Lucifer lebih memilih untuk keluar dari kamar pribadinya membiarkan gadis manusia itu di atas kasur dengan pikirannya sendiri, entah mengapa sang Pangeran merasakan perasaan yang begitu aneh dan sangat asing saat mendengar suara desahan gadis manusia itu. Apa lagi saat bibirnya mencium dan lidahnya bermain-main di dalam rongga mulut matenya entah mengapa suasana di sekitarnya terasa begitu panas, kedua pipi Lucifer bahkan terasa begitu panas saat membayangkan adegan-adegan yang baru saja dia lakukan tadi.
Mendengar ucapan dari gadis manusia itu yang ingin meninggalkan dirinya, sang Pangeran kegelapan merasa sangat tidak suka dan bahkan dia merasa sangat marah apa lagi mengetahui ketertatikan Aiden kepada matenya. Lucifer tidak ingin bertengkar dengan Aiden tetapi melihat rasa kepedulian matenya terhadapat Aiden rasa benci di dalam dirinya langsung memuncak, seharusnya Lucifer tidak perlu merasakan perasaan itu. Dia tidak seharusnya menemukan matenya, apa lagi dia mendapatkan mate yang paling lemah.
Lucifer membuang nafasnya dengan gusar, perasaan yang entah sejak kapan tumbuh di dalam dirinya itu membuat pikirannya semakin gelisah. Sang Pangeran tidak ingin berubah menjadi sosok yang lemah, tidak mau berlama-lama di depan pintu kamarnya Lucifer kembali berjalan menuju ruang rahasia yang ada di samping ruang kerjanya. Mungkin pikirannya butuh beberapa hal yang menantang agar hidupnya kembali tenang, Lucifer membuka pintu ruang rahasia dan di dalamnya terdapat Aiden.
Suasana hati Lucifer seketika menjadi kesal lagi, tetapi dia tidak mungkin mengusir Aiden dari dalam ruangan itu. Mereka berdua hanya berdiri di tempat dan saling berdiam diri menunggu salah satu dari mereka berbicara, Lucifer menunggu Aiden untuk menyapanya karena harga diri sang Pangeran begitu tinggi jika dia menyapa Aiden terlebih dahulu itu sama saja terlihat seperti orang bodah, lagian Lucifer berfikir dia tidak bersalah jadi untuk apa menyapa duluan.
Sedangkan, Aiden menunggu sang Pangeran untuk berbicara atau sekedar membahas masalah pekerjaan. Walaupun Aiden terkenal paling kalem jika berhadapan dengan Lucifer tetapi pria itu juga tidak bisa terus-terusan mengalah, dia merasa Lucifer-lah yang salah.
Pangeran itu sudah menyakiti dan berbuat kasar kepada gadis manusia yang sama sekali tidak mengetahui asal usul mereka, di tambah gadis itu tidak bersalah dan Aiden tidak suka melihat sikap kasar Lucifer kepada Elysia, walaupun dia tau mereka adalah sepasang mate. Tetapi tetap saja Aiden tidak ingin mengalah, untuk kali ini saja dia akan menantang sang Pangeran.
Aiden sebenarnya tau arah pembicaraan sang Pangeran di saat sarapan tadi tetapi dia lebih memilih untuk menutup mulut, dia tidak ingin di anggap jelek di mata gadis manusia itu karena membalas kata-kata Lucifer, Aiden kembali menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas yang ada di atas meja sama halnya dengan Lucifer, pria itu berjalan kearah rak buku dan mengambil salah satu buku yang menurutnya menarik untuk di baca.
Awalnya bukan ini yang Lucifer inginkan, dia ingin membahas pekerjaan yang dapat menghilangkan amarahnya, seperti membunuh orang. Tetapi melihat sikap Aiden rusak sudah selera-nya di tambah pria itu dengan berani mengabaikan seorang Pangeran seperti dirinya, kalau itu yang Aiden inginkan maka Lucifer tidak akan sungkan lagi. Dia akan mengikuti permainan Aiden sampai tuntas, lihat saja nanti.
Tidak lama kemudian masuklah kakak beradik yang tidak pernah akur dengan debatan demi debatan yang selalu mengisi hari-hari mereka, saat Max dan Kevin melihat kearah dua orang temannya dan sepertinya mereka berdua tidak ada niatan untuk sekedar berbasa-basi, seolah-olah mereka tidak melihat satu sama lain. Mau tidak mau kakak beradik itu menghentikan debatan mereka dan lebih memilih untuk masuk ke dalam ruangan itu. Max dan Kevin tidak akan pernah menyangka jika dua pria dewasa itu melakukan perang dingin seperti anak perempuan, Max mendekati Aiden sedangkan Kevin mendekati sang Pangeran.
"Ada apa ini? Kenapa kalian berdua diam seperti ini?" tanya Max yang sudah tidak tahan dengan suasana di dalam ruangan itu.
"Hahaha, apa kalian sedang bercanda? Ayolah kita bukan anak kecil lagi..." Kevin menatap Lucifer yang masih enggan untuk membuka mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Darkness-Crown In The City Of Blood Bones
VampireAaron adalah Jendral dari kerajaan vampire yang memiliki ambisi untuk menjadi seorang Raja, suatu hari ambisi dan keserakahan Aaron semakin menjadi. Dia dengan berani menghianati kaumnya dan juga Rajanya demi menemukan sebuah mahkota yang bisa mengu...