan teriakan Morgan dari halaman belakang,"

"Saat aku sampai di halaman belakang, aku melihat kepala Morgan sudah berdarah dan Sia memegang sesuatu di tangannya."

"Terus di mana Morgan sekarang?"

"Dia sudah pulang beberapa jam yang lalu, sebelum dia pulang aku mengobati lukanya yang cukup parah itu."

"Apa keluarga Morgan menuntut kita?"

"Tidak mungkin keluarga Morgan menuntut kita ibu, semua ini perbuatan Sia. Dan Sia bukan siapa-siapa bagi kita, jadi kita tidak perlu merasa takut."

"Kau benar sayang..."

"Tapi..." Asha tersenyum licik.

"Kita bisa mendapatkan keuntungan dengan menghilangnya gadis bodoh itu."

"Maksud ibu apa?" Gilia mendudukkan dirinya di atas kursi.

"Sayang, apa kau tau di mana alat yang di gunakan anak bodoh itu untuk memukul kepala Morgan?"

Prince Of Darkness-Crown In The City Of Blood BonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang