Uni Adek

21.5K 918 30
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca

Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak

***

Akhir pekan ini benar-benar Afka gunakan waktu sebaik-baiknya bersama keluarga tercinta. Kesibukannya di dunia kerja benar-benar membuatnya harus pandai membagi waktu, untuk istri dan Anaknya.

Hari ini mereka akan berkunjung ke rumah sang mama. Dari minggu kemaren kedua orang tuanya itu sudah sibuk menyuruhnya untuk membawa anak beserta sang istri untuk menginap di sana.

"Adek, udah siap belum?" Afka masuk kembali ke dalam kamarnya setelah tadi keluar untuk memanaskan mobil.

"Elum, cebental ya, Yah. Adek andan duyu," katanya sambil menatap sang Ayah yang sekarang tengah berjalan ke arahnya dan sang Ibu.

Kiya mendongakan sedikit kepalanya agar ibunya bisa memakaikan bedak.

"Dah antik beyum?" tanyanya sambil memasang pose terbaik. Jangan ditanya dari mana Kiya belajar hal itu, tentu saja Ontynya. Teman sejagatnya dalam segala hal, termasuk memeras duit Ayahnya.

"Eleh, cantikan juga Ibu, Dek," goda Ayana sambil mencolek dagu sang anak, tak lupa dipasangkannya bando cantik untuk menghiasi kepala mungil Kiya yang membuat kecantikan anaknya itu semakin paripurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eleh, cantikan juga Ibu, Dek," goda Ayana sambil mencolek dagu sang anak, tak lupa dipasangkannya bando cantik untuk menghiasi kepala mungil Kiya yang membuat kecantikan anaknya itu semakin paripurna.

"No, antik Adek, Mbu ey. Ya Yayah tan, antik Adek?" Kiya mencoba mencari pembenaran.

"Manalah, cantik Ibu kan, Yah?"

Afka menggeleng pelan, lalu tersenyum kecil. Seperti inilah sikap Ayana jika sedang menggoda Kiya, ibu satu anak itu paling pandai membuat anaknya kesal.

"Jangan mulai, Bu. Tangannya makin sakit, loh." Beritahu Afka pada istrinya, dia masih ingat kejadian beberapa hari yang lalu saat hidungnya menjadi korban kekesalan Kiya.

"Analah ey, olang Adek antik tok, anya Onty. Ta nya Dek ni antik, bitin demes. Ya tan, Yah?" Bibir mungil itu mulai maju mundur pertanda kesalnya mulai terasa.

Mendengar itu Afka hanya bisa menghela nafasnya, lalu mengangguk kecil saat mata sang anak mulai menajam menatapnya. "Iya, Adek paling cantik, paling gemesin. Ibu mah jauh." Cari aman dari pada kena tabok kembali.

Kiya tersenyum bahagia mendengar jawaban Ayahnya, sedangkan Ayana menatap Afka tajam.

"Oh, gitu ya, Yah. Awas aja nanti peluk-peluk istri buluk ini ya. Ibu ngak mau."

Afka merutuki bibirnya yang berbicara ngaur bin ngelantur barusan. Dia lupa istrinya itu masih dalam pengaruh hormon menyeramkan.

"Ya, jangan gitu dong, Bu. Becanda tadi tu mah."

"Bodo."

"Tadi itu maksudnya Ibu jauh lebih cantik, Bu ...."

"Analah ey, Adek antik lah. Mbu antik uga ... ikit pi nya." Kiya tidak terima Ayahnya berubah pendapat.

Happy familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang