sebuah perhatian.

91 19 22
                                    

Terdapati seorang cowok yang sedang duduk di atas atap SMA Garuda Bangsa.
Ya, Vano mengeraskan volume musik saat lagu everglow dari Coldplay terputar di ponselnya.
Di atas atap tersebut merupakan tempat Vano mencurahkan isi hatinya dan tempat ia menikmati angin membawa keluh resah hatinya hingga kepalanya terasa ringan dan beban di pundaknya pun tidak terlalu berat. Dan di sana adalah tempat Vano bisa menjadi dirinya sendiri.

Mata Vano menatap hamparan kota kelahirannya dengan tidak bersemangat.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.30
Sudah setengah jam Vano duduk di atas atap sendirian. Hanya lagu yang terputar di earphone nya yang membuat Vano lumayan terhibur.
Setidaknya membuat mood Vano menjadi lebih baik.
Nada dering WhatsApp sempat membuat lagu di earphone nya mengecil, membuat tangan Vano terulur untuk mengambil ponselnya.
Vano melihat pop-up notification WhatsApp di layar ponselnya.

Dan otak Vano mengatakan bahwa pesan tersebut tidak penting untuk di balas, karena memang Vano tidak pernah mau menanggapi atau peduli dengan media sosial.
Tetapi hati Vano berkata lain. Hati kecilnya mengatakan bahwa pesan tersebut penting dan Vano harus membalasnya.

Vano akhirnya pusing sendiri
Vano mengabaikan pesan tersebut dan kembali ke pemandangan kota bogor di hadapannya.

Selang beberapa detik, dering WhatsApp kembali terdengar.
Vano menghela napas.

Vano menaikkan sebelah alisnya, dan dia melihat Uname dari nomor tersebut tertera "Cavea vea"Menandakan bahwa gadis tersebut adalah Cavea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vano menaikkan sebelah alisnya, dan dia melihat Uname dari nomor tersebut tertera "Cavea vea"
Menandakan bahwa gadis tersebut adalah Cavea.
Karena nomor tersebut belum masuk ke daftar kontaknya.

Lalu Vano mengambil tasnya, dan turun dari atap untuk hal yang sebenarnya Vano tidak tahu.

*****

Vano duduk di atas balkon yang terletak di depan kelas 11 IPA-1. Entah mengapa ia yakin Cavea akan melewati kelasnya.
Benar saja, selang beberapa menit seorang cewek bertubuh mungil berjalan dan melihat-lihat ke dalam kelas IPA-1.

Ia tidak menyadari Vano telah memperhatikannya sedari tadi.

"Vea"
Yang di panggil pun terlonjak kaget. Tubuh mungilnya langsung terbalik menatap cowok yang sedang duduk di atas balkon dengan wajah yang sangat datar.

"Vano! Lu buat gua kaget tau!"
Pekik Cavea dengan napas yang tersengal-sengal.

"Di cari gak ketemu, gak di cari malah ketemu, ish"
Cavea mendumel, membuat Vano menatap wajah kesal Cavea yang terlihat menggemaskan dengan kedua sudut bibir yang berkedut menahan tawa.

Dia lucu.

"Ada apa hm?"
Tanya Vano kepada Cavea.

"A itu, gua mau ngomong sama lu"

"Hm?"

"Jangan di sini"

Lalu mereka pergi di taman belakang sekolah,
Dan duduk di bangku yang biasanya Cavea duduki saat ingin menyendiri.

we are?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang