14

18 2 0
                                    

Aku sudah menginjak kelas 3 SMP dan kak Zaldi melanjutkan sekolah di MA Al Ikhlas. Sejak saat itu, aku seringkali bergonta ganti cowok yang dekat dengan aku. Entah kenapa aku menjadi seperti itu.

Aku melanjutkan sekolahku seperti biasanya, dan saat itu aku mendapatkan tawaran untuk mengikuti seleksi bulutangkis yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Aku yang awalnya menolak untuk mengikuti seleksi dengan alasan ingin fokus dengan belajar kelas 3 pun memilih untuk mengikuti seleksi tersebut.

"Mungkin kalau aku lolos dan menang pasti kak Zaldi mau menghubungiku lagi" pikirku

Seleksi pertama yang diadakan sekabupaten pun dapat kulalui dan bisa lanjut ke tingkat provinsi. Aku yang berada di pondok pun sering sekali izin pulang kerumah untuk berlatih bulutangkis agar bisa lolos. Dan untungnya di tingkat provinsi pun aku bisa lolos dan lanjut ke tingkat Nasional. Di tingkat Nasional ini akan diadakan di Banten.

Sebelum berangkat ke Banten, aku yang masih seorang santri harus menyetorkan hafalan ngajiku dulu. Setelah semua urusan di pondok selesai, aku berangkat ke Banten dan berlomba disana.

Benar sekali perkiraanku, saat di Banten, kak Zaldi mulai menghubungiku dan menanyakan kabarku. Aku yang sudah beberapa bulan tidak berkomunikasi dengan kak Zaldi merasa senang karena akhirnya kak Zaldi menghubungiku lagi di Fb.
"hayy Zahra, apa kabar?" tanya kak Zaldi 
"baik kok kak, kalo kak Zaldi?" 
"sudah sampai babak apa lombanya?" 
"masih 16 besar kak, doain menang yaa"
"pasti dong, semangatt ya raa"
"eh btw, gimana kitabmu? habis ini kan ada ujian ngaji, kalo kitabmu belum lengkap kan gabisa ikut ujian?" tanya kak Zaldi 
"belum kak, huhu gimana ini?"
"coba kamu tambah kitabmu di tambal ban. barang kali bisa hehe"
"haha kak Zaldi receh banget sih, yaudah aku mau latihan dulu ya kak" ucapku mengakhiri percakapan di Fb.

Aku melanjutkan perlombaanku dan Alhamdulillah mendapat juara 3 tingkat nasional dengan membawa nama baik pondokku. 
Sepulang dari Banten, banyak sekali yang memberi ucapan selamat kepadaku. Terima kasih semuanya

Zahra MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang