"Assalamualaikum bun"
Ucap Cavea sembari mengetuk pintu rumah, dengan raut wajahnya yang terlihat lesu."Waalaikumsalam, adek, jam segini baru pulang? Emang tadi MOS-nya ngapain aja?"
"Nanti deh bun ceritanya, cape, mau istirahat."
"Iya, mandi dulu gih, terus sholat, setelah itu langsung turun ya, makan dulu."
"Huum, iyaiya bun."
*****
Setelah cavea selesai sholat dan lain sebagainya, seperti biasa dia asyik mendengarkan lagu di kamarnya yang bernuansa putih dan hitam. Rebahan di atas kasur kesayangannya yang berada di dekat meja belajarnya.
Tidak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka. Seorang wanita cantik berhijab masuk ke kamar dan melangkahkan kakinya mendekati Cavea. Tentu saja dia bunda Cavea.
"Adek!" Panggil Aisha.
Cavea menoleh.
"Bunda? Ada apa bun?""Ngapain?"
"Gak ngapa-ngapain, cuma dengerin lagu doang, kenapa emang bun?"
"Ooh, turun yuk, makan dulu"
"Oh iya, yaudah bunda duluan aja, nanti Cavea nyusul"
Ucap Cavea kepada sang bunda seraya membulatkan jarinya membentuk huruf O."Iya udah deh, jangan lama-lama, bunda turun dulu ya."
"Iya."
Cavea meletakkan ponselnya di atas meja belajarnya, berdampingan dengan deretan novel-novelnya. Ralat, novel abangnya.
Lalu Cavea turun dari kamar tercintanya."Bun!"
"Iya? Duduk dulu gih!"
"Huum."
"Sini makan, dari tadi bunda sama ayah udah nungguin kamu loh sayang."
"Iya, maaf. Terus ayah Sekarang dimana?"
"Ayah kebelakang sebentar"
"Ooh"
*****
Selesai makan malam, keluarga Cavea membiasakan untuk berkumpul di ruang keluarga sembari menonton televisi.
"Oh iya, tadi MOS-nya gimana dek?"
Tanya sang bunda."Hm, gimana ya? Ya gitu, di kasih arahan sama senior-seniornya, terus perkenalan, abis itu kegiatan."
"Ooh, tapi kok lama banget sih pulangnya?""Ooh, itu tadi Cavea minta anterin ayah ke Gramedia dulu, cari buku."
"Pantesan"
"Hehe iya, bang Lino belum pulang ya bun?"
"Abang kamu masih di jalan, kayanya sebentar lagi udah sampai."
"Jadi pulang sekarang?"
"Iya lah, Abang kamu kan libur dek"
"Serius bun?"
Tanya cavea sekali lagi dengan raut wajah yang sedikit kaget."Iya dek, kenapa sih?"
"Mampus gua!"
Ucap Cavea pelan. Sehingga tidak begitu terdengar di telinga bunda Cavea."Cavea ke kamar dulu ya ayah, bunda."
Sembari berlari tidak karuan, seperti halnya di kejar maling.Braakk!!
"Au!" Ringis Cavea.
Dia tersungkur di depan pintu kamarnya yang masih tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
we are?
Novela Juvenil"We are?" Kisah persahabatan sekaligus percintaan yang menjadi satu, tanpa ada kata "pacaran". Dua hati yang tersatukan tanpa kesengajaan. Dua sahabat yang mempunyai sebuah Promise tersendiri.