Dinginnya suasana kota Bogor di pagi hari, di Bauri dengan sinar sang mentari yang menyelinap masuk ke jendela tanpa izin. Tepat menghiasi wajah sang gadis mungil. Namun, Cavea tidak menghiraukannya, ia lebih memilih melanjutkan mimpinya di banding harus pergi ke sekolah barunya.
Sedangkan di bawah sana, sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang kesana kemari. Tentu seperti biasa, mereka melakukan aktivitasnya masing-masing.
*****
"Cepetan ca, lelet banget sih lu"
Gerutu Cavea sembari berlari menuju aula."Gak usah gugup gitu kenapa sih Ve? Capek tau, dari tadi lari-larian mulu dah. Emang lu ga capek apa?"
Semprot Caca yang kesal terhadap Cavea.Pagi itu mereka sengaja berangkat lebih awal, karena mereka takut bakalan telat lagi kaya kemarin.
Bruk!
"Aw!"
Ringis Cavea kesakitan, dia tidak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh di atas lantai. Ya bisa di bilang mirip kaya suster ngesot sih. Tapi beda ya, ini suster ngesotnya cantik kok, hehe.
"Aduh, pake acara tabrak-tabrakan segala sih, kalo jalan liat-liat kek. Ca? Lu gak tolongin gua?"
Ucap Cavea yang masih tertunduk."Loh, ca, lu kemana?"
Caca tadi sengaja puter balik, dia lagi kebelet, jadi dia langsung cari toilet, tanpa bilang ke Cavea terlebih dahulu.
Sedangkan cowok yang tabrakan sama Cavea masih berdiri di tempat dan terdiam."Sial, gua di tinggalin. Eh lu tanggung jawab dong, tabrak orang sembarangan, sakit nih."
"Oh, yaudah ayo!"
Jawab Devan dengan nada santainya."Kemana?"
"KUA"
"Ngapain?"
Tanya Cavea polos."Katanya barusan lu minta tanggung jawab."
"Bego. Maksud gua ya tolongin kek, lu kan harus tanggung jawab, gara-gara udah tabrak gua barusan. Bukan malah di nikahin bego"
"Salah siapa pake acara minta tanggung jawab segala"
"Ya gak gitu juga kali, lagian lu ngapain ngikutin gua mulu sih?"
Ucap Cavea ketus."Dih, siapa juga yang lagi ngikutin lu. Ogah banget."
Jawab Devan tak kalah ketusnya"Udahlah depan, ngaku aja lu, jangan-jangan lu naksir sama gua ya? Cie"
"Amit-amit dah ini bocah. Geli gua"
Sembari melangkahkan kakinya."Eh, lu mau kemana? Trus lu gak tolongin gua gitu?"
"Hm?"
Devan menawarkan telapak tangannya untuk Cavea. Cewe yang super bawel tersebut.
Cavea melongo seketika.
"Mau di bantuin apa engga? Kalo ga mau yaudah"
Kata Devan."Gak, udah telat. Gua bisa berdiri sendiri"
Ucap Cavea seraya berdiri dan membersihkan rok nya dari sisa-sisa debu di lantai."Gimana sih tolol, tadi minta bantuin, giliran mau di bantuin malah ga mau. Dasar betina"
Devan mendengus sedikit kesal.
Lalu pergi meninggalkan Cavea yang masih berdiri di tempat.Cavea menatap kepergian Devan, ada sesuatu rasa yang dia tak mengerti. Entah perasaan benci karena kesal, atau mungkin bisa jadi cinta. Ya bisa saja hal tersebut terjadi.
Cavea tidak mengerti dengan keadaan hari ini.
Bisa di bilang dia lagi badmood.
Cavea menyusul sahabatnya Caca ke dalam aula sekolah."Permisi, assalamualaikum"
Sembari melangkahkan kakinya menuju ke dalam aula yang tak banyak terisi olah para siswa lainnya."Waalaikumsalam"
Beberapa siswa pun menjawab salam sang gadis yang rambutnya terurai tersebut.
"Ve! Sini!"
Panggil Caca kepada Cavea."Oh, bentar"
Cavea mengisi absen yang sudah di sediakan oleh para senior.
Lalu dia menghampiri sahabatnya tersebut dan duduk di kursi sebelahnya."Muka lu gitu amat, kenapa hm?"
Tanya Caca sewot."Ha? Muka gua? Kenapa emang?"
"Ya gua tanya lu, kenapa malah tanya balik ih"
"Ya gapapa"
"Gapapa apanya? Lu kaya keliatan manyun gitu"
"Gapapa sih"
"Bad mood ya?"
"Ya gitu hm"
"Ya udahlah, yang penting hari ini kita ga telat lagi hehe"
"Hm"
Jawab Cavea singkat.Begitu para peserta MOS sudah memenuhi aula. Bunyi dengung son system sudah mulai terdengar. Dan itu pertanda bahwa acara MOS hari kedua sudah siap dilaksanakan.
"Ekhm, cek on"
Terlihat seorang senior cowok yang berambut coklat sedang memegang sebuah microfon di tangannya.Semua peserta dengan sigap merapikan tempat duduknya masing-masing, dan mulai memperhatikan senior yang ada di atas panggung.
"Ehkm, ok kita mulai dengan ucapan salam. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
Serentak semua peserta MOS pun menjawab salam dari seorang senior yang berambut coklat tersebut dengan didampingi oleh beberapa senior lainnya."Ok, selamat pagi adek-adek!"
Sapa senior tersebut sembari memperlihatkan gigi putihnya."Selamat pagi kak!"
Serentak semua menjawab."Ok next, jadi sekarang hari kedua MOS, dan kakak berharap kalian masih tetap bersemangat menjalani MOS ini sampai tuntas. Dan bisa menjadi bagian murid resmi dari SMA Garuda Bangsa ini. Dan hari ini kita akan memberi kalian tugas, yaitu kalian harus meminta tanda tangan dari para senior, minimal 20 tanda tangan yang harus kalian dapatkan. Dan kakak yakin ini tugas yang gak gampang. Karena nantinya para senior tidak bisa dengan mudah memberikan tanda tangan mereka begitu saja. Entah apa usaha kalian untuk mendapatkan 20 tanda tangan tersebut. Maka dari itu tugas kalian di hari ini cuma satu saja. Dan kakak mohon kalian harus berusaha semaksimal mungkin. Ok, sekian dari kakak. Dan akan di lanjut dengan kak missel, senior cantik kita yang satu ini. Ok, silahkan kak missel"
"Baik, terima kasih kak Arga. Ok next, seperti yang disampaikan kak Arga barusan, kalian harus mendapatkan 20 tanda tangan dari para senior, terserah kalian ke senior siapa saja boleh. Dan silahkan kalian data di kertas kosong masing-masing, lalu jika sudah selesai, kalian bisa mengumpulkan data tersebut ke saya. Dan saya bakalan stay di aula. Jadi kalian gak usah repot-repot cari saya. Ok, sekian dari saya. Dan kalian bisa melaksanakan tugas tersebut mulai sekarang. Saya akhiri, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Siap grak, bubar jalan"
Ucap seorang senior cowok dengan tegas dan lantang.-The story will continue in the next part-
Jangan lupa tinggalin vote & comment ya gan,
Biar author tetap semangat lanjutin part-part berikutnya~
![](https://img.wattpad.com/cover/212251918-288-k799985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are?
Teen Fiction"We are?" Kisah persahabatan sekaligus percintaan yang menjadi satu, tanpa ada kata "pacaran". Dua hati yang tersatukan tanpa kesengajaan. Dua sahabat yang mempunyai sebuah Promise tersendiri.