Panasnya terik matahari yang melengkapi seluruh peserta MOS dan beberapa senior di lapangan tentu saja ini hal yang di nanti-nanti dan penuh dengan pengalaman.
Hari terakhir MOS telah tiba, mereka semua berkumpul di sebuah lapangan, di bauri dengan teriknya matahari, dan tentu saja tidak membuat mereka mengeluh. Mereka diminta untuk berdiri, dan setelahnya mereka di himbau oleh beberapa senior.
"Ok adek-adek, masa orientasi siswa hari ini telah dinyatakan usai. Apa kalian senang? Ya tentu saja. Dan kami akan mengadakan beberapa kegiatan penutup, apa kalian siap?"
Itulah yang dikatakan missel, sang wakil OSIS."Siap kak!"
Jawab semua serentak."Bagus, kami akan membagikan balon kepada kalian satu per satu, dan nanti kalian akan menulis sebuah harapan atau mimpi kalian masing-masing di kertas yang sedang di sediakan, lalu gulung kertas tersebut, dan ikat menggunakan tali pada ujung balon. Lalu kalian akan menerbangkan balon-balon tersebut, ok kita mulai."
Seluruh peserta MOS telah memegang balonnya masing-masing, termasuk Cavea, Caca, Devan, serta Gerald.
Lalu mereka segera menulis sebuah harapannya di kertas masing-masing.
Tuhan, berdiri ku disini untuk meraih mimpi,
Namun, ku berharap engkau dapat menyelingi secuil kebahagiaan untukku di sini, di tempat ini.Itulah yang di tulis Cavea di dalam gulungan kertas putih, dan segeralah ia mengaitkannya ke pucuk benang tersebut.
"Ok adek-adek, udah siap semua? Mulai dari hitungan satu sampai tiga, terbangkan balon kalian ke udara, ok, satu, dua, tiga!!"
Semua pun menerbangkan balon masing-masing ke udara, termasuk Cavea dan Devan.
"Gimana? Lega?"
Tanya Devan secara tiba-tiba ke Cavea."Ish ngagetin aja lu pan, hum yagitu deh, akhirnya MOS nya selesai juga, MOS yang yang penuh cerita"
Ucap Cavea dengan senyuman tipis di bibir merah mudanya dan pandangan yang masih tertuju pada balon-balon tersebut."Btw tadi lu nulis apaan hm?"
"Oh tadi gua nulis gini, ya tuhan tolong engkau singkirkan makhluk mars itu dari hadapan hambamu ini, kaya gitu"
Jawab Cavea dengan cengengesan."Makhluk Mars?"
"Huum"
Cavea bergumam dan mengangguk."Siapa?"
Lagi-lagi Devan bertanya."Siapa lagi kalo buka elu, bwahahaha"
Ledek Cavea dan tertawa terbahak-bahak lalu meninggalkan Devan yang masih berdiri mematung di tempat."Mirip nenek lampir lu bego"
Teriak Devan kepada Cavea yang berjalan meninggalkan lapangan."Biarin, yang penting cantik, bwahaha"
"Cih, di kira gua alien gitu"
Lalu Devan meninggalkan lapangan dan segera menuju kantin untuk mencari minum.
*****
Semua sisi kantin sudah terpenuhi oleh para siswa, termasuk di meja depan Cavea dan Caca, yang terdapati Vano dan missel sedang duduk berhadapan.
"Vano, dengerin gua dong, gua lagi ngomong sama lu, ya seenganya hargain dikit gitu kek"
Ucap missel kepada vano yang sedikit pun tidak tergubris oleh Vano.Kini mereka menjadi tontonan oleh para penghuni kantin.
"Vano! Lu kenapa sih? Liat gua no! Liat gua! Lu anggap apa orang yang lagi ngomong sama lu, hah?!"
Ucap missel dengan raut wajahnya yang sangat marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/212251918-288-k799985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are?
Teen Fiction"We are?" Kisah persahabatan sekaligus percintaan yang menjadi satu, tanpa ada kata "pacaran". Dua hati yang tersatukan tanpa kesengajaan. Dua sahabat yang mempunyai sebuah Promise tersendiri.