14

1.7K 242 24
                                    

Yera pov

Aku berjalan cepat guna menyesuaikan langkahku dengan langkah San disepanjang lorong rumah sakit

Walaupun San tidak terlalu tinggi, namun aku akui kalau langkahnya itu sangat cepat dan gesit!

Setelah sampai dimobilnya, aku langsung masuk

Aku tahu diri, San masih marah kepadaku, jadi aku duduk dikursi bekakang

Selama dimobil, tentu tidak ada yang bersuara sedikitpun. San memilih fokus dengan jalan raya dan mobilnya. Sedangkan aku? Entahlah, aku hanya bisa melihat jalanan dan kendaraan yang berlalu lalang lewat kaca mobil

Aku sangat tidak suka dan tentu tidak nyaman juga dengan keadaan yang seperti ini

Biasanya San akan cerewet dan tidak bisa diam saat sedang berada dimobil seperti ini denganku. Ah aku rindu San yang cerewet dan jail

Ayolah Yera! Jangan bahas itu lagi! Jangan ingat-ingat masa lalumu itu! Karena...karena itu tidak akan mungkin terulang dan itu juga akan membuat air matamu turun lagi...

Dan benar saja, tanpa ku sadari, air yang sudah tergenang dipelupuk mataku itu terjun bebas keluar dari netra cokelatku

/ 20 menit kemudian /

"Yera bangun"

Remang-remang aku mendengar ada suara orang yang memanggilku. Segera aku membuka mataku dan aku mendapati sosok San yang sedang menatapku. Ya Tuhan, tadi aku ketiduran!

"Lo habis nangis?" Tanya San

"Hah? Gak kok"

"Itu ada bekas air mata dipipi lo"

Aku langsung menyentuh pipiku. Benar, dapat ku rasakan ada bekas air mata yang mengering disana. Aku lupa menghapusnya dulu tadi! Kim Yera cerobohhhh!

"Ah tadi bekas nguap terus keluar" Elakku

"Oh, ayo turun" San segera mematikan mesin mobilnya dan turun dari mobil

Aku sedikit membenarkan bajuku dulu sebelum turun, jika kurasa sudah rapi, aku segera keluar. Tidak mau San menunggu lama, nanti ia semakin marah kepadaku

Ketika aku menginjakkan kakiku ditanah, aku baru sadar jika kita sedang berada di basement parkiran mall

"San, kok ke mall?"

"Di supermarket sini aja, lebih lengkap" Aku mengangguk mengerti

Ya aku tahu, orang seperti San dan keluarganya akan lebih prefer belanja kebutuhan rumah di supermarket mall

*Supermarket

San berjalan di belakangku sambil mendorong troli. Dia pasti juga sama dengaku, canggung

Oiya aku teringat sesuatu, aku belum menanyakan barang apa saja yang diperlukan

"San"Aku menengok ke belakang

Cowok itu langsung menoleh ke arahku, sebelumnya aku sempat lihat ia sedang memerhatikan kiri dan kanan sambil mendorong trolinya

"Kenapa?" Aku mendekatkan diriku ke arahnya, lebih tepatnya di depan troli

"Barang apa aja yang mau dibeli?"

Ia mendelikkan bahunya "Ga tau. Makanya paman nyuruh lo nemenin gue, kalau gue tau mah gue gak ngajak lo" Dengusnya

Sejak kapan San bisa ketus seperti itu? Pasti ia diajari oleh Lena

"Yaudah. Gue beli yang biasanya aja ya? Tapi kalau salah beli gimana? Terus entar kebuang-buang sayang" Ucapku

𝐝𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 ' 𝐬𝐚𝐧. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang