08

1.6K 252 48
                                    

"Lo suka kan sama San?"

Aku menatap meja ku dengan tatapan kosong. Aku gak tahu harus jawab apa

Kak Yeosang nepuk bahu ku "Jawab Ra?" Kak Yeosang membuyarkan lamuanan ku

"Enggak kok" Aku berusaha buat gak gugup, biar kak Yeosang gak curiga

Maaf, aku membohongi perasaan ku kali ini

"But your eyes can't lie" Dia natap ku intens

Oke, aku nyerah

"Iya, gue suka sama San. Tapi gue sadar, gue cuman sahabatnya, gak lebih. Lagi pula San cuman anggep gue sahabatnya, walaupun itu dulu, gak lebih dari itu" Aku senyum sambil menatapnya

Yeosang pov

"Ya, kalau itu yang buat dia bahagia, kenapa gue harus larang?" Jawab Yera

'Bijaksana sekali dia. Bagaimana bisa San menyia-nyia kan cewek berhati malaikat seperti ini?' Batin ku

Coba saja kalau aku belum mempunyai pacar, sudah ku jadikan pacar si Yera ini

Untung aku masih ingat Livy
Livy itu pacar ku

Aku salut dengan Yera. Di saat-saat seperti ini ia masih sabar dan berusaha kuat

Bisa saja waktu itu Yera meninggalkan San yang nerd kala itu

Dulu kan Yera primadona sekolah. Namun dia masih bersikukuh buat mau berteman sama San

Bahkan dia rela kehilangan semuanya, teman-teman dan statusnya, demi San

Namun sekarang San malah seperti orang tidak tahu terima kasih. Dia menjauhi Yera. padahal dulu, Yera tidak berniat sedikit pun buat menginggalkannya

Aku jadi kesal sendiri dengan Choi San

Yeosang pov end

/ 4 hari kemudian /

Author Pov

San sedang berada di basecamp Ateez

"Lusa dateng ya, ke ultah gue" Ucap San sambil menonton TV

"Dimana?" Tanya Mingi

"Caffe Treasure, biasa"

"Wokeh"

Yeosang sedang bertanya-tanya 'Apakah Yera diundang?' Itu pertanyaan yang sedang muncul dikepalanya

/ 2 jam kemudian /

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena ini sudah larut malam

Namun, sebelum pulang Yeosang ingin bicara sebentar dengan San

Basecamp sudah sepi, anak-anak sudah balik semua tinggal menyisahkan Yeosang dan San berdua

"Mau ngomong apa?" Tanya San to the poin

"Yera lo undang gak?"

"Kemana?" San balik nanya

"Ya, ke acara ulang tahun lo lah"

San diam sejenak

"Gak tau" Jawab San setengah acuh

"Lo lupain Yera? Semenjak lo pacaran sama Lena? Lo lupa apa, satu tahun ini siapa yang udah mau nemenin lo? Yera, San! Cuman dia yang selalu ada buat lo. Sekarang lo malah lebih mentingin orang yang satu tahun ini udah ngebully lo!"

"Gue tanya Lena dulu. Dia ijin-in apa nggak"

Yeosang terkekeh mengejek mendengar jawaban San "Bucin boleh, asal jangan goblok! Yang punya acara lo, bukan pacar lo! Gue cuman mau ngingetin aja, penyesalan selalu ada di akhir. Pertimbangkan itu. Gue cabut duluan" Yeosang pergi meninggalkan San sendirian yang masih diam setelah  mendengar perkataan Yeosang

• • •

"Len" Panggil San

"Iya?"

"Aku undang Yera boleh gak?" Tanya San hati-hati

"Kamu mau undang dia?" Lena sedikit meninggikan suaranya

"Y-ya aku sih mau. Tapi kamu ijin-in gak?"

"Kalau aku gak ijin-in gimana?" Lena menyilangkan kedua tangannya di depan dada

"Kenapa?"

"Entar kamu malah asik sama dia, aku dilupain ntar disana" Lena masang muka seolah-olah ngambek dengan San

"Gak bakal sayang. Boleh ya? Kali ini aja" San mengambil salah satu tangan Lena dan mengusap lembut tangan Lena

"Yaudah lah. Terserah kamu" Lena mengalihkan pandangannya ke sekeliling, enggan melihat San

San tersenyum "Jangan ngambek dong. Ayo kita belanja, apa yang kamu mau, aku beliin"

Lena langsung menatap San senang "beneran?"

San mengangguk

"Ayok!!" Lena langsung menarik tangan San

Semenjak berpacaran dengan Lena, San sering kali membelikan barang-barang mewah untuk Lena

Lena tidak meminta secara langsung, tapi lewat kode yang ia berikan kepada San. Seperti 'Bajunya cantik. Tasnya bagus. Sepatunya lucu' karena San sangat menyayangi Lena, San rela membelikan semua itu

Benar apa yang dikatakan Yeosang 'Boleh bucin, asal jangan goblok' Tapi San sudah terlanjur dibutakan oleh cintanya

San juga merasa semenjak ia dengan Lena, uang tabungannya jadi makin berkurang. Tapi San ikhlas-ikhlas saja jika itu untuk Lena

• • •

San sudah berada di depan pintu apertemen Yera. San ragu untuk mengetuk. Padahal biasanya San langsung menekan password dan langsung masuk. Tapi kali ini tidak, San malah memilih untuk mengetuk pintu

Akhirnya San mengetuk pintunya dan terbukalah pintu tersebut. Tentu Yera lah yang membuka

"San? Kenapa gak langsung masuk aja. Biasanya juga gitu"

San menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa canggung dengan Yera, baru kali ini ia merasa canggung saat bersama Yera. Biasanya rasa nyaman yang muncul saat San berada didekat Yera

"San? Kok diem" Yera membuyarkan lamunan San

"Em...ini, a-aku pengen ngasih tau kamu. Besok dateng ya ke caffe treasure"

"Ngapain?" Tanya Yera bingung

"Acara ulang tahun ku"

"Ohh, oke. Pasti aku dateng" Yera tersenyum manis ke San

"Masuk dulu yuk? Gak enak ngobrol di luar" Tawar Yera

"Gak dulu deh. L-lena udah nungguin di bawah"

"O-oh, yaudah" Suaranya menjadi pelan dan raut wajah Yera yang tadinya berseri-seri, kini berubah menjadi murung

"Aku balik ya?"

"Iya" San langsung pergi dari apart Yera

Yera yang melihat San yang makin lama semakin menjauh hanya bisa tersenyum kecut

"Lena lagi..." Lirih Yera

jangan jadi sider please!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan jadi sider please!

𝐝𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 ' 𝐬𝐚𝐧. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang