02

2.1K 318 2
                                    


"HE!! YERA!!"

Aku memutar bola mata ku malas "apa sih?!"

"KOK LU NGELUNJAK SIH?!" Cewe itu menjambak rambutku "BERANI SAMA GUA HA?!"

"Aghh...sakitt Naa....." Aku meringis kesakitan, benar-benar rasanya rambutku ingin lepas

Perempuan itu, Lena. Teman seangkatan Yera, tetapi beda kelas. Dia yang selalu membuli Yera, sesekali juga dia membully San

Lena melepas jambakannya "Lo ga malu apa, bertemen sama si anak cupu itu ha?! Coba kalo lo ga deket sama si cupu itu, hidup lu pasti bakal bahagia Ra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lena melepas jambakannya "Lo ga malu apa, bertemen sama si anak cupu itu ha?! Coba kalo lo ga deket sama si cupu itu, hidup lu pasti bakal bahagia Ra"

Author pov

Lena sengaja menghasut Yera untuk tidak berteman dengan San. Lena ingin menghancurkan hidup Yera dengan cara menjerumuskan Yera ke dalam pergaulan yang gak bener, dan membuat hidup Yera kacau

Entah dendam apa yang Lena punya, tapi Lena akan merasa senang jika hidup Yera berantakan dan tidak tenang

"Ngapain lo ngurusin gue? Gue berhak deket sama San! Lo siapa gue?" Saut Yera

"Lo ga inget apa, waktu lo belum deket sama si San San itu hidup lo jauh lebih bahagia. Temen sana sini, primadona sekolah, dikejar banyak cowok. Sekarang? Yang ada lk ikut-ikutan dibuli, dihh"

Mereka tidak tahu jika ada seseorang yang menguping perdebatan mereka, San. San merasa bersalah. Ia pikir karena dirinya, Yera kehilangan semuanya. San akhirnya pergi dari situ tanpa mendengarkan pembicaraan selanjutnya

Author pov end

"Banyak teman? Primadona sekolah? Cowok-cowok? Ga penting buat gue. Lebih baik gue deket sama San daripada sama temen-temen lo ituyang ga jelas semua!"

Mungkin Lena merasa tidak terima dengan ucapanku dan langsung menampar pipiku "Lo bakal nyesel Ra!!" Ucap Lena penuh penekanan lalu pergi

Aku tidak peduli dengan omongannya dan sekarang aku sedang menahan sakit akibat tamparan Lena yang begitu keras

Mengapa ia menampar ku? Apa aku salah ngomong? Aku berucap fakta kok!

___

'Gua harus berubah' -San

• • •

"Hai" sapa ku ke San saat masuk kelas. San hanya menatap ku dan membalas dengan senyumannya sampai memperlihatkan dimplenya. San kembali menatap kosong ke arah bukunya

"Kenapa? Kayaknya lagi murung bener dah. Cerita lah" Aku menepuk bahunya pelan membuyarkan lamunan San

"Aku mau berubah"

jangan jadi sider please!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan jadi sider please!


𝐝𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 ' 𝐬𝐚𝐧. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang