3

38 3 0
                                    



Aku sekarang sedang mengisi formulir untuk pendaftaran menjadi anggota teater, karena dikelas 1 kemarin aku nggak ikut organisasi apapun. Akupun mencoba dikelas 2 untuk mengikuti organisasi dan memilih teater karena mungkin tidak terlalu sibuk organisasinya. Setelah kuisi formulir, segera kukumpulkan keruang guru dan bergegas kembali lagi kekelas. Tapi, setalah dipikir-pikir aku sama sekali nggak bakat dibidang akting, walaupun aku anaknya ceria tapi aku kan pemalu kalo mau nunjukin sesuatu. Kemudian akupun berlari lagi ke ruang guru untuk mengambil formulirku. Dan kulihat ada kak Ahmad bersama temannya didepan kantor sambil membawa formulir teater.

 "heyy kamu! namamu Zahra Oktavia kan?" ucap kak Ahmad
"iya, emang kenapa?" kataku sok kesal dan nggak sengaja ngeliat bet namanya tertulis Zaldi Ramadhan.
"Loh? Kok namanya bukan Ahmad? Emm, mungkin kak ahmad pinjem seragamnya temen. Kan dipondok banyak banget yang sering pinjem baju" batinku
"Kamu jadi ikut teater apa engga?" tanyanya
"nanti aja deh kalo promosi aku kasih tau" kataku sambil berjalan pergi kekelas.


Dikelas aku masih memikirkan kejadian bet nama tadi, namun tak lama kemudian ada segerombol kakak kelas yang izin ke guru untuk mempromosikan organisasinya dan waktu itu ketepatan organisasi teater. Disitu ada kak Ahmad juga. Aku yang masih kepikiran bet nama tadi kemudian mengendap-endap berjalan ke bangku temanku yang sudah mengikuti teater mulai kelas 1 dulu.


"eh fit, itu yang tinggi, berdiri ditengah itu sapa namanya?" ucapku sambil menunjukkan jariku kearah kak ahmad
"oh itu, kalo itu sih namanya kak Zaldi" kata fitri
"Whatttt? Kak Zaldii? Lah terus yang namanya kak Ahmad yang mana dong?"
"kalo kak Ahmad yang ada di sebelah pojok"
"kamu nggak lagi bohong kan fit?"tanyaku tak percaya
"nggak lah, ngapain juga aku bohong"
"iya juga ya"
Aku yang sedang sibuk berbincang dengan fitri pun kaget karena kak Zaldi yang kukira itu kak Ahmad sedang menunjuk ke arahku
"hey kamu yang ditengah!" ucap kak zaldi dengan nada sedikit tinggi
"aku?" ucapku sambil mengarahkan telunjukku ke arahku
"iya kamu, Zahra kan?" tanyanya
"iya emang kenapa?" balasku kaget karena heran kenapa kak zaldi bisa tau namaku
"jadi ikut teater apa engga?"
"emmm, jadi deh" 

Setelah insiden terbongkarnya nama asli kak Zaldi yang kukira kak Ahmad, aku merasa malu banget. Tapi aku bersyukur juga sih, lagian kak Zaldi ganteng sih. Dari awal dulu ngeliat kak Zaldi rasanya adem. Jadi aku memutuskan ikut teater aja deh biar lebih kenal sama dia.Tapi kok dulu waktu aku teriak manggil namanya dengan sebutan kak Ahmad kok dia tetap noleh ya. Aku masih terheran-heran dengan hal itu.


Akupun mulai mencari akun Fb milik kak Zaldi kemudian kukirim permintaan pertemanan. Entah siapa yang memulai duluan, aku dan kak Zaldi sekarang sering berkomunikasi. Aku yang lebih sering curhat tentang hari-hariku dan kak Zaldi yang lebih sering menasehatiku dan memberikan solusi yang tepat atas masalah-masalah yang kuceritakan padanya, kak Zaldi juga memberi motivasi-motivasi  agar aku tetap semangat belajar dipondok.

Zahra MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang