Sok ganteng, tapi emang ganteng.

167 28 16
                                    

Sosok yang muncul dari ujung koridor sekolah, membuat beberapa cewek yang sedang mengantre pendaftaran ulang pasca liburan menoleh. Mereka membulatkan mata girang ketika mendapati sang most wanted datang sambil menenteng sebuah tas di tangan kanannya. Baru aja sehari ikutan MOS, belum juga kegiatan tapi sudah punya banyak fans. Bukan cuma Devan saja yang jadi seorang most-wanted. Ada juga senior yang gak kalah gantengnya sama dia.

"Eh, lihat deh ! Devan udah dateng".
"OMG ! Makin ganteng aja sih itu cowok".
"Lihat deh, dia pake jaket Nike. Ah ! Kece parah! ".
"Dia manusia apa boneka sih? Ucul banget ih. Ganteng pula!"

Seperti itulah reaksi cewek-cewek yang melihatnya. Entah itu peserta MOS atau justru malah senior. Memekik heboh, lebay, alay, dan sejenisnya. Padahal masih pagi banget.

Ya, cowok yang mempunyai nama Avero Devandra Megantara itu sangat tampan.
Devan berjalan santai menyusuri koridor. Pandangannya lurus dan mantap ke sebuah pintu yang ada di ujung koridor. Dia tidak memedulikan cewek-cewek yang histeris menatapnya. Baginya hal seperti itu memang sudah biasa sejak dia SMP.

Sampailah cowok tersebut di sebuah aula. Lalu ia segera mengisi absen. Dan entah mengapa dia justru malah kembali berjalan keluar dari aula tersebut.

*****


Beda banget sama cewek yang satu ini. Yaitu cavea vanita putri. Yang biasanya di panggil Cavea atau Ve yang sampai sekarang masih di dalam kamarnya, ribet dengan urusannya sendiri. Alias masih belum berangkat. Padahal Jarak antara rumah dengan sekolahannya sekitar 20 km. Lumayan jauh bukan?

Dan pagi ini Cavea memang sengaja bangun pagi. kenapa? Karena yang jelas dia takut telat. Karena juga tempat dia sekolah itu jauh banget. Dan parahnya, seragam dia tiba-tiba gak ada.
Cavea udah mandi, udah wangi. Tapi Cavea masih mengenakan kaos putih pendek dan hotpants. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.20. apalagi dia anak yang lelet banget.

"Bundaaa !!"
Teriak Cavea dari kamar tidur tercintanya di lantai atas.

"Apa sih sayang? Masih pagi, jangan teriak-teriak, gak enak di dengerin tetangga".
Balas seorang perempuan paruh baya dengan nada lembut sambil berjalan menuju kamar putri nya. Ya, dia adalah bunda nya Cavea. Yaitu Aisha putri.

"Gimana gak teriak Bun, seragam Cavea gak ada".

"Emang semalem gak kamu siapin?"

"Udah kok Bun, bahkan semalem sempet Cavea setrika".

"Nah, abis itu kamu taroh di mana sayang?"

"Ummm. Cavea lupa Bun. Serius deh, Cavea beneran lupa huft".
Terang Cavea seraya mengacak-acak rambut nya yang terurai lurus sebahu.

"Astagfirullah, Cavea. Kok bisa lupa sih. Kamu itu udah SMA sayang. Hilangin sifat ceroboh kamu. Kamu kan udah gede. Jangan samain sama yang kemaren-kemaren". Tutur Aisha.

"Umm. Iya Bun. Tapi sekarang gimana dong".
Ujar Cavea lagi-lagi sambil memasang wajah melasnya.

"Coba kamu cari lagi! Bunda bantuin deh".
Suruh Aisha kepada putrinya yang emang bener-bener ceroboh.

"Hm. Iya Bun".

Cavea udah cari di lemari, tapi gak ada. Lemari yang satunya juga gak ada. Di meja pula gak ada. Dimana-mana tetep aja gak ada. Disitu Cavea udah mulai bete banget.

"Bundaaa !!! Gak ada ih".
Keluh Cavea dengan raut wajahnya yang sedikit khawatir.

"Bunda juga belum nemuin sayang. Sabar dulu lah. Coba kamu inget-inget lagi. Semalem kamu taroh dimana?"

