Seorang pria berbadan tinggi besar lengkap dengan stelan jas berwarna hitam menatap kosong kearah bekas abu yang mengotori rerumputan, entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu yang jelas senyuman aneh menghiasi wajah putih sepucat salju. Pria itu adalah Aaron Corado, seorang pria lain muncul di samping Aaron dan itu adalah Artum kaki tangan Aaron serta beberapa Vampire baru yang megikuti tuan mereka.
"Bagaimana menurutmu?" pertanyaan Aaron di tujukan kepada Artum dan dengan sigap pria itu menjawab.
"Mungkin kali ini kita gagal tuan, tetapi saya yakin beberapa rencana yang sudah kita siapkan pasti akan berhasil untuk..." belum selesai Artum menyelesaikan kalimatnya Aaron terlebih dahulu memotongnya.
"Tidak, aku rasa kita telah berhasil mengalahkan salah satu dari mereka." Aaron berbalik menatap para Vampire di belakangnya.
"Mungkin ada baiknya jika aku menambah beberapa Vampire baru lagi..." Aaron berjalan melewati Artum.
"Apa kau bercanda?" suara seorang pria yang mungkin baru beranjak dewasa itu membuat Aaron menghentikan langkahnya sedangkan Artum langsung memakai kekuatannya agar bisa berdiri tepat di samping tuannya.
"Kenapa kita harus menjadi tumbal dan mati konyol seperti ini?" remaja yang bernama Vinn itu menatap Aaron dengan perasaan kesal.
"Kenapa kau bisa mengatakan hal yang memuakkan dan menjijikkan seperti itu. Apa kau pikir manusia adalah hewan buruan yang bisa kau ubah sesuka hati menjadi monster seperti kita?" Lee dan Isabella mencoba menarik Vinn.
"Monster..." guman Aaron dengan suara pelan tetapi mereka yang berada di sana bisa dengan jelas mendengarkan ucapan yang keluar dari bibirnya.
"Bisa-bisanya budak sepertimu mengatakan hal kurang ajar itu kepada tuanmu." bentak Artum yang mulai mengeluarkan aura Vampire yang mampu membuat tubuh Vinn dan dua vampire baru yang ada di sana merinding.
"Apa kau sudah bosan untuk tinggal di dunia ini." Artum mengeluarkan kuku-kuku panjangnya dan tatapan pembunuh Artum sukses membuat ketiga Vampire baru itu menelan ludah mereka ketakutan, Artum melangkahkan salah satu kakinya kedepan bermaksud untuk memberikan pelajaran kepada Vinn tetapi Aaron mencegah orang kepercayaannya itu.
"Tuan..." Artum mengurungkan niatnya untuk menyerang Vinn yang dengan berani telah bersikap kurang ajar kepada Aaron.
Aaron berjalan mendekati Vinn dan itu membuat Lee serta Isabella mundur menjauh dari temannya itu "Apa kau tau, sikapmu tadi sangatlah berlebihan."
Senyuman sinis Aaron membuat kedua kaki Vinn terasa lemas "Apa kau merasa sedih? Bukankah dulu sebelum kau menjadi Vampire, kau juga seorang berandal yang selalu bertingkah seenaknya dan merugikan manusia."
"Apa kau pikir manusia sepertimu layak untuk terus ada, bahkan setelah Artum mengubahmu menjadi Vampire. Kau masih tidak tau cara untuk berterima kasih?"
"Itulah yang mebuatku muak dengan sikap manusia..."
"Mereka terus mengeluh dan menyalahkan orang lain seperti seorang pecundang,"
Aaron meletakka tangan kanannya tepat di atas pundak kanan Vinn "Menurutku manusia juga bisa bersikap seperti monster...."
Aaron meremas pundak Vinn dan menancapkan kuku-kuku tajamnya tepat di pundak pria yang ada di hadapannya "Akhhhhh..." teriakan Vinn membuat Isabella menutup mulutnya rapat-rapat.
"Dan akan aku perlihatkan, monster yang sesungguhnya kepadamu." Aaron memasukkan tangan kirinya tepat kearah dada Vinn dan menarik jantung pria itu keluar dari dalam tubuh Vinn.
Terikan kesakitan Vinn membuat Lee memeluk kekasihnya dengan erat dan bahkan Artum memalingkan wajahnya kearah lain "Aaaaakkkhhhh...." Aaron tersenyum senang, Vinn yang masih dalam keadaan sekarat dapat melihat Aaron yang menjilat sisa-sisa darah yang mengotori tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Darkness-Crown In The City Of Blood Bones
VampireAaron adalah Jendral dari kerajaan vampire yang memiliki ambisi untuk menjadi seorang Raja, suatu hari ambisi dan keserakahan Aaron semakin menjadi. Dia dengan berani menghianati kaumnya dan juga Rajanya demi menemukan sebuah mahkota yang bisa mengu...