Bab 14 : Hari Yang Mendebarkan ( Bagian Ketiga )

5 1 0
                                    

Mentari yang menyusup melalui celah-celah tenda mengusik tidurnya. Namun kesejukan udara pagi itu membuatnya enggan membuka mata. Ia bahkan menarik selimutnya tinggi hingga menutupi kepalanya. Dedic yang melihat itu ragu untuk membangunkan lelaki tersebut.

"Selamat pagi, Dedic," sapa Ostrava, "Raja Andrew belum bangun?"

"Ya. Jarang sekali beliau tidur begitu nyenyak. Saya rasa lebih baik membiarkannya tidur lebih lama. Ngomong-ngomong, Ratu Alia dan Desti belum keluar?"

"Belum. Tapi Ratu Alia dan Desti sudah bangun."

Dedic kembali menutup tenda. Ia pun mengajak Ostrava untuk mengambil air di danau yang ada di sekitar tempat itu. Sambil menunggangi kuda, mereka membawa empat ember kosong untuk diisi air. Tak lama waktu berlalu, ember-ember itu sudah penuh berisi air saat mereka kembali.

Kemudian mereka masuk ke dalam hutan dan mencari kayu bakar. Di sepanjang pencarian itu, mereka asyik berbincang dan saling mengunjukkan pengetahuan masing-masing. Mereka berdua telah menjadi akrab hanya dengan semalam. Mungkin karena perbincangan para lelaki tadi malam membuat mereka menjadi lebih dekat dari yang mereka bayangkan.

"Ratu Alia! Anda tidak perlu malu akan hal itu!" Suara Desti terdengar kesal sekali.

"Tapi itu tidak terlihat seperti wanita! Desti jahat!"

"Anda tidak boleh kekanak-kanakan seperti ini, Ratu Alia!" Desti berusaha menarik kain yang menutupi lengan Alia.

"Jangan!" Ratu Alia menahan kain tersebut.

Kekuatan yang hampir berimbang itu membuat kainnya tidak bergeming. Tak lama kemudian Desti pun menyerah. Ia keluar dari tenda membawa pakaian kotor dan memasang wajah cemberut.

Raja Andrew yang telah terbangun dari tidurnya, melihat wajah yang sekusut selimut itu membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"Raja Andrew. Saya memohon dengan sangat agar menarik keluar Ratu Alia dari sarangnya. Dan mohon berikan pendapat yang jujur tentang pakaian yang beliau kenakan. Terima kasih." Desti menunduk sebentar lalu membawa gumpalan pakaian itu pergi bersamanya.

Karena penasaran, Raja Andrew pun mencoba mengintip dari balik tenda.

"Alia ... kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Andrew." Suara itu berasal dari gundukan besar yang berselimut.

"Apa yang kamu lakukan, Alia?" tanya Andrew keheranan.

"Aku salah membawa baju ganti."

"Oh, begitu." Andrew pun punya inisiatif.

Ia melangkah pelan dan masuk melalui celah selimut yang telah menggunung itu.

"Eh—Ah!" jeritannya terdengar sekilas.

Andrew berhasil menggenggam kedua tangannya. Lelaki itu berusaha menarik sosok di dalamnya. Namun Alia menahan tarikannya. Itu benar-benar perlawanan yang sengit.

Selagi tarik-menarik itu, Andrew langsung melejit masuk ke dalam lagi dan memeluknya. Tindakan tiba-tiba Andrew itu membuat Alia terkejut malu. Saat merasakan Alia telah lengah sesaat, pelukan itu berubah menjadi Princess Carry dan membawa Sang Ratu keluar dari sarangnya.

Alia terlalu terkejut untuk merespon. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya dari kilauan mentari. Ataukah ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah?

Andrew pun perlahan menurunkan sang wanita. Ia pun melepaskan kain yang menyelimuti lengannya.

"Jadi ini yang kamu sembunyikan?"

Alia berusaha menyembunyikan otot lengannya yang terlihat jelas. Seketika Andrew melepaskan tangan Alia yang menutupi lengannya itu, Andrew mencium otot lengannya yang terlihat cukup kekar itu.

RemoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang