Seketika di koridor-koridor sudah di penuhi oleh kerumunan para peserta MOS yang sedang lalu lalang mencari-cari senior yang tak terlihat oleh mata.
Mereka kelihatan bingung dengan tugas yang di berikan oleh senior yang tadi. Karena ketika mereka meminta para peserta MOS untuk mencari senior, tetapi para senior-senior tersebut malah tidak terlihat batang hidungnya sama sekali.
Mereka kira tugasnya akan sangat mudah. Tetapi ternyata malah sesulit ini."Ve"
Panggil caca"Apaan?"
"Gapapa, btw kak Vano kenapa tadi gak keliatan ya?"
"Iya juga sih, padahal gua udah semangat gini mau liat masdep gua"
"Apaansi lu bego, halu mulu jadi anak. Ketauan pacarnya kak Vano bisa abis lu Ve"
Ucap Caca sambil menakut-nakuti Cavea."Ha? Emang kak Vano udah punya pacar?"
Tanya Cavea sembari membulatkan matanya kaget."Ya mana gua tau"
"Bego lu ca. Lu ngomong kek gitu gua kira ya tau. Ternyata engga. Hampir aja spot jantung tau gak"
"Hehe"
Lalu mereka mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh para senior.
Cavea dan Caca berjalan sambil mencari-cari para senior yang kini entah hilang kemana.
Para senior memang sengaja mempersulit tugas yang di berikan kepada para peserta MOS. Dan mereka sengaja untuk tidak menampakkan diri di tempat yang gampang di temukan. Melainkan mereka akan duduk-duduk di suatu tempat yang mungkin tak gampang di temukan. Seperti halnya di dalam UKS, di depan toilet, di perpus, bahkan di dalam kantin, ataupun di halaman belakang sekolah. Tapi fix bukannya mereka ngumpet ya gais. Tapi mereka cuma ingin membuat para peserta MOS bisa lebih kesulitan saat mencarinya."Ca, ini kakak² seniornya pada kemana coba?"
Cavea bertanya kepada Caca sembari memperlihatkan wajahnya yang kebingungan."Ya mana gua tau, tapi aneh juga sih, gak kaya biasanya. Atau emang mereka sengaja ngumpet dimana gitu ya, biar kita lebih susah lagi nyarinya"
"Bener juga sih lu, ishh trus kita harus cari kemana coba"
Mereka mulai mondar mandir tak jelas, berjalan tak tahu arah yang pasti.
"Ca, ikut gua yuk, coba kita cari di tempat-tempat yang sulit di temuin gitu. Lu ngerti kan maksud gua?"
"Iya ngerti, trus sekarang? Coba kita cari di UKS, siapa tau ada yang di sana."
"Nah, iya. Ayo"
Mereka menuju ke UKS, dan ketika sampainya di sana Cavea membuka pintu UKS yang tertutup rapat dan tak terkunci. Alhasil mereka menemukan beberapa senior yang sedang duduk di beberapa kursi yang telah di sediakan.
"Ekhm, ada yang sakit?"
Salah satu senior tampan yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada bidangnya. Ya, tentu saja dia sang ketua OSIS SMA Garuda Bangsa, Yaitu Vano. Lalu Vano memergoki mereka yang membuka pintu tanpa mengetuk atau salam terlebih dahulu."A- itu kak, kita, kita kesini cariin kakak, nah iya kan ca?"
Jawab Cavea terbata-bata."Ehe iya" sahut caca
"Oh ya? Silahkan masuk, dan apa ada yang bisa saya bantu?"
Ucap Vano dengan nada dinginnya.Vano memang terkenal dingin, dan tak tertarik dengan cewek manapun. Memang terlihat sedikit aneh. Tapi Vano mungkin mempunyai alasan tersendiri. Mengapa dirinya menjadi pribadi yang seperti itu.
"Ah iya kak, terima kasih. Kita cuma mau minta tanda tangan kalian, apakah boleh kak?"
Tanya Cavea dengan sopan.
"Oh tanda tangan, boleh dong, apasi yang ga boleh buat cewe cantik kaya kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
we are?
Teen Fiction"We are?" Kisah persahabatan sekaligus percintaan yang menjadi satu, tanpa ada kata "pacaran". Dua hati yang tersatukan tanpa kesengajaan. Dua sahabat yang mempunyai sebuah Promise tersendiri.