"Aish, Tetep aja Cavea gak inget bun".

"Nah, ini apa?"
Ujar Aisha dengan tangannya yang menenteng sepasang seragam Cavea.

"Lah, ada di mana Bun?".
Cavea kaget sambil melongo. Karena tadi dia udah sempet cari di semua sudut kamar, tapi hasilnya nihil.

"Di bawah meja belajar kamu. hm"

"Kok bisa di situ sih Bun. Siapa yang taroh di situ coba. Oiya! Semalem kan Cavea taroh di atas meja belajar. Sebenernya sih mau Cavea gantung di lemari, tapi lupa. Dan mungkin jatoh kali. Hehe".
Jelas cavea sambil meringis.

"Astagfirullah, Cavea ceroboh banget sih. Ya udah, ini serangannya buruan di pake".
Tutur Aisha seraya gelengan kepalanya. Mungkin karena ngelihat sifat anaknya yang semakin hari semakin ceroboh saja.

Cavea mengambil seragam tersebut dari tangan Aisha, sambil melihat jam yang berbentuk persegi dan berwarna monokrom yang ada di atas meja belajarnya.

"ANJ___"
Ucap Cavea kepotong ketika melihat sang bunda yang masih ada di hadapannya.
"ALLAHUAKBAR ! udah jam segini aja ih"

Sontak Cavea kaget. Dan hampir aja melontarkan kata 'anjir' di depan Aisha. Buru-buru Cavea mengganti kata 'anjir' dengan 'allahuakbar'.

"Hm. Ya udah gih buruan. Bunda turun dulu ya, mau nyiapin sarapan buat kamu".
Aisha yang meninggalkan Cavea, lalu segera menuju dapur.

Dan akhirnya Cavea udah siap juga. Dengan gaya nya yang udah mirip kaya anak TK. Rambutnya di kepang dua, menggunakan pita merah putih, serta mengenakan name tag yang berbentuk love, kaos kaki putih hitam. Ya, itu semua tentu saja atribut dan ketentuan MOS yang telah di tentukan oleh para senior di jauh hari.

"Bunn!! Cavea berangkat dulu ya !"
Teriak Cavea seraya menuruni anak tangga.

"Eh, tunggu! Kamu gak sarapan dulu?"

"Gak usah Bun, ini Cavea udah kesiangan banget".

"Iya udah deh. Sana minta anterin ayah kamu!"

Seraya berpamitan dengan sang bunda tercinta.

Jadi, sementara ini Cavea emang harus di anter jemput. Gak bisa sendirian, ya gimana mau sendirian, orang tempat dia sekolah kan emang jauh banget. Lagian juga gak bakal di ijinin sama orang tuanya.

"Ayah !! Cavea udah siap! ". Teriak Cavea dari dalam rumah.

"Ayah dari tadi udah di depan sayang".
Ujar seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian rapinya. Ya, tentu saja itu ayah Cavea yang bernama Sadewa putra.

"Ayo yah! Buruan! Cavea udah siap. Lama ya? Hehe.

"Hm. Ya udah kamu masuk mobil duluan. Oiya, besok ayah gak bisa anterin kamu kayanya. Kebetulan nanti Abang kamu mau pulang. Jadi besok kamu dianterin sama bang Lino aja".

"Hm". Jawab cavea dengan dehemannya.

huft, pulang sekolah nanti siap-siap ribut sama bang Lino, gara-gara novel-novel nya yang berantakan semua akibat ulah gue.
Umpat Cavea dalam hati.

Ya, Cavea memang punya Abang. Yaitu, nauvalino Emanuel putra. Panggil aja Lino. Salah satu Abang Cavea yang paling nyebelin, ngeselin, rese, suka kepoin hidup adiknya, Cavea. Adik kakak tapi serasa musuh. Itu lah mereka.
Nauvalino, Abang Cavea yang emang gak kalah gantengnya dengan Devan, sosok most wanted. Begitupun dengan nauvalino, dia juga salah satu sosok most wanted di kampusnya. Ya, dia emang bukan anak SMA lagi, sekarang dia udah jadi anak kuliahan. Dan tentu saja punya banyak fans di tempat kuliahnya. Sama halnya dengan Devan.

we are?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang