Bab 09 : Seribu Surat Dan Melodi Keputusasaan ( Part I )

5 0 0
                                    

Ingatkah engkau tentang hari itu?

Ketika semuanya terasa akan berakhir namun engkau membawa badai yang membawaku pergi.

Itu adalah hari di mana engkau berhasil membuatku jatuh dalam asmara.

Itu adalah awal dari kisah lama yang tertoreh dalam kenangan yang berharga.

Aku tidak akan membiarkan kenangan itu lenyap begitu saja.

-Ariel

***

Dua minggu setelah kematian Liberec, Kerajaan Krale mengangkat seorang bangsawan yang memiliki kiprah panjang untuk menjadi seorang menteri. Koruna pun terpilih dan diangkat oleh Raja Andrew menggantikan posisi Liberec.

Raja Andrew memiliki pandangan negatif terhadap Koruna. Namun ia tidak bisa tebang pilih demi kepentingan Kerajaan Krale.

Tak hanya itu, istana mengambil beberapa prajurit pilihan untuk memperkuat keamanan. Penambahan pegawai istana juga dilakukan agar meringankan pekerjaan para bangsawan di istana.

Termasuk juga Raja Andrew, Menteri Koruna menghadiahkan seorang pelayan miliknya untuk mengabdi kepada Raja Andrew. Namanya Jadiz. Wanita dengan rupanya cantik, tubuh molek dan memiliki sifat yang pemalu.

Sebuah pelayan yang ideal untuk Raja Perjaka, begitulah Moravia menyindir Andrew.

Semenjak masuknya Jadiz sebagai bagian dari rutinitas Andrew, Dedic memiliki waktu luang yang lebih. Ia bisa jadi fokus untuk tugasnya membantu pekerjaan formal dan pengawalan. Karena Jadiz yang mengurus makanan dan teh Raja Andrew. Juga termasuk bersih-bersih ruang kerja dan kamar tidurnya.

Di sela-sela pekerjaannya, Andrew sering menuliskan surat. Surat itu ditulis dalam bahasa yang begitu asing bagi Dedic. Tanpa mengetahui isi suratnya, Dedic langsung tahu kalau surat itu mengandung perasaan Raja Andrew. Dedic menebaknya dengan melihat kepada siapa surat itu ditujukan. Ratu Alia Krasna. Seorang wanita.

Namun tindakan surat menyurat yang dilakukan oleh Andrew itu mengundang tanda tanya di hati Moravia. Lantas ia bertanya kepada Dedic tentang hal itu. Moravia terkejut bukan main saat Dedic menjelaskan bahwa Rajanya sedang memiliki perasaan terhadap seorang wanita. Moravia hanya bisa menduga-duga wanita mana yang begitu beruntung mendapatkan perhatian dari Andrew. Dia hanya punya satu kandidat kuat yakni Jadiz. Karena melihat kedekatan mereka yang membuatnya berpikir demikian.

"Eh—?"

Andrew hampir saja menyemprotkan teh yang sedang dia minum saat Dedic menjelaskan pembicaraannya dengan Moravia.

"Ya ampun, Kakek Moravia." Andrew menutupi wajahnya, malu. "Dia terlalu bersemangat di usianya yang sudah kepala lima."

"Itu adalah kesalahan Anda, Yang Mulia. Semakin lama Anda menunda pernikahan, semakin gesit pula Menteri Moravia terhadap isu seperti ini," celetuk Dedic.

Suara ketukan pintu terdengar oleh mereka.

"Silakan masuk!" seru Andrew.

"M-maaf menganggu, Yang Mulia."

Sesosok wanita dengan pakaian maid terlihat dari balik pintu.

"Ada apa, Jadiz?"

"Rapat akan segera dimulai, Yang Mulia. Para menteri memohon kehadiran Anda di sana."

RemoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang