Elysia duduk di dalam kamar milik sang Pangeran, gadis itu merasa sangat bosan. Entah kenapa sikap Lucifer selalu berubah-ubah dan itu membuat Sia merasa tertekan, lama berpikir akhirnya Elysia memutuskan untuk keluar dari kamar. Saat Sia memutar ganggang pintu kamar sang Pangeran, hampir saja gadis itu berteriak saat menemukan Lucifer sudah berdiri di depan pintu dengan tatapan tidak suka.
Sesaat Sia terpesona dengan wajah tampan dan tatapan dingin namun memikat hati, seperti benda yang paling langkah dan berharga namun tidak bisa tersentuh. Mungkin seperti permata yang selalu bersembunyi di dalam dasar permukaan bumi, seperti itulah ungkapan yang sangat cocok untuk menggambarkan sosok Lucifer. Cukup lama mereka saling memandang satu sama lain, akhirnya Sia tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya kesegala arah.
"Ma...maaf aku tadi mau mengambil minum," seru Elysia takut-takut, bahkan gadis itu hanya tertunduk lemas sambil menatap kedua kaki telanjang miliknya.
Lucifer tidak ada niatan untuk membahas ucapan dari matenya itu bahkan dia memilih untuk masuk terlebih dahulu kedalam kamarnya, saat Lucifer sudah masuk barulah Sia menutup pintu kamar yang ada di hapannya itu dengan hati-hati. Lucifer mendudukkan pantatnya di atas kasur super besar miliknya, Sia berdiri cukup jauh dari pria itu.
Jantung Elysia berdebar sangat kencang padahal sang Pangeran tidak berbuat apa pun selain berdiam diri dengan pikiran yang sekarang berusaha menyimpulkan beberapa kejadian, Sia mulai berjalan kikuk di depan Lucifer tetapi sesuatu yang tidak pernah di duga oleh Sia sebelumnya membuat jantungnya berdebar sangat-sangat kencang.
Lucifer menarik tangan kanan Sia sampai-sampai tubuh kurusnya terduduk tepat di atas pangkuan sang Pangeran, memang harus Sia akui jika pria yang ada di hadapannya itu sukses membuat perasaan yang tidak seharuanya. Sekarang Sia berada di tempat yang sangat di inginkan oleh kaum hawa, seorang pria sangat tampan memangkunya tetapi Lucifer terlalu pendiam dan Sia terlalu gugup untuk mengeluarkan kata-kata.
"Kenapa kau tidak meminta Kevin?" Sia melirik kearah Lucifer lalu dia kembali mengalihkan pandangannya.
"Kevin? ma...maksudnya apa?"
Lucifer menghela nafas "Kalau kau butuh sesuatu kau bisa meminta Kevin atau Max saat mereka ada di kastil. Kau tidak perlu keluar dari kamar."
Sia terdiam mendengarkan ucapan dari Lucifer karena yang ada di dalam pikiran gadis itu adalah bagaimana caranya dia meminta bantuan kepada Kevin atau Max jika dia sendiri tidak di perbolehkan keluar dari kamar itu. Lucifer memandang wajah matenya dan gadis yang di pandangi sama sekali tidak menyadarinya.
"Kau mengerti?" Sia menganggukan kepalanya pelan, gadis itu terlalu takut untuk mengeluarkan pendapatnya. Bagaimana pun juga Sia hanyalah orang yang menumpang sedangkan Lucifer adalah tuan rumah jadi apa pun yang di katakan tuan rumah itu artinya perintah yang harus Sia ikuti.
"Aku lelah sekali..." bisik Lucifer di daun telinga Sia dengan nada yang rendah.
"Ka...kau mau tidur." Sia semakin gugup karena Lucifer merendahkan suaranya dan posisi mereka berdua terlalu dekat.
"Ide yang bagus." Lucifer berdiri dari duduknya dan otomatis Sia ikut berdiri, tanpa aba-aba Lucifer mendorong tubuh matenya ke atas kasur di susul olehnya.
"Diam di sini." perintah sang Pangeran saat Sia mendudukkan tubuhnya.
Lucifer membaringkan tubuhnya dan menarik Sia agar bisa berbaring di sampingnya "Biarkan aku tidur..." gumam Lucifer yang sudah menutup kedua matanya.
Sedangkan Sia hanya berdiam diri menunggu Lucifer tertidur, beberapa menit kemudian telah berlalu. Sia sedari tadi tidak ada niatan untuk tidur, jangankan untuk tidur memejamkan kedua matanya saja Sia sangat enggan jadi dari pada dia berusaha untuk bangun atau duduk yang mengakibatkan Lucifer marah mau tidak mau dan suka tidak suka Sia hanya berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Darkness-Crown In The City Of Blood Bones
VampireAaron adalah Jendral dari kerajaan vampire yang memiliki ambisi untuk menjadi seorang Raja, suatu hari ambisi dan keserakahan Aaron semakin menjadi. Dia dengan berani menghianati kaumnya dan juga Rajanya demi menemukan sebuah mahkota yang bisa mengu...