Cinta bukan hanya perihal dua hati yang saling mengikat.
Tapi cinta juga tentang siapa yang akhirnya memutuskan untuk di tempat, ditengah ego yang ujungnya akan menjadi hilangnya alasan untuk menetap*****
Ini sudah hari ke-10 sejak Lingga dan antek-anteknya di skors dari sekolah. Ku ketahui dari Milly jika masa hukuman Lingga dan teman-temannya adalah selama dua minggu, dan itu sama saja dengan dua kali lipat hukuman Milly.
Dan yang kuketahui selama di skors, Lingga memilih menginap di rumah Sagara. Eh, tapi kalian jangan berfikir jika aku memata-matainya ya. Aku berkata seperti ini karena Vanya dan Aleta yang notabenya adalah pacar dari dua inti geng Ander memberitahuku. Selain itu, aku juga kerap melihat anak Ander terutama para intinya kerap berseliweran lewat rumahku.
Kuperingatkan jangan mengolok-ngolokku dulu ya. Karena aku masih sedikit kesal dengannya. Saat aku menasehatinya di depan rumah Gara waktu dia mengejarku itu, bukannya berterimakasih dia malah langsung berbalik badan dan meninggalkanku sendirian. Dasar fakboi memang!
Aku cukup tau diri juga sebenarnya. Toh difikir-fikir untuk apa dia menuruti perkataanku. Memang aku sepenting apa baginya? Jika dibilang teman, bertegur sapa pun tidak pernah. Dibilang dekat, itupun sudah berakhir cukup lama. Karena kenyataannya kami berdua hanyalah sepasang remaja dengan emosi yang masih meledak-ledak dan didominasi sikap egois yang ingin merasa menang sendiri.
"Woi!Shen!"
Aku tersadar dari lamunanku dan menemukan Jordhi bersama Wisnu yang berboncengan menghentikan motornya di depan pagar rumahku.
"Apasih lo berdua! Ganggu orang aja!"
"Kita mah cuma nyadarin lo takutnya lagi kesurupan."
"Lo berdua tuh yang setannya banyak."
"Galak amat sih. Kita kan sebagai teman yang baik harus selalu peduli pada temannya yang kesusahan." Sambar Wisnu.
"Mau ikut party di rumahnya Gara nggak, Shen? Ada Lingga noh."
Mendengar ocehan kedua orang di depanku ini aku hanya mendengus kesal.
"Nggak. Makasih."
"Bener-"
"Lo berdua nggak pergi gue semprot pake selang nih." Aku mengancam mereka berdua sembari memegang selang yang biasanya digunakan untuk menyiram tanaman di pekarangan rumahku.
"Eh, eh, iya iya kita pergi."
"Bye, cewek body goals," Ucap mereka bersamaan
Aku kembali memutar bola mataku mendengar panggilan nyleneh mereka berdua itu. Body goals katanya, hahaha. Tapi kuakui tubuhku memang cukup proporsional untuk ukuran wanita sih, jadi ucapan mereka tidak sepenuhnya salah.
**Alingga**
Rasanya kamus bahasa inggris yang sangat tebal di depanku ini ingin ku lemparkan sekarang juga ke kepala Vanya yang sejak tadi terus mengoceh tanpa henti di depanku.
"Diem dulu, nyet. Lagi puyeng nih gue." ungkapku akhirnya.
"Bentar ngapa, Shen. Ini si Gandhi emang cari mati. Masa lagi di skors udah mau bikin masalah lagi sih. Gila tuh anak."
Duh! Kalau ada masalah begini, pasti akan ada satu lagi-
"VANYA! VANYA!" Tuhkan, baru kubilang! Ada satu lagi yang bakal memenuhi isi kelasku dengan suara toanya.
"LETAA! UDAH TAU GANDHI SAMA GARA MAU CARI MATI LAGI?!"
"GILA UDAH! KITA HARUS HENTIIN"
"LAH LO BENER! GILA AJA MEREKA! HUKUMAN SKORS AJA BELUM KELAR."
"Berisik anjir! Ini kalo gue nggak belajar lo semua nggak bakal dapet contekan ya!" Aku ikut berteriak kesal.
"Yah, Shen sensi benget sih? Pms mbak lagian?"
"Lo kalo nggak diem nggak gue kasih bocoran soal ya, Let." Ancamku.
"Eh,eh, jangan dong. Yaudah, nanti kita bicarain pulang sekolah ya, Van. Bye ciwi-ciwiku smwaaa."
Setelah melakukan kiss bye padaku dan teman-temanku, Aleta pergi meninggalkan kelasku dengan gaya centil khasnya. Aku heran sebenarnya, kenapa cowok se cool dan sebaik Gara bisa dapat cewek modelan Aleta yang cemburuan dan posesifnya gila-gilaan.
"Kenapa sih, Shen. Lagi ada masalah lo?" Vanya bertanya setelah menyadari ada yang salah denganku.
Aku hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Vanya sebagai tanda kalau aku sedang tidak ingin membicarakan masalahku.
"Shen, gue tanya jujur nih ya?" Vanya berkata setelah beberapa saat terdiam.
"Hmm?" Jawabku singkat
"Lo masih suka kan sama Lingga?"
"Hah? Apaan sih, jangan ngaco deh."
"Gue bilangin ya, Shen," Kata Reta yang entah sejak kapan ikut mendengar pembicaraanku dengan Vanya. "Cewek kalo khawatir itu, tandanya suka."
*****
Tbc
Pertama-tama aku mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga puasa kalian dilancarkan.
Di part ini Lingganya diumpetin dulu ya, biar nggak ilang hehe
Jangan lupa vote dan comentnyaWith love,
@malebillu
KAMU SEDANG MEMBACA
Alingga
Подростковая литератураTentang rasa yang masih saling terikat, tetapi terhalang ego yang selalu berhasil menorehkan jarak.